Sejarah candi Borobudur, kemegahan arsitektur dan bangunan candi Borobudur tak lepas dari kedigjayaan bangsa Indonesia pada masa lampau.
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.(sumber Wikipedia)
Arti dibalik Nama Borobudur
Sebagai warga Indonesia kita patut berbangga dan bersyukur karena bangunan candi Borobudur pernah masuk dalam deretan 7 keajaiban dunia. Maka dari itu marilah kita jaga warisan leluhur ini dengan baik.
Nama Borobudur sendiri berarti ‘Vihara Buddha Uhr’ yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti Biara Buddha di bukit. Memang saat itu, Borobudur terletak di sebuah bukit.
Candi Borobudur memiliki tinggi yang mencapai 42 meter, namun saat ditemukan dan hingga kini tingginya adalah 34,5 meter saja.
Ada tingkatan yang memang terkubur, dan dibiarkan terkubur karena alasan menguatkan pondasi candi. Alasan kedua adalah karena tingkatan terbawah memiliki gambar panel hubungan suami istri.
Candi Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di candi Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak.
Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Sekilas tentang Sejarah Pembangunan Candi Borobudur
Pembangunan candi-candi Buddha, termasuk sejarah candi Borobudur yang saat itu dilakukan, diperkirakan karena pewaris Sanjaya. Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi.
Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada sangha (komunitas Buddha). Untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara. Sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi.
Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa bagi masyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik. Dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya.
Akan tetapi diduga terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu. Antara wangsa Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa. Dimana kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko.
Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra.
Akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.
Napak Tilas Sejarah Candi Borobudur
Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun candi Borobudur dan apa kegunaannya.
Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9.
Diperkirakan candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 M. Dalam kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, merupakan masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya.
Pembangunan candi Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75-100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825M.
Kesimpulannya, sejarah candi Borobudur mulai dibangun pada abad ke-8 yang mana saat itu (wilayah Magelang saat ini) dikuasai oleh Dinasti Syailendra yang dipimpin oleh Raja Samaratungga.
Raja kemudian bertitah untuk membangun sebuah candi yang kala itu dipimpin oleh seorang arsitek bernama Gunadharma .Meskipun sebenarnya terdapat kesimpangsiuran fakta agama apa yang dianut oleh wangsa Syailendra tersebut.
Akhirnya candi Borobudur dapat diselesaikan dalam waktu 50-70 tahun kemudian. Sayangnya, konon katanya Gunadharma sendiri tidak melihat hasil akhirnya.
Sempat Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia
Sejarah candi Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam di Indonesia.
Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.
Sejak saat itu candi Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali).
Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO. Kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 1991, isinya adalah sebagai berikut :
- Brobudur masuk dalam kriteria Budaya,
- mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius,
- menampilkan pertukaran penting dalam nilai-nilai manusiawi dalam rentang waktu tertentu di dalam suatu wilayah budaya di dunia, dalam pembangunan arsitektur dan teknologi, seni yang monumental, perencanaan tata kota dan rancangan lansekap,
- secara langsung dan jelas dihubungkan dengan suatu peristiwa atau tradisi yang hidup, dengan gagasan atau dengan kepercayaan, dengan karya seni artistik dan karya sastra yang memiliki makna universal yang luar biasa.
Kendati kini Candi Borobudur tidak lagi masuk dalam 7 keajaiban dunia, namun Borobudur tetap masuk dalam Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991 setelah restorasi panjang terhadap candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
Borobudur juga masuk dalam daftar memori dunia, diusulkan bersama Cerita Panji, Gerakan Non-Blok, dan Tsunami Aceh.
Akhirnya yang masuk ke dalam daftar Memori Dunia milik UNESCO dari Indonesia adalah I La Galigo dari Sulawesi, Negarakertagama, Babad Diponegoro, serta Konferensi Asia-Afrika. Hal ini menunjukkan betapa kayanya sejarah dan budaya Indonesia di mata dunia.
Sekilas sejarah candi Borobudur yang dapat kami kumpulkan, setelah pemugaran besar-besaran pada 1973 yang didukung oleh UNESCO.
Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha, meski kemudian letusan Gunung Merapi pada Oktober dan November 2010 berdampak pada bangunan candi ini. Demikian ulasan tentang sejarah candi Borobudur. Semoga bermanfaat!
Keyword: sejarah candi Borobudur
Originally posted 2020-05-15 16:57:49.