Perkembangan Islam Di Indonesia dari Masa ke Masa

Perkembangan Islam Di Indonesia – Perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia.

Masuknya Islam ke Indonesia juga dapat membungkam mulut dunia yang mengatakan kalau pertumbuhan dan penyebaran Islam yang cepat adalah karena adanya pemaksaan untuk masuk Islam.

Islam masuk sama halnya dengan para penjajah Belanda, yaitu dengan tujuan berdagang.

Perbedaan antara Islam dengan negara-negara Eropa adalah Islam masuk dengan berdagang sembari berdakwah dengan damai.

Sedangkan negara-negara Eropa masuk ke Indonesi mempunyai misi yang mereka sebut dengan Gold, Glory, Gospel.


Perkembangan Islam Di Indonesia


Tidak hanya datang untuk berdangan negara-negara Eropa, seperti Belanda menginginkan kekayaan dan kekuasaan di negeri yang didatanginya.

Tak hanya itu misi yang mereka sebut dengan Gospel adalah menyebarkan agama Nasrani di tempat jajahan mereka.

Hal ini juga bisa menjawab pertanyaan mengapa di Indonesia mayoritas agamanya adalah Islam.

Datangnya Islam tidak mengusir agama yang sebelumnya ada di Indonesia, seperti animisme-dinamisme, dan Hindu-Budha.

Orang-orang sendiri yang memilih Islam sebagai agama mereka. Itulah mengapa banyak budaya Indonesia, terutama budaya Jawa yang merupakan akulturasi antara Islam dengan Hindu-Budha.

Agama yang memang datang dengan damai tentu diterima dengan baik oleh masyarakat. Berbeda dengan agama yang datang karena paksaan apalagi paksaan dari para penjajah tanah air.

Oleh karena itu, mayoritas agama di Indonesia adalah Islam meskipun terkadang berbeda pandangan.

Sejarah Awal Perkembangan Islam Di Indonesia

Bukti akan sejarah perkembangan Islam di Nusantara umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang masuknya Islam ke Indonesia terbatas.

Perdebatan diantara peneliti tentang bagaimana Islam datang ke Indonesia juga terkadang menimbulkan pertentangan.

Ada yang berpendapat kalau Islam masuk ke Indonesia di akhir abad pertengahan atau setelah adanya agama Hindu-Budha di Indonesia.

Adapula yang berpendapat bahwasannya pribumi yang sudah memeluk agama Islam berdiam di tempat terpencil sebelum pada akhirnya banyak pedagang-pedagang Arab yang masuk ke Indonesia.

Pendapat mengenai hal ini dikarenakan beberapa peninggalan-peninggalan seperti batu nisan yang usianya sudah berabad-abad.

Sayangnya, baik pemerintah kolonial Belanda maupun Republik Indonesia lebih memilih untuk meneliti situs peninggalan Hindu-Budha dalam alokasi sumberdaya untuk penggalian dan pelestarian purbakala.

Sejarah berdirinya Islam kurang mendapat perhatian dan alokasi dana lebih di titik beratkan pada pembangunan masjid-masjid baru daripada mengeksplorasi yang lama.

Menurut catatan sejarah Indonesia Islam masuk ke Indonesia di abad ke 14 hingga 19 Masehi.

Sedangkan menurut catatan sejarah Islam dunia Ekspansi ke wilayah Asia termasuk juga Indonesia dimulai sejak Daulah Umayyah dan Abbasiyah yang berarti sudah dimulai sejak awal abad pertengahan.

Kira-kira Islam masuk ke Indonesia di abad ke 6 atau 7 Masehi sama halnya dengan masuknya Islam ke India.

Bukanlah pedagang dari Gujarat yang menyebarkan Islam ke Indonesia tetapi para penjelajah Arab sendiri yang berdakwa sambil berdagang ke wilayah-wilayah Asia.

Namun, setelah beberapa abad Islam masuk ke India para pedagang dari India juga mulai menjelajah Asia untuk berdakwah termasuk juga masuk ke Indonesia di akhir abad pertengahan.

Masuknya Islam Ke Wilayah Nusantara

Pada mulanya sejarawan meyakini bahwa Islam menyebar di masyarakat Nusantara dengan cara damai dan berlangsung dari abad ke 14 – 19 Masehi.

Hanya saja sejak Abad pertengahan orang Arab bahkan telah sampai ke Kanton. Mengenai bagaimana dan siapa yang menyebarkan Islam ke Indonesia masih menjadi perdebatan diantara beberapa pendapat.

Pertama adalah teori Gujarat, India dimana para pedagang dari Gujarat, India masuk ke Indonesia mulai akhir abad ke 13 Masehi untuk berdagang sambil berdakwah Islam.

Kedua adalah teori Makkah, dimana Islam disebarkan langsung dari Timur Tengah oleh para pedagang Arab Muslim sekitar abad ke 7 Masehi.

Ketiga adalah teori Persia (Iran), dimana Islam tiba di Indonesia melalui peran pedagang mereka yang singgah di Gujarat sebelum akhirnya ke tanah Indonesia.

Teori yang ketiga secara tidak langsung menegaskan bukanlah orang asli Gujarat yang datang dari Indonesia, tapi pedangan Persia.

Pendapat mengenai teori ketiga ini dikuatkan dnegan adanya kata-kata dalam bahasa Persia di hikayat-hikayat Melayu.

Abdul Malik Karim Amrullah, ahli sejarah Barat menganggap peryataan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada Abad ke 13 adalah tidak benar.

Dia berpendapat bahwa di tahun 625 Masehi sebuah naskah Tiongkok menjelaskan kelompok bangsa Arab telah bermukim di pantai Barat Sumatra (Barus).

Pernyataan yang hampir sama juga dikemukakan oleh Thomas Walter Arnold bahwasannya mungkin saja Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad awal tahun Hijriyah yang berarti sekitar abad ke 6 atau 7 Masehi.

Apalagi kepulauan Indonesia telah disebut-sebut dalam tulisan ahli-ahli geografi Arab.

Islam di Masa Kolonial

Kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang di abad ke 17 Masehi. Lama kelamaan mereka yang awalnya datang untuk berdagang justru menjajah negeri ini.

Belanda datang dengan kamar dagangnya, yaitu VOC yang mulai berambisi menguasai seluruh wilayah Indonesia. Aceh menjadi satu-satunya wilayah Indonesia yang tidak berhasil ditaklukkan oleh VOC.

Ketika para penjajah datang para ulama kala itu mengubah pesantren menjadi markas-markas perjuangan.

Hingga para santrinya menjadi pasukan yang siap melawan para penjajah dengan kyainya sebagai panglima perang.

Kekuatan-keutan kecil dari umat Islam inilah yang menjadi kekuatan perlawanan terhadap para penjajah.

Ini dapat dibuktikan dalam hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang isinya tentang syair-syair berisi seruan perjuangan.

Penyebaran Penduduk Muslim

Sebagian besar penduduk Indonesia yang beragama Islam berada di wilayah Indonesia bagian barat, seperti di Pulau Sumatra, Jawa, Madura, dan Kalimantan.

Sedangkan di wilayah Timur Indonesia penduduk Muslim banyak tersebar di wilayah Sulawesi, NTB, dan Maluku Utara.

Transmigrasi penduduk dari Jawa dan Madura secara besar-besaran di Era Suharto ke berbagai wilayah termasuk Timur Indonesia menyebabkan bertambahnya jumlah Muslim disana.

Bukti Perkembangan Islam di Indonesia

Keberadaan Islam di tanah air juga berpengaruh pada bidang arsitektur, pendidikan, hingga politik.

Contoh bangunan yang mengadaptasi arsitektur Islam adalah rumah Betawi. Teras lebar dengan bale-bale untuk tempat berkumpul merupakan ciri khas arsitektur rumah Muslim pada masa itu.

Ratusan ribu masjid yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia juga menjadi salah satu bukti perkembangan Islam di tanah air.

Uniknya lagi masjid-masjid di tanah air tidak dikelola langsung oleh pemerintah. Masyarakat secara swadaya membangun dan merawat masjid-masjid yang ada.

Pesantren merupakan sistem pendidikan Islam yang ada di tanah Air. Pesantren sekaligus sebagai bukti perkembangan Islam di nusantara juga berpengaruh hingga ke bidang pendidikan.

Kementrian Agama merupakan instansi yang bertanggung jawab akan pendidikan dengan sistem Islam di Indonesia.

Banyaknya partai politik di Indonesia yang berasaskan Islam juga merupakan bukti perkembangan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini.

Tak hanya itu bahkan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila juga berasal dari Al Quran.

Demikian penjelasan kami mengenai Perkembangan Islam Di Indonesia dari Masa ke Masa. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-07-31 15:00:58.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.