Agama Islam di Indonesia – Seperti yang sama-sama kita ketahui mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam.
Padahal menurut sejarah, agama yang pertama kali masuk dan berpengaruh besar dalam peradaban Nusantara adalah Hindu-Budha.
Islam baru masuk ke Indonesia setelah Kerajaan Hindu-Budha mengalami kemunduran.
Pengaruh Islam dibawa oleh para saudagar dari Timur Tengah, India, maupun China yang singgah ke Indonesia untuk berdagang.
Adapun Kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah air yaitu Kerajaan Perlak di Aceh.
Lalu mengapa agama Islam bisa bertahan lama dan menjadi agama mayoritas 80% penduduk Indonesia hingga kini?
Terdapat beberapa alasan mengapa agama Islam diterima dengan sangat baik di Indonesia.
Jika ditilik dari sejarah, penyebabnya adalah sifat keterbukaan dan paternalistik yang dianut masyarakat Nusantara pada zaman dahulu.
Sehingga ajaran dan pengaruh budaya dari manapun mudah masuk ke tanah air ini.
Alasan Agama Islam Mudah Diterima di Indonesia
Lalu asalan apa selanjutnya yang membuat Islam bertahan sangat lama dan mudah diterima di tengah-tengah masyarakat?
Padahal dahulunya nenek moyang kita menganut kebanyakan penganut animism dan dinamism. Berikut ulasan lengkapnya:
1. Syarat Masuk Islam Mudah
Ketika seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat (أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ) disaksikan oleh dua orang muslim lainnya, maka orang tersebut sudah sah memeluk agama Islam.
Proses masuk Islam yang tidak rumit membuat Islam mudah diterima oleh masyarakat.
Tanpa harus membedakan kasta ataupun tahta, siapa saja dapat memeluk Islam dengan meyakini Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Rasul-Nya.
2. Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha terbesar di Nusantara, masa kejayaannya berada di bawah pimpinan Raja Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gadjah Mada.
Sepeninggalan kedua orang paling berpengaruh tersebut, Kerajaan Majapahit terus mengalami kemunduran hingga runtuh pada akhir abad ke-15.
Sejak saat itu Kesultanan pun dengan mudah berkembang di berbagai daerah Nusantara. Mulai dari Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon, hingga Kesultanan Ternate-Tidore.
Berdirinya kesultanan tentu saja mempengaruhi sistem politik di Indonesia.
Penyebaran Islam meluas hingga menguasai hampir ke seluruh tanah Jawa, Sumatera, dan meluas hingga ke Sulawesi yang kala itu dikenal sebagai Celebes (Maluku).
3. Peran Wali Songo
Islam cepat diterima di Indonesia terutama di tanah Jawa tak lain karena peran Wali Songo.
Para wali berdakwah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui budaya. Seperti memanfaatkan kesenian wayang dalam mengajarkan Islam dan Ketuhanan.
Wali Songo berhasil membawa Islam tanpa meninggalkan tradisi dan kebiasaan masyarakat sekitar.
Pengemasan ajaran agama dan tradisi menjadi kesatuan yang menarik, sehingga banyak masyarakat tertarik dan mempelajari Islam lebih dalam lagi.
Tidak hanya memanfaatkan kesenian wayang, Sunan Bonang bahkan menggunakan alat musik gamelan dan gending sebagai media untuk berdakwah.
4. Tidak Mengenal Sistem Kasta
Seperti yang sempat disinggung tadi bahwa Islam tidak memandang tahta dan kasta bagi siapapun yang ingin memeluknya.
Sistem stratifikasi sosial ini didasarkan pada status sosial seseorang secara turun temurun.
Hal ini lama dianut oleh masyarakat Indonesia jauh sebelum ajaran agama Islam tersebar.
Dimana status keturunan menjadi penentu penetapan peran sosial, aturan pernikahan, pekerjaan, hingga pengelompokan norma yang berlaku.
Islam adalah agama yang mengedepankan kesetaraan antar umat manusia. Kala itu, disaat Nusantara masih mengenal sistem kasta, Islam hadir ibarat angin segar yang langsung disambut baik oleh masyarakat luas.
Kedudukan seseorang di dalam Islam sama, baik itu antara si kaya dan si miskin, raja dan rakyatnya, maupun keturunan bangsawan atau rakyat biasa.
Semuanya sama di mata agama, kecuali tingkat ketakwaan masing-masing individu kepada Tuhannya, berhubungan langsung dengan Allah SWT.
5. Bertumpu Pada Kedamaian
Sesuai dengan artinya (Islam berarti damai), Islam merupakan agama yang menyerukan perdamaian dan kesejahteraan.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu hidup berdampingan dan jangan pernah saling menyakiti.
Jika pun terpaksa harus berperang harus karena alasan yang jelas.
Misalnya pada zaman dahulu Nabi memutuskan untuk berperang melawan kaum kafir karena sudah tidak tahan melihat umatnya disiksa, dijarah, dan dirampas hak-haknya.
Dalam berperang pun Nabi memerintahkan kaumnya untuk tidak menyakiti orang tua, pekerja/ petani, janda, dan anak-anak.
Pada intinya Islam mengajarkan untuk cinta damai dan lebih baik menyelesaikan perselisihan dengan musyawarah.
6. Disebarkan Lewat Kedamaian
Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, para wali menyebarkan Islam di Indonesia lewat jalan kedamaian.
Melalui kesenian yang beragam Islam mudah diterima oleh masyarakat, meskipun pemahaman nya tidak langsung secara keseluruhan.
Pada zaman dahulu kala penyebaran Islam masih mengikuti budaya leluhur di Nusantara seperti memperbolehkan cara kenduri.
Namun pada ritual berkirim doa kepada leluhur ini, mulai diselipkan doa-doa dengan menyebut nama Allah di dalamnya.
Perlahan-lahan kebiasaan-kebiasaan berbau klenik tersebut mulai ditinggalkan, dan kini masyarakat sudah mulai hidup secara modern.
7. Islam Bersifat Fleksibel
Dalam hal ini syarat melaksanakan ibadah di Islam sangat memperhatikan kondisi seorang individu.
Misal dalam keadaan sakit anda diperbolehkan sholat dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu duduk, maka dalam keadaan berbaring, jika tidak mampu juga maka dengan isyarat.
Tidak ada keterpaksaan di dalam Islam, selama kita menjalankan dengan hati yang ikhlas.
Contoh lainnya yaitu keringanan bagi yang membatalkan puasa karena sebab tertentu. Mereka boleh mengganti puasanya di hari lain ketika sudah mampu berpuasa kembali.
8. Kesamaan dengan Sifat Masyarakat
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Islam memiliki kesamaan dengan keramah tamahan masyarakat Indonesia.
Sifat saling tolong-menolong dan bahu membahu sejajar dengan nilai kesejahteraan yang diajarkan di dalam Islam.
Tanpa membedakan ras, suku, bahasa, maupun kasta Islam berhasil mempersatukan masyarakat Nusantara tanpa pengecualian.
Ajakan menyebar kebaikan dalam Islam selaras dengan keinginan masyarakat yang ingin hidup rukun tanpa saling membedakan.
9. Ajaran Tasawuf yang Sudah Melekat Sebelumnya
Ajaran tasawuf awalnya sudah pernah dikenalkan oleh agama Hindu. Sehingga ajaran yang dibawa oleh Muslim Gujarat, India ini mudah masuk dan meresap di hati masyarakat.
Kala itu penduduk Nusantara mayoritas menganut agama Hindu mulai menerima ajaran agama Islam dan mengimaninya.
10. Al-Qur’an
Keberadaan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup membuat Islam semakin mudah diterima di Indonesia.
Kitab terakhir yang Allah Turunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini dijadikan sebagai pedoman dalam berdakwah.
Di dalamnya juga terkandung kisah dan sejarah umat Islam terdahulu di zaman para Nabi.
Selain itu lantunan ayat suci yang sering dikumandangkan membuat mereka yang meyakininya merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupan.
11. Budaya Paternalistik
Sebuah budaya yang mengikuti kepercayaan tokoh maupun orang yang berpengaruh di masyarakat.
Masyarakat Indonesia cenderung akan mengikuti keyakinan orang-orang yang dihormatinya, misal para Kyai, Ulama, Raja, maupun tokoh masyarakat lainnya.
Peran Kyai dan Ulama sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Terutama ketika kekuasaan kerajaan Islam mulai dipengaruhi oleh kaum bangsawan dan kerajaan lainnya. Saat itu tokoh yang dijadikan panutan oleh warga adalah sosok para Kyai dan Ulama.
Hal ini dibuktikan dengan terus diadakannya haul untuk para Kyai dan Guru di berbagai daerah di Indonesa.
Haul merupakan bentuk penghormatan para murid dan penerusnya dalam mengenang jasa-jasa Ulama yang telah lebih dulu meninggalkan mereka.
Pada intinya konsep penyebaran Islam mempertimbangkan akulturasi budaya, kedamaian antar umat, serta tanpa kekerasan.
Penyebaran Islam tidak menentang tradisi adat dan budaya yang sudah berkembang terlebih dahulu di tengah-tengah masyarakat.
Sehingga masyarakat dengan mudah menerima ajaran Islam, meski pada awalnya mayoritas sudah menganut agama Hindu.
Demikian ulasan mengenai alasan agama Islam diterima di Indonesia dengan mudah.
Semoga tulisan ini mampu meningkatkan wawasan kita dan juga menambah tingkat keimanan kita semua. Aamiin.