Suku Indian | “Native American” yang Menjadi Minoritas di Negeri Sendiri

Native American begitulah orang-orang dari Suku Indian disebut. Mereka merupakan penduduk asli Amerika yang kini justru menjadi kaum minoritas di kampung halamannya sendiri. Suku Indian merupakan hasil pencampuran bangsa Amurian dan ras Mongolia yang pertama kali datang ke daratan Amerika.

Bangsa Amurian diduga pertama kali datang ke benua Amerika kira-kira 20-000-50.000 tahun yang lalu, disusul kemudian oleh bangsa ras Mongolia. Kedua bangsa ini berbaur hingga melahirkan keturunan baru yang disebut sebagai American Indians (Amerind).

Nama Indian sendiri merupakan kekeliruan para pelaut Eropa yang dipimpin oleh Christoper Columbus. Ia mengira bahwa daratan benua Amerika yang didatanginya merupakan India, sehingga ia menyebut penduduk setempat sebagai “Indians”.

Padahal masyarakat asli Amerika sendiri tidak pernah menyebut diri mereka sebagai Indians sebelumnya. Hingga kini penduduk asli yang mendiami daratan Amerika terkenal dengan sebutan sebagai Suku Indian.\


Sejarah Asal-Usul Suku Indian


sapiens.org

Meskipun disebut sebagai suku asli benua Amerika namun sejarah mencatat jika penduduk Indian aslinya berasal dari benua Asia. Hal ini dibuktikan oleh ciri fisik mereka yang menunjukkan kekerabatan dengan bangsa Asia.

Seorang sejarawan menyebutkan bangsa Asia masuk ke Amerika melalui 3 periode pada zaman neolitikum. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, versi ini menyebutkan bahwa suku Indian lahir dari perpaduan antara bangsa Mongol dan Austronesia.

Gelombang pertama dimulai pada 13.000 tahun yang lalu saat bangsa Mongol dari Asia Timur Laut masuk ke Amerika Utara melalui Selat Bering. Bangsa Mongol kala itu hidup mengikuti arah perpindahan hewan buruan hingga mereka menetap di Amerika.

Gelombang kedua dilakukan oleh bangsa Austronesia yang menjelajah dari barat ke timur hingga tiba di Amerika Selatan lewat lautan Pasifik. Kelompok ini juga menjalani kehidupan dengan cara bergantung kepada hasil alam.

Gelombang ketiga kembali dilakukan oleh pelaut Austronesia mengikuti arus laut dari New Zealand dan Asia Timur hingga tiba di Amerika Selatan. Gelombang perpindahan ini pada akhirnya mempertemukan kedua bangsa dan membentuk kelompok baru yang dinamai olehColumbus sebagai Suku Indian.

Versi lain menyebutkan jauh kurang lebih 20.000-50.000 tahun yang lalu, bangsa pertama kali masuk ke Amerika adalah bangsa Amurian dari Siberia, Rusia. Mereka menyeberangi Selat Bering hingga sampai di benua Amerika.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perpaduan antara bangsa Amurian dan bangsa Mongol menjadi cikal bakal terbentuknya suku Indian. Gelombang kedua disusul oleh bangsa Mongol yang masuk ke Amerika pada awal abad ke-1 Masehi.

Mengikuti nenek moyangnya, suku Indian hidup nomaden tersebar di seluruh pelosok benua Amerika utara hingga ke selatan. Pola hidup mereka sangat bergantung kepada alam, dimana mengikuti sumber hewan buruan untuk bisa bertahan hidup.

Perkembangan Peradaban Suku Indian

Suku Indian
positive.news

Seiring perkembangan waktu bangsa yang kebanyakan hidup dengan bercocok tanam ini terbagi ke dalam berbagai sub-suku dengan peradabannya masing-masing. Meskipun bangsa Eropa memandang penduduk asli Amerika sebagai suku Indian, namun kelompok ini terbagi lagi ke dalam beberapa etnis.

Apache

Sebuah sumber menyebutkan jika populasi suku Apache yang tersisa hingga kini kurang lebih berjumlah 11.000 jiwa. Mereka tersebar di Oklahoma, Arizona, dan New Meksiko. Dahulunya mereka tinggal di barat daya Meksiko dan Arizona bagian tenggara hingga pindah ke bagian selatan Amerika.

Suku Apache dikenal dengan strategi perangnya yang handal serta berjiwa kesatria. Kebanyakan dari mereka mahir menunggang kuda, bahkan melatih kuda-kudanya untuk melacak jejak keberadaan musuh. Tentu saja selain ahli melatih kuda untuk melacak musuh, kelompok ini juga memiliki penciuman dan penglihatan yang tajam.

Suku ini terkenal dengan sejarah perperangannya dalam melawan penjajah kulit putih yang berusaha merebut tanah mereka karena kaya akan emas. Dalam perperangan melawan kulit putih tercatat kekalahan pertama suku Apache terjadi pada tahun 1886.

Sioux

Sioux adalah sebutan bagi penduduk asli yang menempati Amerika Utara. Nama ini merujuk pada salah satu dialek bahasa disebut Great Sioux Nation. Saat ini keberadaan masyarakat suku Sioux tersebar di beberapa daerah seperti Minnesota, Nebraska, Dakota, dan Montana Amerika Serikat.

Creek

Suku Creek dikenal dengan sebutan Peradaban Lima Bangsa karena menjadi suku yang dominan menempati daerah bagian tengah ke selatan. Oklahoma merupakan tanah utama bagi suku Indian yang disebut juga sebagai suku Muskogee ini.

Muskogee adalah bahasa keseharian yang digunakan oleh Suku Creek untuk berkomunikasi. Suku ini disebut sebagai Ochese Creek Indians oleh orang Inggris, dipanggil Masquachki oleh bangsa Delaware, dan dinamai Humaskogi oleh bangsa Shawnee.

Cherokee

Dalam bahasa perdagangan di daerah Amerika bagian tenggara suku ini juga disebut sebagai bangsa Chalakki. Sedangkan bahasa suku Cherokee sendiri menamakan diri mereka sebagai bangsa Tsalagi. Suku ini merupakan suku terbesar di daerah tenggara dan menjadi suku Indian pertama yang beradaptasi dengan budaya Eropa.

Navajo

Navajo merupakan suku Indian terbesar di Amerika Serikat dengan jumlah populasi kurang lebih sebanyak 200.000 jiwa. Bangsa ini menempati beberapa negara bagian AS seperti Arizona, Utah, dan New Mexico.

Dalam bahasa Spanyol Navajo artinya “orang dengan lapangan yang besar”, karena jumlah populasinya yang juga besar. Suku ini termasuk ke dalam suku Indian yang sudah maju, saat bangsa Eropa datang ke Amerika mereka sudah mengembangkan pertanian dalam skala kecil.

Suku Indian Kini

dw.com

Sejak bangsa Eropa mulai mengekspansi benua Amerika keberadaan penduduk asli Amerika yang berkulit kecoklatan ini mulai tergeser. Suku ini dianggap sebagai bangsa kuno dan terbelakang oleh bangsa kulit putih Eropa.

Tujuan bangsa Eropa datang ke Amerika adalah untuk menguasai sumber daya emas yang melimpah di tanah-tanah Amerika. Namun kedatangan yang disambut baik oleh penduduk asli Amerika ini justru dibalas dengan ketidak adilan.

Secara perlahan-lahan mulai keberadaan bangsa kulit hitam (suku Indian) mulai terancam punah. Kebudayaan mereka mulai tidak dihargai serta mereka dipaksa harus menggunakan bahasa Inggris. Bahasa asli kesukuan Indian mulai punah dan kebudayaan barat mulai berkuasa.

Berbagai benturan banyak terjadi antara kaum Indian dengan bangsa kulit putih Eropa. Suku Indian melakukan penculikan besar-besaran (kurang lebih 200 penculikan) terhadap bangsa kulit putih. Merupakan bentuk tindakan bangsa Indian dalam mempertahankan populasi dan tanah kelahiran mereka.

Meskipun korban penculikan diperlakukan dengan baik layaknya keluarga sendiri oleh suku Indian, namun peristiwa itu menjadi peringatan dan paranoia tersendiri bagi bangsa kulit putih. Menciptakan kesan ketakutan dan kebencian yang mendalam terhadap suku Indian yang bar bar.

Peristiwa penculikan ini dipicu oleh perlakuan tidak adil bangsa kulit putih kepada penduduk asli Amerika. Kala itu berbagai konflik dan perperangan terjadi hingga memakan banyak korban dari pihak bangsa Indian.

Bangsa Eropa bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan suku Indian. Terbilang tindakan bangsa kulit putih dalam memerangi suku Indian merupakan serangan terbanyak yang pernah dilakukan di dunia.

Berbagai perbedaan menjadi alasan perperangan ini. Mulai dari perbedaan kultur kebudayaan, keyakinan spiritual, warna kulit, perbedaan bahasa, hingga pandangan terhadap dunia. Kebencian yang rasial membuat penjajah kulit putih berpikir memusnahkan suku Indian dari peradaban dan kekristenan.

Berbagai peristiwa penting yang terekam oleh jejak sejarah diantaranya pembantaian Gnaddenhutten, pertempuran Tippecanoe, perang Creek, eksekusi Mankato, hingga pengusiran paksa. Ribuan orang Indian tewas, hingga kini keberadaan peradaban mereka hilang bak di telan bumi.

Originally posted 2020-05-29 10:00:32.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.