3 Rumah Adat Jawa Barat Berbentuk Panggung Khas Sunda

Rumah Adat Jawa Barat – Provinsi Jawa Barat memeliki beberapa desa Adat dimana tiap-tiap desa mempunyai rumah adatnya masing-masing. Sebut saja rumah adat Cikondang yang berada di Kampung Cikondang, Bandung, Jawa Barat. Asal muasal rumah adat ini berasal dari Desa adat Lamajang.


Rumah Adat Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat yang beribu kota di Kota Bandung memiliki luas wilayah 35.377,76 km². Jumlah penduduknya 48.683.861 jiwa yang didominasi oleh Suku Sunda. Selain Suku Sunda, penduduk asli Jawa Barat bersuku Betawi dan juga Cirebon.

Macam-Macam Rumah Adat Jawa Barat dan Cirinya

Ada beberapa jenis rumah adat dari Provinsi Jawa Barat, diantaranya ada Saung Ranggon, Citolang, Lengkong, Panjalin, Cikondang, dan Hajan Maulani.

Kebanyakan dari rumah tradisional tersebut berukuran sekitar 7×7 meter. Rangka dan tiang-tiangnya terdiri dari kayu. Begitu juga dinding yang terbuat dari kayu dan tanpa jendela. Tinggi rumah sekitar 2,5 meter dari permukaan tanah dengan bagian kolong rumah sebagai tempat pennyimpan pusaka untuk yang berbentuk rumah panggung.

Dilihat dari bentuk atapnya, rumah adat jawa barat terbagi menjadi beberapa tipe, yakni suhunan jolopong, tagog anjing, badak heuay, parahu kumureb, julang ngampak, dan jubleg nangkub. Sedangkan dari model pintunya terbagi menjadi dua, yakni rumah buka palayu dan buka pongpok.

Bagian-bagian rumah biasanya terdiri dari beberapa rangka. Ada golodong (tangga), kolong, tatapakan atau umpak, tihang, dinding, palupuh, pintu, jendela jalosi, ampig, lalangit, suhunan, pananggeuy, lincar, darurung, paneer, saroja, balandar, kuda-kuda, usuk, ereng, pamikul, pangheret, dan sisiku.

Susunan ruangannya biasanya terdiri dari baladongan, tepas, pangkeng, tengah imah, goah, dan pawon. Sistem pembagian rumahnya tergantung pada jenis atap yang digunakan.

Fungsi dari Ruangan

Emper berfungsi sebagaitempat untuk menerima tamu. Dahulu tempat ini dibiarkan kosong tanpa perabotan, seperti meja dan kursi. Biasanya pemilik rumah akan menggelar tikar pandan sebagai alas duduk tamunya atau bahkan tanpa alas.

Balandongan letaknya paling depan dan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Pangkeng merupakan ruangan yang berfungsi sebagai kamar tidur ada ruangan lain yang sejenis dengang pangkeng bernama jobog, namun fungsinya sebagai gudang.

Tengah imah merupakan ruangan yang berada di tengah-tengah rumah dengan ukuran yang lebih luas dibandingkan ruangan lainnya. Biasanya ruangan ini digunakan sebagai ruang keluarga. Apabila ada acara tempat ini dipergunakan untuk menerima banyak undangan.

Pawon dan padaringan terletak dibagian belakang rumah. Di dapur (pawon) terdapat tungku perapian yang disebut parako. Parako terkadang diletakkan sejajar dengan lantai rumah, kadang pula dibawah palupuh atau diatas tanah.
Itulah ciri khas rumah adat khas Jawa Barat. Masing-masing rumah adat memiliki persamaan dan perbedaan tergantung susunan kerangka atap dan ruangannya.

Saung Rangon

rumah adat jawa barat
travel.detik.com

Salah satu rumah adat Jawa Barat yang paling tua adalah Saung Ranggon. Rumah tradisional tersebut berada di kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat. Bila ingin mengunjungi rumah adat yang kini jadi cagar budaya tersebut aksesnya cukup mudah.

Bisa menggunakan kendaraan umum seperti angkot atau bis jurusan Cikedokan Setu. Nama Cikedokan juga berkaitan dengan rumah adat Saung Rangon yang dulu menjadi tempat persinggahan Kerajaan Jayakarta.
Nama Cikedokan berasal dari kata Ci yang berarti bening dan kedok yang berarti menyamar. Jadi, Cikedokan memiliki arti penyamaran. Nama ini juga tidak sembarangan diberikan karena ada asal muasalnya.

Dahulu karuhun-karuhun yang datang ke Cikedokan adalah mereka-mereka yang sedang menyamar karena dikejar-kejar oleh tentara Belanda. Saung Ranggon dibangun sekitar abad ke 16 oleh Pangerang Rangga, putra dari Pangeran Jayakarta.

Saung ini kemudian dikenal dengan nama Saung Ranggon karena dibangun oleh Pangeran Rangga. Dalam bahasa Sunda saung memiliki arti rumah yang berada di tengah ladang atau huma. Fungsi dari saung biasanya untuk petani menunggu tanaman padi atau palawija mereka yang akan dipanen.

Bangunan saung biasanya dibuat dengan ketinggian 3 – 4 meter di atas permukaan tanah. Hal ini ditujukan untuk menjaga keselamatan penghuninya dari gangguan hewan buas, seperti babi hutan dan harimau.

Rumah Adat Cikondang

rumah adat jawa barat
disparbud.jabarprov.go.id

Seperti namanya rumah adat ini berada di Kampung Cikondang, Kelurahan Lamajang, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Luas lahan dari rumah adat ini sekitar 3 ha dengan luas bangunan sebesar 60 m.

Berada di area seluas 3 hektar, rumah adat yang diperkirakan berusia 200 tahun ini merupakan rumah tradisional satu-satunya yang tersisa di kampung tersebut. Perkampungan ini pernah terbakar pada tahun 1942 dan hanya menyisakan satu rumah saja.

Posisi rumah tradisional ini lebih tinggi daripada rumah-rumah baru di sekitarnya. Bangunannya menghadap ke utara dan dibangun menggunakan bahan-bahan alami. Material utamanya terdiri dari bambu, kayu, dan ijuk.
Bentuk atapnya julang ngapak yang konstruksinya terdiri dari kuda-kuda berbahan kayu serta gording berupa bambu. Kemudian rangka atap ditutup dengan bilah bambu yang dilapisi dengan ijuk.

Tepat dibawah atap terdapat langit-langit atau biasa disebut para yang berfungsi sebagai tempat menyimpan alat-alat ritual. Ya, di Cikondang terdapat ritual adat setiap tanggal 15 Muharram sebagai pembersihan dari marabahaya maupun bencana.

Di bawah para terdapat pago yang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan masak. Biasanya peralatan masak tersebut juga dikeluarkan menjelang ritual adat untuk memasak sajian tasyakuran.

Bagian tengah rumah terdapat dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan terbagi menjadi beberapa ruangan. Sebelum masuk ke dalam rumah adat terdapat pintu masuk yang terbuat dari kayu. Selanjutnya ada ruangan besar dimana didalamnya terdapat hawu atau tungku.

Selain ruang besar tersebut terdapat juga dua ruangan di sisi timur, yakni ruang tidur dan ruang goah yang fungsinya untuk tempat penyimpanan (pedaringan). tak hanya rumah adat induk, di sebelah utaranya berdiri pula leuit atau lumbung tempat menyimpan padi.

Disebelah barat terdapat lisung untuk menumbuk padi agar menjadi beras. Dekat lisung terdapat bale paseban tepatnya di sebelah utara yang fungsinya sebagai balai pertemuan.

Rumah Kasepuhan

rumah adat jawa barat
tahukau.com

Hatep Salak Tihang Cagak atau rumah Kasepuhan yang berati juga rumah panggung menggunakan atap daun kiray dan tepus dengan bilik bambu serta tiang kayu. Dengan kata lain bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan alami.

Kita bisa menemkan bangunan tradisional ini di Cirebon, Jawa Barat. Bentuk rumah panggung kasepuhan terdiri dari beberapa bagian, yakni umpak, kolong, beuteung atawa eusi, para, dan atap.

Umpak merupakan tatakan atau penyangga tiang. Terbuat dari batu yang gunanya untuk menahan kayu bersentuhan langsung dengan tanah sehingga tidak mudah lapuk. Fungsi lain adalah untuk menahan serangan rayap yang biasanya dimulai dari bagian bawah.

Kolong berfungsi untuk menyimpan ternak berupa ayam dan bebek. Letaknya ada dibagian bawah rumah atau bagian kolong rumah. Beteng atawa eusi (perut dan isi) merupakan bagian dalam rumah yang terdiri dari bilik-bilik bambu.

Para merupakan tempat menyimpan bahan makanan serta bibit yang letaknya diatas langit-langit dapur. Meskipun warnanya hitam akibat jelaga, tapi bahan makanan yang disimpan di dalamnya akan terjaga kondisinya.

Hateup atau atap terbuat dari bahan dedaunan serta ijuk. Fungsinya tak lain untuk menahan air serta angin. Saat hujan turun peran ijuk sangat penting sebagai filter yang mampu menetralisir kandungan asam yang dibawa air hujan.

Keywords: Rumah adat Jawa Barat

Originally posted 2020-05-02 09:44:01.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.