Niat Puasa Asyura, Hukumnya, dan Cara Mengamalkannya

Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dilakukan di bulan Muharam tepatnya di tanggal 10. Dinamakan puasa asyura karena memang tanggalnya bertepatan dengan hari kesepuluh (asyura) di bulan Muharam. Amalan ini merupakan salah satu puasa sunnah yang dilakukan juga dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Niat Puasa Asyura


Menjalankan puasa Asyura juga harus diikuti dengan puasa Tasu’a. Tasu’a merupakan puasa satu hari sebelum sebelum Puasa Asyura atau satu hari setelahnya yakni tanggal 9 atau 11 Muharam. Dahulu orang-orang Yahudi atau ahli kitab juga berppuasa di tanggal 10 Muharam karenanya sebagai pembeda dianjurkan atau disunnahkan untuk menambah dengan puasa tasua.

Lafal Niat Puasa Asyura

نويت صوم غد عن اداء سنة عاشوراء لله تعالي Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala. Artinya: “Aku niat puasa sunnah Ayura karena Allah ta’ala.” Bulan Muharram merupakan salah satu bulan dari empat bulan yang disucikan sebagaimana Allah Ta’ala telah menjelaskan di dalam Al quran QS. At Taubah ayat 36. إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ Artinya: “Sesungguhnya bilangan Bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan. Dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.”

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Puasa Ayura

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali melakukan puasa Asyura bersama kaum musyrikin Mekkah. Saat itu beliau belum memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Dahulu orang Quraisy juga berpuasa Asyura pada masa jahiliyah begitu juga dengan Nabi Muhammad. Meskipun beliau mengerjakan puasa, tapi beliau tidak menyerukan umatnya untuk berpuasa. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah beliau baru memerintahkn umatnya berpuasa Asyura. Saat itu beliau melihat umat Yahudi berpuasa Asyura yang kemudian mewajibkan umat Islam untuk berpuasa juga di taggal 10 Muharram. Menurut beliau Umat Islam lebih berhak untuk memperingati tanggal 10 Muharram. Ketika ada perintah Allah tentang kewajiban Puasa Ramadan hukum puasa Asyura menjadi puasa sunnah. Namun Rasulullah menjalankan puasa Ayura bersamaan dengan puasa Tasu’a untuk menyelisihi kaum Yahudi. Ada beberapa hadits mengenai puasa Asyura harus dibarengi dengan puasa tasu’a, tapi beberapa dari mereka merupakan hadits yang dhaaif.

Cara Pelaksanaan Puasa Asyura


Ada beberapa cara atau pendapat mengenai pelaksanaan puasa Ayura, antara lain:
  1. Mengiringi puasa Ayura dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya. Berarti puasa dilakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Dikatakan bahwa inilah puasa sunnah Muharram yang paling sempurna.
  2. Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sesuai dengan beberapa hadits. Perlu digarisbawahi kebanyakan hadits mengenai penyelisihan hari agar membedakan dengan kaum Yahudi adalah hadits dhaif.
  3. Hanya berpuasa pada hari Asyura saja atau di tanggal 10 Muharam.

Hadits Tentang Puasa Asyura


أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ Artinya: “Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Dan sholat malam adalah shalat yang paling utama setelah shalat fardhu.” [HR. Muslim] Menurut para ulama puasa di Bulan Muharram yang dimaksud dalam hadits diatas adalah puasa Asyura. Dosa kita selama setahun akan terhapus dengan menjalankan puasa Asyura sebagai mana yang disebutkan dalam hadits berikut: وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ Dari Abu Qatadah Al Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa hari Asyura, dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.” [HR. Muslim]

Originally posted 2021-08-03 10:14:58.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.