Kerajaan Pajajaran | Kerajaan di Tanah Sunda yang Sarat Mitos Mistis

Kerajaan Pajajaran sebenarnya adalah sebutan lain dari Kerajaan Sunda Galuh. Sunda Galuh merupakan sebuah kerajaan yang berasal dari dua kerajaan yang disatukan, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Letak kerajaan ini berada di tanah Sunda dengan Pakuan Padjadjaran sebagai Ibukotanya atau pusat pemerintahan.


Kerajaan Pajajaran


Di masa lalu, orang Asia Tenggara cenderung memiliki kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibukotanya. Sehingga kerajaan Sunda Galuh yang beribukota di Pakuan Pajajaran sering disebut Kerajaan Pajajaran. Lokasi dari kerajaan Sunda Galuh atau Pajajaran berada di Wilayah Bogor saat ini.

image source: alampriangan.com

Pajajaran berdiri di tahun 1030 Masehi dan bertahan hingga tahun 1579 Masehi. Sebelumnya kerajaan ini adalah dua kerajaan yang terpisah (Sunda dan Galuh) serta merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanegara.

Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Sunda yang merupakan penerus dari Kerajaan Galuh. Galuh sendiri merupakan sebuah kerajaan yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Kendan.

image source: dictio.id

Penguasa pertama kerajaan Galuh adalah Wretikandayun yang dingkat menjadi raja Galuh menggantikan ayahnya, yakni Sang Kandiawan Rahiyangtari Medangjati. Wratikandayun diangkat menjadi raja Galuh pada tanggal 14 Suklapaksa bulan Caitra tahun 534 Saka atau 612 Masehi. saat itu ia baru berumur 21 tahun.

Ketika menjadi raja, Wretikandayun memindahkan kekuasaannya ke daerah yang disebut dengan Galuh. Saat ia naik tahta, sebenarnya kerajaan galuh masih berada di bawah kekuasaan Tarumanegara. Penguasa Kerajaan Tarumanegara saat itu adalah Sri Maharaja Kretawarman.

Selama kerajaan Sunda berdiri diketahui bahwa setidaknya telah empat kali mengalami perpindahan pusat kerajaan atau ibukota. Ibukota yang pertama ada di Galuh, selanjutnya di Prahjan Sunda, Lalu Kawali, dan terakhir di Pakwan Pajajaran. Secara geografis, keempat pusat kerajaan tersebut dulunya berada di daerah pedalaman.

image source: kompasiana.com

Mengenai lokasi Pakuan Pajajaran di abad ke 15 dan 16 dapat dilihat pada peta Portugis. Disana dapat dilihat jika lokasi yang ditunjukan merupakan wilayah Bogor, Jawa Barat saat ini. Sumber sejarah yang berisi informasi mengenai kahidupan sehari-hari di Pajajaran mulai abad ke 15 hingga awal abad ke 16 terdapat di dalam naskah kuno Bujangga Manik.

Raja-Raja Pajajaran

Selama kerajaan Sunda pusat pemerintahannya berada di Pakwa Pajajaran atau Bogor, setidaknya ada enam penguasa yang memerintah kerajaan ini. Berikut asalah raja-raja yang pernah berkuasa di Pakuan Pajajaran:

1. Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521 Masehi)

2. Surawisesa (1521 – 1535 Masehi)

3. Ratu Dewata (1535 – 1543 Masehi)

4. Ratu Sakti (1543 – 1551 Masehi)

5. Nilakendra (1551 – 1567 Masehi), ia meninggalkan Pakuan Pajajaran karena adanya serangan dari Hasanudin dan anaknya, yakni Maulana Yusuf.

6. Raga Mulya (1567 – 1579 Masehi) dikenal juga sebagai Prabu Surya Kencana

Akibat serangan dari Kesultanan Banten pakuan Pajajaran hancur dan disitulah akhir dari masa Kerajaan Sunda. Serangan dimulai saat Kerajaan Sunda dibawah pemerintahan Ratu Nilakendra. Puncaknya, Raga Mulya yang menjadi pewaris tahta harus memerintah kerajaan dari daerah Pandeglang.

Mitologi Kerajaan Pajajaran Di Masyarakat Sunda

Kisah yang berkembang di masyarakat Sunda mengenai kerajaan Pajajaran adalah adanya tokoh mitologis yang bernama Prabu Siliwangi. Prabu SIliwangi disebut-sebut sebagai karuhun atau leluhurnya orang Sunda. Ia juga dipercaya sebagai salah satu raja di Kerajaan Sunda Pajajaran.

kerajaan pajajaran
image source: republika.co.id

Tokoh Prabu SIliwangi ini bahkan diidentikkan dengan identitas orang Sunda. Dia sering dikaitkan dengan seekor maung atau harimau karena keperkasaannya. Ada mitos yang berkembang di masyarakat Sunda bahwa Prabu Siliwangi adalah orang yang sangat sakti mandraguna dan bisa merubah dirinya menjadi seekor harimau.

Prabu SIliwangi juga memiliki anak yang tak kalah sakti, yakni Raden Kian Santang. Sayangnya hubungan ayah dan anak ini tidak berakhir dengan baik karena Kian Santang memilih untuk memeluk Islam. Sementara prabu SIliwangi yang ingin mempertahankan agama leluhur mengasingkan dirinya ke hutan Sancang.

 

 

 

 

Keyword: Kerajaan Pajajaran

Originally posted 2020-07-17 07:25:42.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.