Kerajaan Aceh – Kerajaan Aceh berada di bagian utara pulau Sumatera yang saat itu mempunyai ibu kota bernama Bandar Aceh Darussalam.
Kerajaan ini saat itu dipimpin oleh penguasa pertamanya yaitu Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan sebagai raja pada tanggal 8 September 1507.
Sejarah Awal Mula Berdirinya Kesultanan Aceh
Kerajaan Aceh awal mula berdiri dalam Sejarah Kesultanan Aceh Darussalam yaitu pada tahun 1496.
Kesultanan tersebut berdiri di wilayah Kerajaan Lamuri yang sudah ada terlebih dahulu sebelum kesultanan Aceh.
Setelah itu, kesultanan ini melakukan perluasan wilayah dan daerah dengan menaklukkan beberapa wilayah yang ada di sekitar kerajaan seperti wilayah Kerajaan Daya, Kerajaan Lidie, Kerajaan Pedir dan Kerajaan Nakur.
Selanjutnya, pada tahun 1524 wilayah Pasai resmi menjadi bagian dari Kesultanan Aceh, dan disusul dengan wilayah Aru yang kemudian ikut bergabung.
Kesultanan Aceh memiliki pemimpin tertinggi yang berada di bawah kekuasaan seorang Sultan.
Namun, saat itu pemerintahan Kerajaan Aceh tersebut lebih banyak diatur oleh orang kaya atau hulubalang.
Hikayat Aceh menyebutkan bahwa terdapat Sultan yang disingkirkan dari jabatan penguasa. Salah satunya dari yang disebutkan yaitu Sultan Sri Alam pada tahun 1579.
Hal tersebut dilakukan karena perilakunya yang tidak masuk akal dalam membagi-bagikan harta milik kerajaan kepada para pengikutnya.
Kemudian, kepemimpinan sleanjutnya digantikan oleh Sultan Zainal Abidin. Namun sayangnya, Sultan Zainal dibunuh beberapa bulan setelah penobatan terjadi.
Hal ini disebabkan karena ia memiliki sifat yang kejam dan juga memiliki kecanduan berburu serta adu binatang.
Puncak Keemasan dan Masa Kemunduran Kerajaan Aceh
Masa Kejayaan dari kerajaan ini terjadi pada saat kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, yakni pada tahun 1607 sampai dengan tahun 1636.
Masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda tersebut berhasil membawa Aceh menaklukkan Wilayah Pahang, yang pada saat itu merupakan daerah yang sangat menguntungkan karena dikenal sebagai penghasil timah utama.
Kemudian, pada tahun 1629, kerajaan Aceh melakukan upaya dalam perlawanan dengan menyerang Portugis di daerah Malaka.
Perlawanan tersebut tersusun dari kekuatan armada yang terdiri dari 500 kapal perang dan 60.000 orang tentara laut.
Upaya Serangan ini bertujuan untuk memperluas pengaruh Aceh atas Selat Malaka dan juga semenanjung Melayu.
Namun, usaha yang telah dilakukan besar-besaran ini nyatanya mengalami kegagalan.
Kemunduran Kerajaan Aceh dialami setelah masa pemerintahan Iskandar Thani. Pada saat itu Aceh tidak kuat lagi untuk melakukan perubahan yang besar dan signifikan, hingga sejumlah wilayah dapat ditaklukan oleh kerajaan lain dan melepaskan diri.
Hal tersebut membuat kerajaan ini tidak mampu lagi menjalankan pemerintahannya dan perannya sebagai wilayah dengan pusat perdagangan yang strategis.
Sebab-sebab kemunduran Kesultanan Aceh tersebut antara lain karena tidak adanya pengganti raja.
Kemunduran yang dialami oleh kerajaan ini bermula setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda pada tahun 1636.
Hal ini menyebabkan tidak ada lagi raja-raja yang mampu menjalankan pemerintahan serta mengendalikan wilayah Kerajaan Aceh yang sangat luas.
Penyebab lainnya yaitu karena adanya pertikaian. Pertikaian yang secara terus menerus antara golongan bangsawan dan juga golongan ulama berdampak pada persatuan internal, sehingga kerajaan Aceh menjadi semakin lemah. Selain itu, perbedaan aliran dalam ajaran agama pun telah memicu pertikaian.
Kemunduran kerajaan Aceh ini juga disebabkan oleh daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan mulai melepaskan diri dalam jumlah yang cukup banyak.
Hal tersebut dikarenakan menguatnya pengaruh Belanda sehingga daerah seperti Johor, Pahang, Perak, Siak, dan Minangkabau berkembang menjadi wilayah yang merdeka.
Keyword: Kerajaan Aceh