Rumah Adat DKI Jakarta yang Mempunyai Struktur Atap Kompleks

Rumah adat DKI Jakarta merupakan rumah tradisonal dari masyarakat Suku Betawi. Ya, suku asli dari DKI Jakarta adalah masyarakat Betawi. Mereka memiliki rumah adat yang disebut dengan Rumah Kebaya. Dinamakan demikian karena bentuk atapnya menyerupai pelana yang dilipat dan bila dilihat dari samping, lipatan-lipatan tersebut mirip lipatan kebaya.


Rumah Adat DKI Jakarta


Provinsi DKI Jakarta beribu kota di Kota Jakarta. Luas wilayahnya sebesar 7.659,02 km² dengan penduduk sebanyak 10.374.235 jiwa. Suku yang mendiami wilayah Jakarta, anatara lain Suku Jawa, Betawi, Sunda, Tionghoa, Batak, Minang, Melayu, Bugis, Aceh, Madura, dan beberapa suku lainnya.

Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, Bahasa Betawi menjadi bahasa paling dominan yang digunakan ddi Jakarta. Sering orang mangatakan kalau ciri khas cara berbicara orang betawi adalah gaya mereka yang nyablak.

Gambaran kehidupan, kebudayaan, termasuk juga rumah adat Betawi sering kita jumpai di televisi. Banyak tontonan-tontonan yang mengambil budaya Betawi sebagai latar belakangnya. Contohnya dalam serial Si Doel Anak Betawi yang dimainkan oleh Rano Karno, Mandra, serta Almarhum Benyamin Sueb.

Semua adat istiadat betawi tergambar dalam sinetron tersebut begitu jjuga dengan rumahnya. Kita juga bisa melihat secara ddetail bagian-bagian rumah betawi dari serial Si Doel dan sekuelnya.

Rumah Adat Betawi

Bangunannya didirikan menggunakan berbagai macam material. Kebanyakan material bangunannya didapat dari alam sekitar yang oleh masyarakat Betawi dimanfaatkan untuk membangun rumah. Atapnya menggunakan material berupa genteng atau daun kirai yang dianyam.

Konstruksi bagian atap, yaitu kuda-kuda (penyangga utama atap) serta gording (kerangka horizontal penyangga atap) menggunakan kayu gowok atau kecapi. Balok tepi terutama di bagian atas dinding luar menggunakan kayu nangka yang sudah tua. Sedangkan kaso dan reng menggunakan bambu tali.

Bambu yang digunakan sebagai kaso (rangka atap pelana) adalah bambu utuh dengan ukuran diameternya sekitar 4 cm. sedangkan untuk rengnya (bagian kerangka atap horizontal) adalah bambu yang dibelah.

Material yang digunakan untuk membangun dinding depan adalah kayu gowok atau kayu nangka. Terkadang bagian ini dicat dengan dominasi warna kuning dan hijau. Gambarannya seperti rumah milik karakter Si Doel Anak Sekolahan.

Dinding rumah lainnya dengan kata lain yang bukan bagian depan menggunakan bahan anyaman bambu. Kadang dipasangi bata pada bagian bawahnya, terkadang juga tidak. Pintu dan jendelanya terbuat dari kayu.

Pondasi rumah menggunakan batu kali dengan sistem pondasi umpak yang diletakkan di bawah setiap kolom (rangka rumah berupa tiang tegak). Sementara untuk landasan dindingnya menggunakan pasangan batu bata dengan kolom dari kayu nangka yang sudah tua.

Dulu rumah tradisional Betawi dindingnya masih banyak yang menggunakan anyaman bambu (gedhek). Seiring perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi, rumah adat Betawi dindingnya menggunakan tembok.

Bagitu juga dengan lantai rumah yang dulunya tanah kini sudah banyak yang menggunakan plesteran semen maupun keramik. Kalau kalian penggemar Si Doel Anak Sekolahan rumah Doel bisa dibilang semimodern karena lantainya sudah diplester semen.

Deskripsi Rumah

Meskipun sederhana rumah kebaya terlihat apik dengan pagar kayu rendah yang mengelilingi bangunan. Terkadang masyarakat Betawi juga memakan pagar dari tanaman pada bagian luar halaman, seperti halnya rumah Si Doel anak Betawi.

Saat ada tamu berkunjung biasanya akan dijamu di bagian teras rumah atau di bale-bale. Bale-bale selain digunakan untuk menerima tamu juga kerap digunakan untuk berkumpul keluarga. Biasanya bale-bale terbuat dari bambu dan meyerupai panggung. Di sinetron Si Doel anak Betawi bale-bale sering digunakan karakter babe Sabeni untuk tidur atau sekedar rebahan.

Di teras rumah juga terdapat beberapa tempat duduk kayu dan tempat ini cukup luas. Keunikan dari rumah Betawi kuno adalah dinding bagian depan rumah bisa dibongkar pasang. Tujuannya agar rumah bisa dibuka saat ada hajatan dan memerlukan cukup ruang untuk menampung tamu.

Dibagian tengah rumah biasanya digunakan sebagai kamar-kamar tidur. Dapur, serta kamar mandi. Apabila lahannya luas biasanya susunan ruangan akan seperti rumah Si Doel anak Betawi. Dapur dibagian belakang dan kamar mandi terpisah dekat dengan sumur.

Pembatas antar kamar semacam pintu kayu yang diberi kisi-kisi tempat sirkulasi udara. Pada umumnya pintu terbuat dari kayu yang diberi lubang angin-angin fungsinya juga sebagai ventilasi udara.

Bentuk rumah masyarakat Betawi dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan struktur atapnya. Ada tiga jenis bentuk rumah adat Betawi, yaitu rumah Kebaya atau bapang, rumah gudang, dan rumah joglo.

Rumah Kebaya

Rumah adat DKI Jakarta disebut juga rumah adat kebaya yang merupakan rumah tradisional Suku Betawi. Dijuluki rumah adat kebaya karena atap rumah memiliki bentuk seperti pelana yang akan dilipat dan bila dilihat dari sisi samping akan terlihat seperti lipatan kebaya.

Atapnya memiliki bentuk pelana yang tidak penuh. Kedua sisi luar dari atap rumah kebaya sebenarnya dibentuk oleh terusan dari atap pelana yang terletak pada bagian tengah. Jadi, struktur kuda-kuda bentuk pelana hanya ada pada bagian tengah saja.

Kebanyakan rumah kebaya milik orang betawi memiliki teras luas yang diisi dengan meja dan kursi kayu serta di kelilingi oleh pagar yang rendah. Kegunaan dari teras yang luas adalah untuk menerima tamu dan juga tempat bersantai keluarga.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat Betawi membuat hunian dengan konsep yang kekeluargaan, keterbukaan, keramahan, dan keharmonisan antar tetangga. Konstruksi rumah berbentuk kubus yang dibangun diatas tanah dengan posisi lantai rumah ditinggikan. Terdapat juga anak tangga karena lantai yang ditinggikan. Jumlahnya paling banyak tiga buah.

Arsitektur Rumah Gudang

Denah rumah gudang berbentuk segi empaat memanjang dari depan ke belakang dengan atap berbentu pelana, tapi ada juga rumah gudang beratap perisai. Ada yang berbeda dengan sstruktur atap rumah gudang dengan rumah Betawi yang lain. Susunannya terdiri dari kerangka kuda-kuda dengan jure.

Struktur kuda-kudanya memang agak kompleks karena adanya ander atau batang tekan miring yang saling bertemu pada batang tarik tegak. Sistem seperti ini tidak ada pada rumah adat lainnya di Indonesia.

Ciri khas lain dari rumah gudang adalah pada baagian depan rumah terdapat sepenggal atap miring yang disebut topi atau dak tau markis. Fungsi dari topi tersebut tak lain untuk menahan cahaya matahari atau tempias hujan pada ruang depan yang selalu terbuka.

Rumah Joglo

Mendengar kata joglo yang terlintas dipikiran kita mungkin rumah tradisional khas SUku Jawa. Nama dan bentuk rumah ini mamang mengadaptasi arsitektur rumah Jawa. Lagi-lagi yang membedakan rumah joglo Betawi dengan rumah Joglo Jawa adalah struktur atapnya.

Jika pada struktur atap joglo Jawa menggunakan struktur temu gelang atau payung, maka di Betawi memakai sistem kuda-kuda. Itulah sekilas mengenai rumah joglo dari Betawi.

Semua rumaah adat yang ada di betawi merupakan bukti kekayaan budaya masyarakat Betawi. Rumah-rumah betawi yang menjadi inspirasi rumah masa kini pun banyak ditemui di Jakarta. Sudah selayaknya kita melestarikan budaya bangsa termasuk lewat hunia tau bentuk tempat tinggal yang sesuai dengan kearifan lokal.

Keywords: rumah adat DKI Jakarta

Originally posted 2020-05-15 16:28:24.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.