Lagu Daerah Yogyakarta – Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satu-satunya daerah istimewa yang masih dipimpin oleh Sultan dan berbentuk kerajaan sehingga tidak ada pemilihan gubernur di provinsi ini.
Jogja seperti yang kebanyakan orang bilang merupakan kota yang sarat akan budaya. Selain itu, kota ini juga disebut-sebut sebagai ikon kota pelajar atau kota pendidikan dan kota pariwisata.
Hal ini dikarenakan beraneka ragam budaya dan kekayaan alam yang terdapat di daerah ini menjadi potensi wisata yang menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca Info Lain Tentang YOGYAKARTA:
Lagu Daerah Yogyakarta
Beberapa lagu daerah berikut yang sarat akan makna dan nasehat ini seolah mengingatkan kita tentang nasehat-nasehat orang tua terhadap anak-anaknya pada zaman dahulu.
1. Caping Gunung
Dhek jaman berjuang
Njur kelingan anak lanang
Mbiyen tak openi
Ning saiki ana ngendi
Jarena wis menang
Keturutan sing digadhang
Mbiyen ninggal janji
Ning saiki apa lali
Ning gunung tak cadhongi sega jagung
Yen mendhung tak silihi caping gunung
Sokur bisa nyawang
Gunung ndesa dadi reja
Dene ora ilang nggone padha lara lapa
Lagu ini mengandung makna tersirat tentang orang tua yang merindukan anak laki-lakinya. Orang tua yang terkenang akan masa lalu anaknya ketika masa perjuangan.
Ketika anak yang dulu dirawat dan disayang tersebut kini tak ada kabar tentang keberadaannya. Bahkan meskipun desa yang ditinggalkan anak tersebut telah berubah lebih baik, sang anak masih tak kunjung pulang.
Kemenangan dan cita-cita yang sudah diraihnya pun seolah membuatlnya lupa akan kampung halaman.
Sampai-sampai orang tua tersebut berangan-angan jika anaknya pulang, di rumah sudah disiapkan nasi jagung yang biasanya mereka makan.
Ketika langit mendung sebagai pertanda hujan akan turun pun orang tua tersebut telah menyiapkan perlindungan untuk anak tercinta.
Bagaimana pun juga orang tua tetap banggu dengan anaknya dan berharap bisa bersama-sama lagi dengan anaknya untuk melihat hasil perjuangannya.
2. Suwe Ora Jamu
Suwe ora jamu
Jamu godhong telo
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine gelo
Suwe ora jamu
Jamu sogo thunteng
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine seneng
Suwe ora jamu
Jamu godhong bunder
Suwe ora ketemu
Temu pisan tambah pinter
Lagu yang satu ini cukup populer di kalangan masyarakat Yogyakarta. Lagu ini termasuk lagu dolanan yang biasanya ditujukan untuk anak-anak namun sering juga dinyanyikan oleh orang dewasa.
Dalam lagu tersebut dijelaskan tentang beberapa sahabat yang lama berpisah namun ketika ketemu justru membuat kecewa.
Namun, selain menunjukkan rasa kekecewaannya, lagu ini juga menunjukkan rasa bahagia setelah lama tidak ketemu dan ketika ketemu sudah tambah pintar orang yang ditemuinya tersebut.
3. Kidang Talun
Kidang … Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Tikus… pithi
Due anak siji
Cit cit cuit
Cit cit cuit
Maju perang wani mati
Kidang… Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Gajah… belang
Soko tanah mlembang
Nuk legunuk nuk legunuk
Gedhene meh podho gunung
Lagu dolanan untuk anak-anak yang satu ini selain mengenalkan berbagai macam jenis binatang seperti kijang, tikus, dan gajah terdapat pula makna tersirat yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.
Karena lagu ini secara tidak langsung memberikan pembelajaran dari orang tua kepada anak-anaknya untuk lebih mencintai mencintai binatang.
Lagu ini juga menceritakan tentang kebiasan-kebiasaan masing-masing binatang tersebut termasuk makanan dan bunyinya.
4. Pitik Tukung
Aku duwe pitik pitik tukung
Saben dina tak pakani jagung
Petok go petok petok ngendok pitu
Tak ngremake netes telu
Kabeh trondol trondol tapa wulu
Mondol mondol do gawe guyu
Aku duwe pithik cilik wulune Brintik
Cucuk kuning Jengger Abang Tarung mesti menang
Sopo wani karo aku musuh pithikku
Lagu ini merupakan salah satu tembang dolanan yang cukup difavoritkan anak-anak yang menggambarkan suasana pedesaan yang harmonis dan asri.
Meskipun lagu ini merupakan lagu dolanan, namun lirik-lirik yang terdapat dalam lagu ini sarat akan makna dan nasehat.
Sebagai contoh dalam lirik bait kedua aku duwe pithik cilik wulune brintik hingga sopo wani karo aku musuh pithikku mengandung arti bahwa seorang pemimpin harus cerdas dan memiliki keberanian layaknya cucuk kuning jengger abang tarung yang pasti menang.
Kemudian dalam lirik pithik brondol mengandung makna bahwa meskipun memiliki kekurangan namun harus tetap berani.
Secara tidak langsung lagu ini mengajarkan tentang keberanian kepada anak-anak dalam arti yang baik dan bijak.
5. Sinom
Amenangi jaman edan
Ewuh aja ing pambudi
Melu edan ora tahan
Jen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik kaliren
Wekasanipun dilalah karsa Allah
Begjane kang lali
Luwih begja kang engling lan waspada
Sinom berasal dari Bahasa Jawa “sinoman’ yang berarti sekumpulan anak muda. Lagu ini menceritakan tentang kehidupan manusia ketika menginjak usia muda atau masa-masa pubertas.
Usia tersebut menjadi usia ketika para remaja sedang asik dan sibuk mencari jati diri sendiri. Lagu ini juga sarat akan makna dan nasehat agar ank muda senantiasa ingat dan waspada.
Lirik yang termaktub dalam lagu ini juga menyiratkan tentang masa muda yang selalu bersemangat namun tetap harus bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Keyword: Lagu Daerah Yogyakarta
Originally posted 2020-04-03 12:38:24.