Kumpulan Lagu Daerah Banten Beserta Lirik dan Maknanya

Lagu Daerah Banten – Provinsi Banten merupakan sebuah provinsi di Tatar Pasundan yang wilayahnya berada di paling barat Pulau Jawa. Provinsi yang beribukota di Kota Serang ini memiliki semboyan “Iman Taqwa”.

Sebagian besar penduduknya merupakan penduduk Etnis Banten asli dan sebagian lainnya merupakan Etnis Sunda, Jawa, Betawi, Tionghoa, Batak, dan Minangkabau. Mayoritas penduduk di provinsi ini beragama Islam dengan prosentase mencapai 94.62%.

Secara geografis, wilayah laut Banten merupakan jalur lalu lintas laut yang sangat strategis karena dapat dilalui kapal-kapal besar yang menghubungkan antara Selandia Baru dan Australia dengan kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Provinsi ini terdiri dari 4 kabupaten dan 4 kota yaitu Lebak, Pandeblang, Serang, Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Beberapa tempat wisata di Banten sangat menarik untuk dikunjungi seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Karang, Pulau Dua/Pulau Burung, Pulau Umang-umang, Gunung Krakatau, Tanjung Lesung, Desa Wisata Sawarna, dan Desa Wisata Suku Badui.

Provinsi Banten dikenal dengan penganut agama islamnya yang memiliki semangat religious yang tinggi dan tetap dapat hidup berdampingan dengan damai dengan pemeluk agama lain.

Beberapa kekhasan budaya masyarakat Banten di antaranya seperti pencak silat, tari saman, tari topeng, debus, dan masih banyak lagi.


Lagu Daerah Banten


Lagu-lagu daerah yang menjadi lagu khas provinsi ini pun dituangkan dalam lirik yang penuh arti dan makna serta pesan moral yang tinggi.

1. Dayung Sampan

Dayung sampan mencari ikan ikan dicari hai nelayan di tengah muara
Kalau tuan mencari makan cari makan jual suara menjual suara
Lay lay la la la la lay menjual suara lay lay lay
Lay lay lay lay lay lay lay lay lay

Dayung dayung dayung dayung dayung sampan
Dayung sampan sampan didayung sampan didayung hai nelayang ke tengah lautan
Kalau tuan mencari jodoh jangan mencari hai nelayan hai nelayan lay lay
Lay lay la la la la lay hai nelayan lay lay lay
Lay lay lay lay lay lay lay lay lay
Dayung dayung dayung dayung dayung sampan

Lagu ini merupakan salah satu lagu yang cukup populer bagi masyarakat Banten terutama di kawasan pesisir.

Budaya maritime yang sangat melekat dalam masyarakat Banten seolah diwakilkan dalam lagu ini.

Lirik yang tercantum dalam lagu ini menggambarkan kegiatan mendayung yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mencari ikan untuk mencukup kehidupan sehari-harinya.

Selain itu, salah satu aktivitas laut dari Etnis Bantin adalah adanya hubungan perdagangan yang dilakukan melalui laut.

2. Jereh Bu Guru

Jereh bu guru,
Dadi bocah kudu nurut ning wong tue
Jereh bu guru,
Dadi bocah kudu gelema akeh belajar

Supaye engko dadi wong soleh
Sing akeh ilmune
Supaya engko dadi menuse
Sing akeh gunane

Jereh bu guru,
Dadi bocah kudu ngebantu wong tue
Jereh bu guru
Dadi bocah kudu belajar agame

Lagu Jereh Bu Guru ini mengandung pesan moral yang sangat baik terutama dalam bidang pendidikan. Lagu yang diciptakan oleh A Syahri Aliman ini memiliki arti “kata bu guru”.

Lirik yang terdapat di dalamnya berisi tentang ajaran bagi anak-anak agar senantiasa berbakti kepada orang tuanya dan belajar agar menjadi orang yang berguna atau bermanfaat.

Selain itu, dalam lirik tersebut terdapat pula pesan untuk senantiasa belajar agama agar menjadi anak yang sholeh.

3. Tong Sarakah

Sora adzan di masigit
Ngabejaan geus waktuna sholat
Saha jalma nu masagi
Salamet dunya akherat

Di masigit sholat berjamaah
Ambeh gede pahalana
Mun masagi hirup tuma’ninah
Tangtu hade darajatna

Hirup mah ulah sarakah
Ambeh urang meunang berkah
Tapi lamun sarakah jeung harak
Bakal ruksak kana awak

Lagu Tong Sarakah memiliki arti “Jangan Sarakah” dan merupakan ciptaan dari A.Syahri Aliman.

Lagu ini memiliki pesan moral dan nasehat yang sama dengan judul lagunya yaitu agar jangan serakah dalam menjalani hidup.

Lirik yang rimanya membentuk sebuah pantun ini seolah mengingatkan kita agar senantiasa ingat akan kehidupan akhirat.

4. Ibu

Sekabeh menuse
Kudune krunye ning ibu
Sing ngelahirake lan ngegedekaken
Ngemong kite ore lirenan krase akeh susahe

Sekabeh menuse
Kudune eman ning ibu
Sing ngedoakaken lan akeh ngajari
Endah dadi uwong uripe ore sengsare

Siki kite uwis pade ngerti
Mase iye nangkel ning ibu
Bengen kite masih durung ngerti
Akeh nglarane atine ibu

Mumpung kite masih due umur
Kite bise nyenangake atine ibu
Lamun dudu akrne pengorbanane
Kite ore dadi kaye siki

Lagu yang juga diciptakan oleh A.Syahri Aliman ini mengisahkan perjuangan seorang ibu yang begitu luar biasa ketika melahirkan, membesarkan, dan merawat anak-anaknya.

Lirik yang terdapat di dalamnya mengandung pesan moral dan nasehat agar setiap anak selalu patuh dan taat terhadap perintah ibunya selama itu dalam hal kebaikan.

5. Yu Ragem Belajar

Aje gelem dadi wong bodo
Bakale akeh dibebodo
Mangane kudu rajin belajar
Endah uripe ore susah

Lamun uwis dadi wong pinter
Aje elok meminteri
Tambah pinter kudune tambah bener
Endah duhur derajate

Yu ragem belajar endah kite dadi pinter
Yu ragem belajar endah kite tambah bener
Yu ragem belajar endah pinter tambah bener
Dadi pinter tambah bener ore kebelinger

Lagu ini juga sarat akan makna dan pesan moral yang sangat bagus untuk anak-anak.

Lagu yang dinyanyikan dengan tempo lambat ini biasa dinyanyikan oleh para orang tua ketika anaknya hendak beranjak tidur. Lagu ini menjadi hiburan malam bagi anak-anak Banten tempo dulu.

Nasehat yang terdapat di dalam lirik lagu ini adalah agar anak-anak rajin belajar supaya pintar dan tidak menjadi orang yang bodoh.

Keyword: Lagu Daerah Banten

Tinggalkan komentar