Deklarasi Kuala Lumpur adalah kesepakatan yang disetujui oleh beberapa anggota ASEAN. Jadi terjadinya pertemuan ini adalah perpanjangan dari ASEAN yang semakin lama semakin berkembang.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Deklarasi Kuala Lumpur yang dimulai dari apa yang melatarbelakangi terbentuknya, siapa delegasi yang datang serta apa saja hasil dari pertemuan ini. Untuk itu mari kita simak penjelasan berikut ini!
Penjelasan Mengenai Deklarasi Kuala Lumpur
Latar Belakang
Awal terjadinya deklarasi ini diawali setelah pertemuan pada Deklarasi Bangkok yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1967. Setelah terbentuknya ASEAN yang memiliki tujuan pada pertumbuhan ekonomi, muncullah tujuan lain ke arah politik yang akhirnya melahirkan Deklarasi Kuala Lumpur.
Pertemuan tersebut menghasilkan ZOPFAN (Zone of Peace Freedom and Neutrality) atau disebut Zona Perdamaian, Kebebasan, dan Netralitas. Tun Abdul Razak, Perdana Menteri Malaysia adalah orang pertama yang mencetuskan gagasan netralisasi di kawasan Asia Tenggara dalam bentuk ZOPFAN ini pada tahun 1970.
Hal tersebut bermula dari kejadian kerusuhan berdarah di Malaysia pada tahun 1969. Kejadian tersebut memicu kekhawatiran jika terjadi konflik rasial yang menarik perhatian negara lain untuk ikut campur tangan dalam proses penyelesaiannya.
Kemudian pada tahun 1971 gagasan tersebut akhirnya terealisasi menjadi sebuah pertemuan lewat Deklarasi Kuala Lumpur yang dilaksanakan pada tanggal 27 November 1971 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Delegasi/ Perwakilan dari Setiap Negara
Pada pertemuan yang dilaksanakan pada tahun 1971, terdapat lima negara dengan perwakilan masing-masing yang ikut menandatangani hasil Deklarasi Kuala Lumpur tersebut.
Adapun negara yang turut serta dalam pertemuan di Kuala Lumpur adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Tahiland. Berikut masing-masing delegasi dari masing-masing negara:
- Adam Malik (Menteri Luar Negeri) sebagai perwakilan dari Indonesia.
- Tun Abdul Razak bin Hussein (Menteri Luar Negeri) sebagai perwakilan dari Malaysia.
- Carlos P. Romulo (Sekertaris Luar Negeri) sebagai perwakilan dari Filipina.
- S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri) sebagai perwakilan dari Singapura.
- Thanat Khoman (Utusan Khusus Dewan Eksekutif) sebagai perwakilan dari Thailand.
Dari seluruh delegasi yang hadir, hanya delegasi dari Filipina yaitu Carlos P. Romulo yang tidak ikut dalam Deklarasi Bangkok sebagai pemrakarsa berdirinya ASEAN.
Isi Deklarasi Kuala Lumpur
Hasil utama dari Deklarasi Kuala Lumpur adalah terbentuknya kesepakatan ZOPFAN. Sebuah kerangka kerjasama perdamaian yang tidak sebatas hanya di kawasan Asia Tenggara akan tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik atau lebih luas lagi.
Dalam artian bahwa kerangka kerja sama ini tidak mengesampingkan negara di kawasan Asia Tenggara saja. Tetapi juga memungkinkan keterlibatan negara secara konstruktif dalam menangani permasalahan dalam bidang keamanan.
Terbentuknya ZOPFAN sebagai bagian dari instrumen politik ASEAN yaitu deklarasi damai, bebas dan netral. Atas persetujuan delegasi-delegasi yang hadir, ZOPFAN kemudian melahirkan Committee of Senior Official.
Merupakan wadah untuk mempelajari serta mempertimbangkan langkah-langkah yang harus dilakukan mengenai deklarasi tersebut. Berikut ini adalah poin-poin penting dari ZOPFAN, yaitu :
- Menyatakan bahwa negara-negara yang hadir menyepakati ASEAN akan selalu berusaha untuk memprioritaskan wilayah Asia Tenggara sebagai wilayah yang damai, bebas dan netral. Maksudnya adalah bebas dari gangguan kekuatan asing.
- Bahwa negara-negara Asia Tenggara harus berusaha untuk memperluas kerja sama yang kemudian akan berkontribusi terhadap kekuatan, solidaritas dan semakin mempererat hubungan antara negara-negara anggota ASEAN.
Nah, itu tadi adalah ulasan yang berkaitan dengan Deklarasi Kuala Lumpur beserta kejadian yang melatarbelakangi, tokoh yang terlibat serta hasil pertemuan tersebut. Sekian informasi pada ulasan kali ini. Semoga bermanfaat!