Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran Anggota BPUPKI PPKI. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merupakan sebuah lembaga berbentuk kepanitiaan yang didirikan oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang.
Bermula dari kekalahan bertubi-tubi Jepang dalam perang Asia-Pasifik hingga kedudukan mereka yang semakin terdesak di Indonesia. Tepat pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang meyakinkan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dengan membentuk “Dokuritsji Junbi Cosakai” (BPUPKI).
Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki segala hal penting terkait pembentukan negara Indonesia merdeka. Badan ini diketuai oleh dr. KRT. Radjiman Wedioningrat dengan anggota berjumlah 69 orang.
Sejarah Terbentuknya Anggota BPUPKI PPKI
Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Selama menjajah Indonesia Jepang menerapkan semboyan 3A, yaitu Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia.
Masyarakat Indonesia mengalami penderitaan yang panjang di masa pemerintahan Jepang. Adanya perbudakan, kerja paksa (romusa), penjarahan paksa harta kekayaan masyarakat pribumi, hingga eksploitasi kekayaan Indonesia.
Memasuki tahun 1944 kedudukan Jepang mulai melemah sejak kedatangan sekutu (AS) yang mulai mendesak keberadaan Jepang di Nusantara. Berbagai kekalahan dialami Jepang selama perang Asia-Pasifik, ditambah lagi perlawanan yang dilakukan oleh rakyat pribumi, seperti PETA.
Pasukan sekutu terus melakukan penyerbuan ke berbagai kota di Indonesia. Angkatan perang Jepang dipukul mundur dari Pulau Saipan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Marshall oleh angkatan perang Amerika Serikat.
Tak hanya itu pasukan Jepang pun berangsur-angsur meninggalkan kota-kota besar seperti Ambon, Makassar, Manado, dan Surabaya. Hal ini menandakan kehancuran garis kekuasaan Jepang Pasifik, hingga pertahanan mereka benar-benar hancur saat tentara sekutu mendarat di kota Tarakan dan Balikpapan.
Untuk kembali mengambil hati masyarakat pihak Jepang menjanjikan kemerdekaan dengan membentuk BPUPKI. Pemerintahan Jepang berharap bangsa Indonesia mau membantu mereka untuk melawan dan mengusir pasukan sekutu dari tanah air.
Daftar Anggota BPUPKI
BPUPKI sendiri memiliki anggota 69 orang yang terdiri dari 62 orang anggota aktif yang merupakan tokoh utama pergerakan nasional dari semua daerah juga aliran, serta 7 orang anggota istimewa dari perwakilan pemerintah Jepang, namun wakil dari Jepang hanya memiliki hak pasif atau tidak memiliki hak suara:
1. Ir. Sukarno (Surabaya 06/06/1901)
2. Drs. Mohammad Hatta (Bukittinggi, Sumbar 12/08/1902)
3. Ki Hajar Dewantara (Pakualaman, Yogyakarta 08/05/1889)
4. Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja (Purwakarta 08/09/1898)
5. Dr. Samsi Sastrawidagda (Solo 13/03/1894)
6. Dr. Sukiman Wiryosanjoyo (Sewor, Solo 19/06/1896)
7. Kanjeng Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat (Solo 01/12/1902)
8. KH A. Ahmad Sanusi (Cantayan, Sukabumi 18/09/1888)
9. KH Wahid Hasyim (Jombang 12/02/1913)
10. Haji Agus Salim (Koto Gadang, IV Koto, Agam, Sumbar 08/10/1884)
11. Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar Siluwak (Sawangan, Batang 30/04/1914)
12. Abdul Kahar Muzakir Gading (Yogyakarta 16/04/1907)
13. Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo (Wonosobo 30/08/1894)
14. Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo (Madiun 08/08/1908)
15. K.H. Abdul Halim (Muhammad Syatari) (Majalengka 17/06/1887)
16. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat (Solo 12/03/1885)
17. Ki Bagus Hadikusumo (Yogyakarta xx/xx/1890)
18. Kiai Haji Mas Mansoer (Surabaya 25/06/1896)
19. Kiai Haji Masjkur (Singasari, Malang 30/12/1902)
20. Agus Muhsin Dasaad Sulu (Filipina 25/08/1905)
21. Liem Koen Hian (Banjarmasin xx/xx/1896)
22. Mas Aris (Karanganyar, Kebumen 02/01/1901)
23. Mas Sutarjo Kartohadikusumo (Kunduran, Blora 22/10/1892)
24. Mr. A.A. Maramis (Manado 20/06/1897)
25. Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro (Solo 20/04/1897)
26. Mr. Mas Susanto Tirtoprojo (Solo 03/03/1900)
27. Mr. Mohammad Yamin (Sawahlunto, Sumbar 23/08/1903)
28. Mr. Raden Ahmad Subarjo (Karawang 23/03/1897)
29. Mr. Raden Hindromartono (Gunem, Rembang 31/12/1908)
30. AR Baswedan (Surabaya 11/09/1908)
31. Mr. Raden Mas Sartono (Wonogiri 05/08/1900)
32. Mr. Raden Panji Singgih (Malang 17/10/1894)
33. Mr. Raden Syamsudin (Sukabumi 01/01/1908)
34. Mr. Raden Suwandi (Ngawi 31/10/1898)
35. Mr. Raden Sastromulyono (Kudus 16/10/1898)
36. Mr. Yohanes Latuharhary (Saparua, Ambon 06/07/1900)
37. Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso (Semarang 18/08/1911)
38. Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito (Yogyakarta 28/12/1907)
39. Oey Tiang Tjoei (Jakarta xx/xx/1893)
40. Oey Tjong Hauw (Semarang xx/xx/1904)
41, Bandoro Pangeran Hario Purubojo (Yogyakarta 25/06/1906)
42. P.F. Dahler (Semarang 21/02/1883)
43. Parada Harahap Pargarutan (Sumut 15/12/1899)
44. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo (Sukoharjo, Solo 22/01/1903)
45. Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat (Kramat Watu, Serang 08/12/1886)
46. Prof. Dr. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma (Mononjaya, Tasikmalaya 07/06/1891)
47. Raden Abdul Kadir (Binjai, Sumut 06/06/1906)
48. Raden Abdulrahim Pratalykrama (Sumenep, Jatim 10/06/1898)
49. Raden Abikusno Cokrosuyoso (Ponorogo 16/06/1897)
50. Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking (Papringan, Banyumas 14/06/1887)
51. Raden Adipati Wiranatakoesoema V (Bandung 08/08/1888)
52. Raden Mas Margono Joyohadikusumo (Purbolinggo 16/05/1894)
53. Raden Mas Tumenggung Ario Suryo (Magetan 09/07/1895)
54. Raden Otto Iskandardinata (Bojongsoang, Kab. Bandung 31/03/1897)
55. Raden Panji Suroso (Porong, Sidoarjo 03/11/1893)
56. Raden Ruslan Wongsokusumo (Tanah Merah, Sampang, Madura 15/10/1901)
57. Raden Sudirman (Semarang 24/12/1890)
58. Raden Sukarjo Wiryopranoto (Kasugihan, Cilacap 05/06/1903)
59. Dr. Raden Buntaran Martoatmojo Loano (Purworejo 11/01/1896)
60. Bendoro Pangeran Hario Bintoro (Yogyakarta 02/08/1914)
61. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat (Yogyakarta 21/04/1879)
62. Tan Eng Hoa (Semarang xx/xx/1907)
63. Itibangase Yosio (Perwakilan Jepang)
64. Matuura Mitukiyo (Perwakilan Jepang)
65. Miyano Syoozoo (Perwakilan Jepang)
66. Tanaka Minoru (Perwakilan Jepang)
67. Tokonami Tokuzi (Perwakilan Jepang)
68. Itagaki Masumitu (Perwakilan Jepang)
69. Masuda Toyohiko (Perwakilan Jepang)
70. Ide Teitiroo (Perwakilan Jepang)
Sidang Pertama BPUPKI
BPUPKI pertama kali mengadakan sidang pertama kali pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Dalam sidang ini dirumuskan landasan-landasan bernegara, yaitu perumusan Pancasila. Tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara yaitu Moh. Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Sidang ini dilaksanakan di gedung Chuo Sangi In yang kini kita kenal sebagai gedung Gedung Pancasila, di Jalan Pejambon 6 Jakarta. Sekaligus mengadakan upacara pelantikan dan seremoni pembukaan BPUPKI, sidang ini dihadiri oleh seluruh anggota dan dua militer Jepang, Jenderal Izagaki dan Jenderal Yuichiro Nagano.
Singkatnya sidang pertama BPUPKI ini menetapkan lima asas sebagai dasar negara yaitu Pancasila. Terdapat beberapa perbedaan yang terjadi terutama mengenai bunyi sila pertama.
Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis tidak menghendaki negara berasaskan hukum agama tertentu.
Sidang kedua BPUPKI diadakan pada tanggal 10-17 Juli 1945. Dalam sidang ini dibicarakan mengenai bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, perancangan UUD, ekonomi negara, dan lain sebagainya.
Melanjutkan sidang BPUPKI pertama panitia sembilan berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka, yang diberi nama Piagam Jakarta (Jakarta Chapter).
Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang pada tanggal 7 Agustus 1845 oleh Jepang, selanjutnya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI). Anggota PPKI yang terdiri dari 27 orang ini bertugas untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Berikut daftar nama anggota PPKI:
1. Anang Abdul Hamidan (Rantau, Kalsel 25/02/1909)
2. Andi Pangeran Pettarani (Gowa, Sulsel 14/04/1903)
3. Bandoro Pangeran Hario Purubojo (Yogyakarta 25/06/1906)
4. Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo (Solo 13/10/1905)
5. Dr. G.S.S.J. Ratulangie (Tondano, Minahasa 05/11/1890)
6. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat (Yogyakarta 21/04/1879)
7. Dr. M. Amir (Talawi, Sawahlunto, Sumbar 27/01/1900)
8. Drs. Muhammad Hatta (Bukittinggi, Sumbar 12/08/1902)
9. Drs. Yap Tjwan Bing (Solo 31/10/1910)
10. Haji Abdul Wahid Hasyim (Jombang 12/02/1913)
11. Haji Teuku Mohammad Hasan Pidie (Aceh 04/04/1906)
12. Ir. Sukarno (Surabaya 06/06/1901)
13. Ki Bagus Hadikusumo (Yogyakarta xx/xx/1890)
14. Ki Hajar Dewantara (Pakualaman, Yogyakarta 08/05/1889)
15. Mas Sutarjo Kartohadikusumo (Kunduran, Blora 22/10/1892)
16. Mr. Abdul Abbas (Diskie, Binjai, Sumut 11/08/1906)
17. Mr. I Gusti Ketut Puja (Singaraja, Bali 19/05/1908)
18. Mr. Raden Ahmad Subarjo (Karawang 23/03/1897)
19. Mr. Raden Iwa Kusuma Sumantri (Ciamis 31/05/1899)
20. Mr. Raden Kasman Singodimejo (Kalirejo, Purworejo 25/02/1908)
21. Mr. Yohanes Latuharhary (Saparua, Ambon 06/07/1900)
22. Muhammad Ibnu Sayuti Melik (Yogyakarta 25/11/1908)
23. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo (Sukoharjo, Solo 22/01/1903)
24. Raden Abdul Kadir (Binjai, Sumut 06/06/1906)
25. Raden Adipati Wiranatakusuma (Bandung 08/08/1888)
26. Raden Oto Iskandardinata (Bojongsoang, Kab. Bandung 31/03/1897)
27. Raden Panji Suroso (Porong, Sidoarjo 03/11/1893)
Pancasila sebagai dasar negara ditetapkan sebagai dasar negara Republik Indonesia (RI) pada sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Hal ini didahului oleh penetapan Mukadimah / Pembukaan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia.
Salah satu hasil persidangan PPKI yang paling berpengaruh dalam kemerdekaan Indonesia adalah menetapkan Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden pertama RI.
Keyword: Anggota BPUPKI PPKI
Originally posted 2020-06-03 11:15:24.