Tarian Adat Sumatera Utara – Siapa yang pernah berkunjung ke Medan dan menyaksikan beberapa tarian adat di bawah ini dibawakan secara langsung?
Bagi yang sudah pernah tentu sudah bisa merasakan bagaimana keragaman etnis budaya disana dong.
Yup, berbicara tentang tarian adat, Sumatera Utara memiliki banyak sekali tarian dengan latar belakang budaya berbeda.
Bahkan ada beberapa tarian tradisional yang disebut-sebut sebagai tarian purba loh.
Tarian apa saja kira-kira? Yuk simak ulasannya di bawah ini:
Beragam Tarian Adat Sumatera Utara
1. Tari Tor-Tor
“Tor-tor” adalah bunyi hentakan kaki dan irama musik pengiring dari tarian ini.
Suasana menghentak tersebut menjadi ciri khas dari tarian Batak paling populer ini.
Tari Tor-Tor sudah menjadi bagian dari budaya dan kesenian Batak sejak ratusan tahun lalu, ada yang mengatakan dimulai sejak abad ke-13.
Tak hanya sekedar tradisional namun tari tor-tor tergolong sebagai tarian purba yang hingga kini masih dilestarikan.
Saking populernya tarian ini sudah terkenal ke seluruh dunia loh, sering dibawakan dalam berbagai acara festival kesenian internasional.
Dikutip dari beberapa sumber, tor-tor terlahir dari sebuah tradisi suku Batak di kawasan Samosir, lebih tepatnya terlahir dari suku Batak Mandailing.
Menjadi bagian dari ritual beberapa upacara adat mulai dari upacara penyembuhan, panen, hingga kematian.
2. Tari Serampang Dua Belas
Jauh sebelum kemunculan tinder, dahulu kala tarian menjadi media pencarian jodoh bagi generasi muda di Melayu Deli.
Tari Serampang Dua Belas hadir mewakili ungkapan perasaan seorang pemuda kepada wanita pujaannya.
Sauti adalah seniman pencipta tarian pergaulan ini pada era 40-an yang awalnya diberi nama Tari Pulau Sari.
Namun dirubah menjadi Serampang Dua Belas karena menyesuaikan dengan irama lagunya yang bertempo cepat (serampang).
Dua Belas merupakan rangkaian gerak dalam tarian yang berjumlah dua belas, dimana setiap rangkaian menggambarkan perjalanan cinta muda-mudi.
Gerakan pada tarian ini pun juga mengalami modifikasi seiring berjalannya waktu.
Yang awalnya dikhususkan untuk penari pria, kini tarian ini dapat dibawakan secara berpasangan.
3. Tari Persembahan
Tari Persembahan yang disebut juga sebagai Tari Sirih ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi mengenakan kostum adat khas Melayu.
Sesuai dengan namanya tarian adat ini dibawakan untuk menyambut tamu penting, terutama tamu kenegaraan.
Sebagai ungkapan selamat datang yang disampaikan dalam penghormatan tertinggi.
Gerakan tarian persembahan memang sangat mempesona, sehingga digunakan untuk menyambut pembukaan Asian Para Games 2018 di Medan.
Dan pada berbabagi even lainnya tarian ini juga seringkali dijadikan sebagai pembuka acara.
4. Tari Sigale-Gale
Tergolong ke dalam salah satu jenis tarian tor-tor, tari sigale-gale merupakan tarian purba yang sudah muncul sejak ratusan tahun yang lalu.
Sigale-gale sendiri merupakan nama dari sebuah patung yang menyerupai bentuk manusia.
Patung tersebut dapat digerakkan dan menari diiringi oleh instrumen musik tradisional.
Tarian sigale-gale menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke salah satu provinsi yang terdapat di ujung Pulau Sumatera tersebut.
Tarian ini tercipta dari kisah seorang Raja Samosir yang bersedih karena kehilangan putra tunggalnya.
Demi mengobati kepiluan sang Raja maka dibuatkanlah patung dari kayu yang rupanya mirip dengan anak raja.
Sedikit mengandung unsur mistis, agar patung tersebut bisa bergerak maka dilakukanlah ritual pemanggilan arwah.
Tentunya ritual tersebut ditujukan untuk memanggil arwah anak raja agar dapat masuk ke patung tersebut.
Singkat cerita setelah melihat patung tersebut raja yang tadinya sudah sakit-sakitan kembali sembuh seperti sedia kala.
Konon katanya patung sigale-gale berhasil menghibur raja dengan menari-nari. Namun jangan khawatir kini patung sigale-gale digerakkan oleh manusia kok.
5. Tari Piso Surit
Sebuah tarian yang mengandung kisah cinta dari suku Batak Karo.
Bercerita tentang seorang gadis yang sedih menanti kekasihnya yang tak kunjung datang.
Sudah dapat dibayangkan bagaimana gemah-gemulainya gerakan tarian ini dong.
Dinamakan Piso Surit karena kondisi gadis tersebut menyerupai burung Piso Surit saat berkicau.
Kicauan burung ini mirip dengan nyanyian yang didendangkan gadis suku Batak Karo tersebut.
Melenggang lemah gemulai semabri memanggil-manggil nama kekasihnya.
Demikian penjelasan kami mengenai Tarian Adat Sumatera Utara. Semoga bermanfaat dan terimakasih.