Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Beserta Contohnya

Penulisan Daftar Pustaka – Dalam penulisan karya ilmiah tentu ada banyak hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah sistematika penulisan.

Sistematika penulisan tersebut berbeda-beda bergantung pada bentuk karyanya , apakah penulisan tersebut adalah skripsi, tesis, laporan penelitian, artikel, jurnal, atau makalah.

Namun yang jelas hal penting yang wajib ada dalam sistematika penulisan yang berbentuk ilmiah adalah daftar pustaka.

Karena sifatnya yang ilmiah maka tulisan pada karya tersebut harus memiliki rujukan yang benar dan tidak berdasar pada asumsi semata.

Rujukan ini kemudian dimuat dalam daftar pustaka. Jika diartikan secara sederhana daftar pustaka merupakan daftar buku, majalah, artikel, surat kabar, dan sejenisnya yang dijadikan acuan di dalam pengumpulan data, analisis/pembahasan, atau penyusunan karya ilmiah.


Definisi Daftar Pustaka


√ Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Beserta Contohnya
jalantikus.com

Daftar pustaka merupakan daftar sumber rujukan yang anda gunakan dalam membuat karya tulis, biasanya karya tulis ilmiah. Daftar rujukan ini mencantumkan nama pengarang, judul, tahun terbit, hingga halaman dari buku atau sumber lain yang dijadikan sebagai acuan.

Penulisan daftar pustaka bertujuan sebagai bukti bahwa sumber rujukan yang anda ambil benar adanya. Sehingga karya tulis yang anda buat dapat dipercaya dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk karya tulis berikutnya.

Selain itu, pencantuman daftar pustaka juga berfungsi sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada penyumbang data dan ulasan hasil penelitian. Pada intinya keberadaan daftar pustaka bukan hanya sekedar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja.

Aturan Penulisan Daftar Pustaka Secara Umum

Dalam menyusun daftar pustaka tidak boleh ditulis dengan asal begitu saja. Terdapat beberapa aturan yang harus diikuti. Berikut aturan penulisan daftar pustaka secara umum:

  1. 1. Nama pengarang ditulis dimulai dari nama belakang/ nama keluarga, diikuti tanda koma (,) baru kemudian ditulis nama depan.
  2. Jika pengarang adalah orang Jepang/ Korea/ Tionghoa, maka penulisan nama tidak perlu dibalik. Karena nama keluarganya memang ada di bagian depan.
  3. Kutipan kalimat dari sebuah karya tulis juga wajib dimasukkan ke dalam daftar pustaka secara lengkap.
  4. Masih terkait aturan penulisan nama, sebutan gelar tidak perlu ditulis dalam daftar pustaka.
  5. Jika terdapat lebih dari satu pengarang, hanya nama pengarang pertama saja yang penulisannya perlu dibalik. Pengarang lainnya penulisan namanya tidak perlu dibalik, namun wajib dicantumkan.
  6. Jika pustaka yang diacu banyak dari sumber nama yang sama namun dalam karya tulis yang berbeda, maka nama pengarang tetap ditulis sebanyak jumlah sumber yang ada.
  7. Terkadang terdapat pustaka yang tidak ada nama pengarangnya, maka dapat dituliskan nama lembaga atau instansi yang menerbitkan sumber tersebut.
  8. Sumber karya tulis yang dapat dijadikan referensi maksimal terbitan 5 (lima) tahun terakhir, tidak boleh lebih.
  9. Tidak diperbolehkan mengambil sumber pustaka dari blogspot, wordpress, ataupun Wikipedia karena alasan kredibilitas.
  10. Daftar pustaka harus disusun sesuai urutan abjad.

Dari kesepuluh aturan tersebut, terdapat beberapa aturan khusus menurut sumbernya, misal gaya penulisan menurut buku, internet dan jurnal tertentu. Jurnal yang dimaksud disini yaitu berupa jurnal ilmiah.


Manfaat dan Tujuan


√ Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Beserta Contohnya
bagi-in.com

Manfaat

Mencantumkan daftar pustaka dari hasil tulisan yang kita sitasi penting adanya. Fungsi utamanya adalah sebagai informasi acuam yang benar adanya sebagai sebuah sember. Pencantuman daftar pustaka memiliki banyak manfaat, baik bagi penulis, pembaca, maupun penulis sumber yang disitasi.

  • Manfaat pertama adalah memenuhi kaidah dalam etika penulisan
  • Penulisan daftar pustaka berguna sebagai bentuk terimakasih penulis kepada penyumbang data
  • Daftar pustaka bermanfaat sebagai pendukung ide seorang penulis, karena biasanya sumber yang diambil ditulis oleh pakar atau ilmuwan yang terkenal.
  • Daftar pustaka dapat dijadikan petunjuk untuk melacak kebenaran data yang diambil
  • Sebagai referensi silang, artinya daftar pustaka dapat menunjukkan rincian detail pada halaman atau bagian mana data atau acuan tersebut diambil.

Tujuan

1. Menghindari Tuduhan Plagiarisme

Terkadang mengutip data atau ulasan dari sebuah buku, jurnal, majalah, atau sumber lainnya dapat dikatakan menjiplak. Dimana penjiplakan adalah mengcopy paste karya orang lain sama dengan aslinya tanpa mencantumkan sitasi atau sumber yang dikutip.

Apalagi jika tulisan yang dibuat merupakan karya ilmiah yang sangat diakui kekuatan kebenarannya. Anda harus mencantumkan sumber kutipan secara singkat di bagian akhir setelah kalimat terakhir atau kutipan tersebut ditulis.

Sitasi hanya dituliskan nama belakang penulis dan menyertakan tahun dibuatnya sumber kutipan tersebut. Informasi secara lengkapnya dijelaskan di lampiran khusus pada halaman daftar pustaka.

Adanya informasi lengkap mengenai sumber yang digunakan dalam sebuah tulisan dapat menghindarkan anda dari kasus penjiplakan. Karena pembaca akan percaya bahwa tulisan yang anda kutip benar adanya.

2. Menghargai Penulis Sebelumnya

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian manfaat, penulisan daftar pustaka merupakan sebuah apresiasi penghargaan kepada penulis sebelumnya.

Selain itu penulisan daftar pustaka merupakan sebuah pengakuan bahwa teks yang anda kutip merupakan ide, argumen, atau analisa orang lain.

3. Membantu Pembaca untuk Mencari Sumber Sitasi dengan Mudah

Saat seseorang membaca paper atau karya tulis, mereka pasti juga akan penasaran dengan berbagai sumber pustaka yang anda gunakan.

Mungkin saja orang tersebut sedang menekuni bidang yang sama dengan hasil karya tulis anda sehingga ia membutuhkan informasi mengenai pustaka yang lebih banyak.

Dalam hal ini penulisan daftar pustaka secara lengkap akan membantu pembaca dalam mencari sumber sitasi yang sama dengan yang anda gunakan. Terkadang pembaca tertarik untuk membaca tulisan dan mengulas lebih dalam tentang tulisan yang anda kutip.

Jika anda tidak mencantumkan sumber pustaka secara rinci, tentu saja pembaca akan kesulitan untuk mendapatkan informasi lengkapnya. Hal ini bisa berdampak pada kepercayaan pembaca terhadap kekuatan hasil karya tulis anda.


Penulisan Daftar Pustaka


Dalam penulisan daftar pustaka terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga tidak semua orang dapat dengan mudah menulis daftar pustaka sesuai dengan ketentuan tersebut.

Untuk mengetahui bagaimana penulisan daftar pustaka yang baik dan benar simak penjelasan di bawah ini:

Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Buku

√ Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Beserta Contohnya
cara123.id

Jika sumber acuan adalah buku maka urutan penulisan terkait keterangan buku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nama Pengarang

Adapun keterangan terkait nama pengarang adalah:

• Nama pengarang dicantumkan dengan selengkap-lengkapnya tanpa ada gelar kesarjanaan

• Penulisan nama pengarang dilakukan dengan mencantumkan nama akhir terlebih dahulu, setelah itu diselipkan tanda baca koma baru kemudian menyebutkan nama pertama.
Contoh: Corey, Gerald

• Jika yang tercantum dalam buku tersebut hanya nama editor maka penulisannya ditambahkan singkatan kata editor yaitu (Ed.) setelah penulisan nama.
Contoh: Mahoto, Ode (Ed.)

• Buku yang terdiri lebih dari dua pengarang, maka nama yang dibalik hanya pengarang pertama saja, sedangkan nama kedua tidak perlu dibalik. Contoh: Soemardjan, Selo dan Marta Susilo.

• Pengarang buku yang terdiri dari tiga orang atau lebih maka ditulis hanya nama pengarang pertama saja (tetap dibalik) dan kemudian ditambahkan singkatan dkk.
Contoh: Husain, Maulana dkk.

• Misalkan terdapat beberapa buku ditulis oleh pengarang yang sama maka nama pengarang cukup disebutkan satu kali saja

b. Tahun Terbit

• Jika terdapat beberapa buku yang ditulis oleh pengarang yang sama serta tahun terbit yang sama maka penulisan urutannya didasarkan pada urutan abjad bukunya.
Contoh: Hassan, Fuad. 1982a
———. 1982b.

• Sedangkan jika pengarangnya sama dan tahun terbitnya berbeda maka penulisannya berdasarkan umur terbitan.
Contoh: Selano, Fuad. 1956
———. 1967

• tahun terbit tidak tercantum dalam buku maka cukup ditulis “Tanpa tahun”.
Contoh: Gerung, Rocky. Tanpa tahun.

c. Judul Buku

• Penulisan judul buku diketik tebal dan miring
Contoh: Salahudin, Rahmat. 1982. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

• Unsur-unsur keterangan seperti edisi, jilid, dsb diletakkan sesudah judul
Contoh: Noprizal, Hendra. 1984. Pembangunan Ekonomi Nasional. Cetakan kedua.

• Sumber rujukan yang merupakan karya terjemahan ditulis seperti contoh di bawah ini:
Schimmel, Annemarie, 1986. Dimensi Mistik dalm Islam-_ Terjemahan oleh Wildan Hidayat dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975).

d. Kota/tempat Penerbit

• Penulisan tempat terbit dicantumkan setelah judul atau keterangan judul. Kemudian setelah itu baru tulis tanda titik dua sebagai pemisah antara tempat terbit dan nama penerbit.
Contoh: Sugiyono. 1987. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Gramedia.

e. Nama Penerbit

• Nama penerbit diakhiri dengan tanda titik
• Jika lembaga/instansi penerbit dijadikan pengarang maka ditulis di awal saja dan tidak perlu disebutkan lagi.
Contoh: Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pockerbook of Indonesia. Jakarta.

Catatan tambahan:

  • Untuk memudahkan dalam mengingat urutan penulisan tersebut kita dapat membuat singkatan kata seperti NATAJUKOPEN (nama,tahun,judul,kota,penerbit).
  • Setiap Penyebutan keterangan, kecuali tempat terbit diakhiri dengan tanda titik.
  • Kalau memang buku tersebut bukan ditulis oleh individu tetapi oleh lembaga maka urutan pertama yang ditulis adalah nama lembaga/instansi/badan yang menerbitkan.

Sedangkan jika di dalam buku tersebut tidak dicantumkan nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan maka urutan pertama yang ditulis adalah kata pertama dari judul buku tersebut.

Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Majalah

√ Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar Beserta Contohnya
elizato.com

Urutan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut:

a. Nama pengarang

b. Tahun terbit

c. Judul artikel

Judul artikel ditulis di antara tanda petik dan setiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas

d. Nama majalah

Penulisan nama majalah diketik tebal dan miring, serta didahului oleh kata “Dalam”.

e. Tahun terbitan ke berapa (jika ada)

Jika tahun terbit dicantumkan pada majalah, maka ditulis setelah nama majalah tanpa dipisah dengan tanda baca. Selain itu keterangan tahun terbitan ditulis dengan angka romawi.

f. Nomor majalah atau bulan terbitan

Ditulis setelah tahun terbit dan ditempatkan di dalam kurung

g. Nomor halaman

Penulisan nomor halaman ditempatkan setelah nomor majalah dengan dipisahkan oleh tanda titik dua

h. Tempat terbit

Sesudah penyebutan keterangan tempat terbit diletakkan tanda titik.
Contoh: Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa”. Dalam Prisma XVIII (1):61-120. Jakarta.

Catatan:

Penjelasan terkait nama pengarang dan tahun tahun terbit pada majalah sama dengan yang berlaku dengan ketentuan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku.

Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Surat Kabar

Image Source: enjiner.com

Adapun urutan penyebutan keterangan tentang artikel di dalam surat kabar adalah sebagai berikut:

a. Nama pengarang

b. Tahun terbit

c. Judul artikel

d. Nama surat kabar

e. Tanggal terbit

Keterangan tempat terbit berisi tentang tanggal, bulan, dan tahun terbit. Penulisan nama bulan dinyatakan secara lengkap.

Nama surat kabar dan tanggal dipisahkan dengan tanda koma, kemudian setelah penulisan tanggal terbit barulah dibubuhi tanda titik.

f. Tempat terbit

Contoh: Tabah, Anton. 1989. “Polwan semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Surat Pembaharuan, 1 September 1989. Jakarta.

Catatan:

Penjelasan mengenai penulisan nama pengarang, tahun terbit, judul artikel, nama surat kabar, serta tempat terbit sama dengan ketentuan penulisan pada daftar pustaka yang bersumber dari majalah.

Setiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik.

Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Antologi

Image Source: obatrindu.com

Penyebutan keterangan tentang karangan di dalam antolog dapat diurutkan seperti berikut ini:

a. Nama pengarang

b. Tahun terbit karangan

c. Judul karangan

d. Nama penghimpun/editor

Penulisan nama penghimpun/editor didahului dengan kata Dalam dan urutan nama tidak perlu di balik. Penulisan editor sama dengan ketentuan pada sumber acuan buku yaitu (Ed.)

e. Tahun terbit antologi

f. Judul antologi

Huruf awal dari kata-kata judul tersebut diketik dengan huruf kapital serta diberi garis bawah

g. Nomor halaman

Penulisan nomor halaman tempat karangan diletakkan setelah judul dan sebelum tempat terbit didahului hlm.

h. Tempat terbit

i. Nama penerbit

Contoh: Kartodirdjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta:Gramedia

Catatan:

Ketentuan penulisan nama pengarang, tempat dan nama penerbit antologi, berlaku sama dengan ketentuan yang ada pada acuan buku sedang penulisan tahun terbit karangan, judul karangan sama dengan penulisan artikel di majalah.

Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Jurnal dan internet

kuotabro.com

Dalam menulis daftar dari jurnal atau internet harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Diantaranya nama penulis, tahun terbit, judul jurnal, nama jurnal, volume atau edisi, halaman, Digital Objcet Identifier (DOI), dan URL website dari jurnal tersebut.

Begitu pula dengan penulisan daftar pustaka dari internet juga harus memperhatikan urutan penulisan tertentu. Kebanyakan kita menulis sumber pustaka dari internet dengan cara yang salah, terutama yang dikutip dari web yang kurang terpercaya.

Bagaimana caranya yang benar? Berikut penjelasan singkat mengenai cara penulisan daftar pustaka dari sumber internet:

Nama Pengarang

Penulisan nama pengarang mengikuti aturan secara umum, dimana nama depan ditulis paling belakang. Jika sumber tersebut tidak ada nama pengarangnya maka dapat dituliskan nama instansi sumber tulisan tersebut diterbitkan.

Bagaimana kasusnya jika sumber tersebut berasal dari website atau blog online. Menurut beberapa sumber maka penulisan nama pengarang (jika tidak ada) dapat ditulis dengan urutan (Anonim, diikuti tahun artikel tersebut ditulis). Contoh (Anonim, 2017,….)

Tahun, Tanggal dan Bulan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam menulis daftar pustaka harus ditulis secara rinci segala informasi terkait sumber yang diacu.

Jika di situs internet yang dijadikan sumber terdapat tahun, tanggal, dan bulan penulisan makan harus dicantumkan pada daftar pustaka. Penulisan tahun, tanggal, dan bulan diberi tanda kurung ().

Masih terkait dengan penunjuk waktu, kali ini penulisan tanggal, bulan, dan tahun akses juga harus dicantumkan di sumber pustaka yang berasal dari internet. Hal ini bertujuan untuk memperjelas bahwa benar adanya pada waktu tersebut anda mengakses situs tersebut.

Judul

Dalam hal penulisan judul terdapat beberapa pendapat. Ada yang mengharuskan menulis judul dalam daftar pustaka dengan cetak miring, ada pula yang tidak menggunakan aturan tersebut. Yang paling penting adalah judul tersebut ditulis lengkap dang mengikuti EYD.

Nama Website

Selain nama pengarang, nama website yang diacu juga harus dicantumkan secara detail. Penulisannya lengkap seperti yang ada pada domain [.]com

Alamat situs atau website

Penulisan alamat situs berupa URL (Uniform Resource Locator) harus ditulis dengan lengkap. Seperti contoh: http://pasberita.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-jurnal .

Keyword: Penulisan Daftar Pustaka

Originally posted 2020-01-19 21:48:26.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.