Bacaan Doa Iftitah (Makna, Keutamaan dan Macamnya)

Bacaan Doa Iftitah – Doa merupakan suatu harapan manusia yang ditujukan kepada Allah SWT agar suatu keinginannya dikabulkan.

Doa adalah salah satu ibadah yang menyejukkan hati dan merupakan kenikmatan bagi manusia yang menunjukkan bahwa tiada tempat selain Allah untuk bergantung dan meminta pertolongan.


Penjelasan Doa Iftitah


Image Source: konsultasisyariah.com

Pada kali ini akan dibahas mengenai salah satu doa di dalam gerakan shalat yaitu doa iftitah.

Doa iftitah merupakan doa yang dibaca dalam shalat setelah takbiratul ikhram, doa iftiah hanya dibaca pada awal shalat di rakaat pertama.

Dalam beberapa prakteknya, orang – orang membaca doa iftitah berbeda – beda. Dijelaskan di dalam hadist nabi memang terdpat doa iftitah yang kalimatnya dan artinya tidak sama.

Dan hal ini tidak menjadi pertentangan dan tidak menjadi persoalan karena semua penjelasannya bersumber dari hadist nabi.

Sebagian umat islam memilih doa iftitah” “Allahumma baa’id baini..” sedangkan kelompok lain membaca doa iftitah “Allahuakbar kabira.. Disini akan dijelaskan mengenai doa iftitah dan penjelasannya.


Makna doa iftitah


Doa iftitah merupakan bacaan yang dianjurkan dalam shalat setelah takbiratul ikhram. Kita diajarkan doa iftitah sejak kecil dan seolah menjadi rukun dalam shalat.

Sebenarnya doa iftitah sendri sama halnya dengan bacaan shalat lain yang semestinya harus dipahami makna doa iftitah ini.

Dijelaskan bahwa, doa iftitah merupakan kelanjutan dari takbiratul ikhram yang merupakan starting point dalam perjalanan isra’ mi’raj untuk menjumpai Allah SWT.

Doa iftitah merupakan ungkapan seorang hamba yang sedang berjumpa dengan tuhannya, Doa iftitah lebih terasa seperti ungkapan batin yang mengalir dari jiwa paling dalam seorang hamba, diawali dengan takbir, tahmid, tasbih kemudian di lanjutkan dengan ungkapan wajjahtu wajhiya (aku menghadapkan wajahku).

Kata hanifan musliman (kepatuhan dan kepasrahan diri) merupakan ungkapan kepasrahan kepada Allah SWt dan pada bagian akhir doa ditegaskan denga Ana minalmuslimin yang artinya aku seorang muslim.

Tujuan dari membaca doa iftitah tak lain untuk meminta ampunan kepada Allah dan juga ungkapan berserah diri.


Keutamaan Membaca do’a iftitah


Image Source: islamituindah.info

1. Mendapatkan pahala amalan sunnah

Doa iftitah merupakan amalan sunnah dalam shat, baik itu dikerjakan di dalam shalat wajib maupun shalat sunnah.

Jika kita membacanya di dalam shalat makan akan mendapatkan pahala yang terhitung masuk dalam pahala amalan sunnah.

Terdapat Hadits Shahih dari Amr bin Auf bin Zaid Al Muzani bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda yang berbunyi :

Barangsiapa yg menghidupkan Satu Sunnah dari Sunnah – Sunnah ku, dan diamalkan oleh Manusia. Maka ia akan memperolehkan Pahala seperti Pahala Orang2 yg mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah, No. 209) ”.

2. Bentuk mendekatkan diri pada Allah SWT

Salah satu keutamaan membaca doa iftitah ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT karena dalam kandungan doa iftitah sendriri cukup lengkap didalamnua mengandung permohonan ampunan kepada Allah SWT, meminta untuk diberikan petunjuk, memohon keselamatan serta perlindunga kepada Allah SWT.

3. Diangkat doanya oleh para malaikat

Hal ini dijelaskan didalam Hadits Shahih dari Anas bin Malik RA bahwa ketika ada Seorang Laki – Laki Muslim membaca salah satu doa iftitah saat ia mengerjakan Shalat, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

Aku melihat 12 Malaikat bersegera menuju kepadanya (Laki – Laki Muslim), mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala (Hadits Riwayat Muslim, No. 1385) ”.

Ini adalah salah satu bukti bahwa doa iftitah memiliki kedudukan tersendiri sehingga apa yang dipanjatkan didalam doa iftitah maka doa tersebut akan diangkat oleh para malaikat.

4. Dibukakan pintu langit

Keutamaan Doa Iftitah Dalam Shalat Yang Keempat adalah akan dibukakan Pintu – Pintu Langit bagi yg membaca Doa Iftitah Dalam Shalat.

Terdapat Hadits Shahih dari Ibnu Umar RA bahwa Ibnu Umar berkata : ” Ketika kami mengerjakan Shalat bersama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, ada Laki – Laki Muslim yang membaca Doa Iftitah Saat Shalat. Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda : ” Aku heran, dibukakan bagi nya Pintu – Pintu Langit ”.

Dan Ibnu Umar RA pun berkata bahwa : ” Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berkata demikian ”.


Macam – macam Do’a Iftitah


Doa iftitah banyak macamnya, ada sekitar 12 macam doa iftitah yang ernah dibaca oleh Rasullullah صلي الله عليه وسلم.

Ada doa iftitah yang sering dibaca beliau saat shalat wajib adapula yang dibaca saat shalat sunnah.

Semua bacaan  doa iftitah yang pernah dipergunakan oleh Rasululllah boleh diamalkan. Berikut ini macam-macam doa iftitah berikut penjelasannya.


Do’a Iftitah 1

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

Doa iftitah yang pertama ini dibaca oleh Rasulullah SAW pada saat sholat fardhu. Menurut pendapat Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (2/183), doa ifitah ini merupakan doa yang paling shahih dibandingkan doa ifitah yang lainnya.


Doa Iftitah 2

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu.Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186)

Doa iftitah yang kedua ini dibaca oleh Rasulullah SAW disaat melaksanakan shalat waib dan shalat sunnah.


Doa Iftitah 3

اللَّهِ أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ

Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya.Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji”. (HR. An Nasa-i, 1/143. Di shahihkan Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/251)


Doa Iftitah 4

إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ

Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri.Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau”. (HR. An Nasa-i 1/141, Ad Daruquthni 112)


Doa Iftitah 5

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268.

Doa iftitah ini merupakan doa yang sering diamalkan oleh sahabat nabi ketika sholat. Selain itu doa iftitah ini cukup singkat dibaca ketika mengimami sholat yang jama’ahnya lebih banyak orang tua dan lemah sehingga sholatnya tidak mampu berlama – lama.

Hal ini dijelaskan di dalam hadist yang menyebutkan bahwa dari sahabat Abu Sa’id Al – Khudri, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/252) doa ini diriwayatkan pula dari sahabat lain secara marfu’, yaitu dari ‘Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir RA. Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat :

Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika shalat) : (lalu menyebut doa di atas)” (HR. Muslim no.399)


Doa Iftitah 6

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata:

بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك

Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.


Doa Iftitah 7

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ

3x لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ 

3x اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha Besar (3x)” (HR.Abu Daud 1/124, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/252)


Doa Iftitah 8

اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim dan Al Muakhir. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366 – 367, 13/399, Muslim 2/184)

Doa ini sering diamalkan oleh Rasulullah ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain. Doa ini memang cukup panjang, jadi bila kesulitan untuk membaca doa ini bisa menggunakan doa iftitah yang lebih pendek.


Doa Iftitah 9

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya” (HR. Muslim 2/99).

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, ketika ada seorang lelaki yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لقد رأيت اثني عشر ملكاً يبتدرونها ؛ أيهم يرفعها

Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala)” Sungguh bacaan yang singkat tetapi banyak sekali keutamaannya.


Doa Iftitah 10

اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Ya Allah, Rabb-nya malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui hal ghaib dan juga nyata. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja yang Engkau kehendaki” (HR. Muslim 2/185)

Doa ihtiftah ini juga sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.


Kesebelas

x الله اكبر 10

x الحمد لله 10

x لا اله الا الله 10

x استغفر الله 10

x اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ،وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي 10

x 10 اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ

“Allah Maha Besar” 10x
“Segala pujian bagi Allah” 10x
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” 10x
“Aku memohon ampun kepada Allah” 10x
“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan berilah aku kesehatan” 10x
“Ya Allah, aku berlindung dari kesempitan di hari kiamat” 10x (HR. Ahmad 6/143, Ath Thabrani dalam Al Ausath 62/2. Dihasankan Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/267)


Keduabelas

اللَّهُ أَكْبَرُ [ثلاثاً] ، ذُو الْمَلَكُوتِ، وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

Allah Maha Besar” 3x “Yang memiliki kerajaan besar, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan” (HR. Ath Thayalisi 56, Al Baihaqi 2/121 – 122)


Aturan membaca doa iftitah


Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam membaca doa iftitah di dalam sholat.

Dalam Al Adzkar (1/107) Imam An Nawawi menjelaskan beberapa adab dalam membaca doa iftitah diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Disunahkan untuk menggabungkan beberapa doa iftitah menjadi satu ketika sholat sendirian

2. Ketika menjadi imam, hendaknya melihat kondisi makmum yang sholat, jika banyak orang tua dan lemah sebaiknya membaca doa iftitah yang pendek

Hal ini dijelaskan pula dalam hadist :

إذا أم أحدكم الناس فليخفف . فإن فيهم الصغير والكبير والضعيف والمريض . فإذا صلى وحده فليصل كيف شاء

Jika seseorang menjadi imam, hendaknya ia ringankan shalatnya. Karena di barisan makmum terdapat anak kecil, orang tua, orang lemah, orang sakit. Adapun jika shalat sendirian, barulah shalat sesuai keinginannya” (HR.Muslim 467)

3. Bila posisi sebagai makmum masbuk dan masih dimungkinkan membaca doa iftitah maka doa iftitah tetap dibaca namun sebaiknya yang pendek saja. Bila telah mendekati waktu ruku’ dan khawatir tidak sempat membaca Al – Fatihah maka sebaiknya langsung membaca surat Al – Fatihah.

4. Bila posisi makmum masbuk pada saat imam telah ruku, sujud atau sedang duduk sebaiknya mengikuti gerakan shalat imam saja tanpa perlu membaca doa iftitah.

5. Hukam membaca doa iftitah dalam shalat ialah sunnah, sehingga jika terlupa atau terburu karena menjadi makmum masbuk maka tidak perlu melakukan sujud sahwi.

6. Doa iftitah dibaca secara sirr atau lirih.


Penjelasan mengenai doa iftitah dapat disimpulkan bahwa doa iftitah dilafadzkan setelah takbiratul ikhram dirakaat pertama.

Doa ifttitah sebaiknya dibaca digabuingkan menjadi satu ketika dibaca pada saat sholat sendiri dan lebih baik dibaca singkat ketika menjadi imam mengingat biasanya ada makmum yang tua dan lemah yang tidak mampu untuk melakukan shalat secara berlama – lama.

Banyak sekali bacaan – bacaan doa iftitah yang dianjurkan berdasarkan hadist – hadist nabi.

Beberapa contoh doa iftitah diatas adalah yang sesuai sunnah dan paling banyak diamalkan oleh para mu’min generasi pendahulu, masih banyakcontoh doa ifititah lain yang secara sunnah.

Dengan menghapal lebih dari satu doa iftitah kita dapat melakukan berbagai variasi dan dapat dibaca sesuai kebutuhan saat shalat yakni ketika dibaca sendiri ketika shalat maupun berjamaah.

Dengan kita melihat beberapa Redaksi Hadist beserta matanya maka kita akan taukualitas hadist dan matan tersebut, apakah hadist tersebut berasal dari Rasulullah apakah tidak.

Membaca doa iftitah sendiri sebaiknya dimaknai dan dipahami apakah inti dari pembacaan doa iftitah dalam shalat, karena doa iftitah sendiri merupakan salah satu amalan sunnah dalam shalat namun nabi sendiri menganjurkannya untuk dibaca disaat melaksanakan shalat.

Membaca doa iftitah memiliki beberapa keutamaan diantaranya doanya akan diangkat oleh malaikat, mendapat pahala yang terhitung pahala amalan sunnah dalam shalat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT karena doa iftitah mengandung makan permohonan, perlindungan kepada Allah SWT sebagai sang pencipta dan tiada pertolongan selain Allah SWT.


Video Bacaan Doa Iftitah


Demikian penjelasan mengenai doa iftitah dalam shalat. Menyadari masih banyak keterbatasan yang ada dalam menjelaskan, namun semoga tulisan ini bermanfaat untuk membuka wawasan mengenai doa iftitah.

Tinggalkan komentar