Pengertian Skala Likert dan Contoh-contohnya dalam Penelitian

Pengertian skala likert dapat diketahui dari penjelasan berikut ini, simak baik-baik! Skala likert merupakan salah satu jenis skala pengukuran yang biasa digunakan dalam penelitian. Dimana nantinya peneliti akan mendapatkan data interval atau rasio dari penilaian pengukurannya.


Pengertian Skala Likert


sumber gambar: serviceacjogja.pro

Sebuah skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Di dalam sebuah penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel menggunakan skala likert ini. Nantinya indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi atau tingkatan dari yang sangat positif sampai yang sangat negatif. Biasanya pilihan jawaban sklaa likert berupa kata-kata sebagai berikut:

a.       Sangat setuju

b.      Setuju

c.       Ragu ragu

d.      Tiadk setuju

e.      Sangat tidak setuju

a.       Selalu

b.      Sering

c.       Kadang kadang

d.      Hampir tidak pernah

e.      Tidak pernah

a.       Sangat positif

b.      Positif

c.       Netral

d.      Negatif

e.      Sangat negatif

a.       Sangat baik

b.      Baik

c.       Cukup

d.      Tidak baik

e.      Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban-jawaban diatas dapat diberi skor, contohnya seperti:

1) Setuju/ selalu/ sangat positif/ sangat baik diberi skor 5 (lima)

2) Setuju/ sering/ positif/ baik diberi skor 4 (empat)

3) Ragu-ragu/ terkadang/ netral/ cukup diberi skor 3 (tiga)

4) Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negaatif/ tidak baik diberi skor 2 (dua)

5) Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif/ sangat tidak baik diberi skor 1 (satu)

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Berikut ini beberapa contoh instrumen penelitian yang menggunakan skala likert:

Contoh Bentuk Checklist

Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda. Bubuhkan tanda (√) pada kolom yang tersedia.

NoPertanyaanJawaban
SSSTRGTSSTS
1Sekolah ini menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi maupun akademik    

Keterangan:

SS = Sangat Setuju (diberi skor 5)
ST = Setuju (diberi skor 4)
RG = Ragu-Ragu (diberi skor 3)
TS = TIdak Setuju (diberi skor 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (diberi skor 1)

Teknik pengumpulan data yang digunakan biasanya dalam bentuk angket. Instrumen tersebut dimisalkan akan diberikan kepada 100 orang pegawai sekolah yang diambil secara random. Dari 100 orang pegawai sekolah, setelah dilakukan analisis, misalnya didapat:

25 orang menjawab SS
40 orang menjawab ST
5 orang menjawab RG
20 orang menjawab TS
10 orang menjawab STS

Berdasarkan data yang didapat 65 orang (40 + 25) atau sebanyak 65% menjawab setuju dan sangat setuju. Sehingga kesimpulannya mayoritas responden setuju bahwa sejolah menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik.

Contoh Bentuk Pilihan Ganda

Berilah salah satu jawaban pada pertanyaan berikut sesuai pendapat anda dengan cara memberi tanda silang pada nomor jawaban yang tersedia.

Pembelajaran tatap muka akan segera dilakukan di sekolah anda?

a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu/ netral
d. Setuju
e. Sangat setuju

Dengan bentuk pilihan ganda seperti diatas, maka pilihan jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda-beda. Untuk jawaban diatas, poin sangat tidak setuju bisa diletakkan pada urutan pertama. Selanjutnya, jawaban sangat tidak setuju bisa diletakkan pada jawaban di urutan terakhir.

Saat menyusun instrumen untuk variabel tertentu, sebaiknya butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral, atau negatif. Tujuannya agar responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Sebagai contoh:

1) Saya setuju dengan ujian nasional untuk mengukur kompetensi lulusan sekolah di Indonesia (positif).

2) Ujian nasional telah banyak diterapkan di negara-negara maju (netral).

3) Saya tidak setuju dengan ujian nasional untuk mengukur kompetensi lulusan sekolah di Indonesia (negaatif).

Bentuk instrumen semacam ini dapat membuat responden benar-benar membaca setiap instrumen dan jawabannya. Lain halnya dengan bentuk checklist yang sering jawaban bahkan pertanyaannya tidak dibaca karena letak jawabannya sudah tentu.

Originally posted 2021-05-18 12:10:09.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.