10 Adab dan Cara Malam Pertama Pernikahan Menurut Islam

Malam pertama adalah malam dimana sang suami dan istri melakukan hubungan mesra. Dan pada intinya hal ini dibolehkan dalam syari’at.

Akan tetapi saat melakukan malam pertama sepasang suami istri harus tahu adab ataupun tata cara saat melakukan bermesraan.


Adab Malam Pertama Pernikahan (Malam Pengantin)


Agar kelak anak yang lahir diberkahi dan dilindungi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Ada 10 adab yang mesti dilakukan oleh para suami saat bermesraan dengan istri. Diantaranya adalah:

1. Suami Mengucapkan Salam

Suami hendaknya mengucapkan salam (Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh) kepada istri, sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam.

2. Suami Melakukan Candaan dan Obrolan Ringan

Hendaknya seorang suami melakukan candaan ringan dan obrolan ringan yang mubah agar suasana tidak tegang. Boleh diawali dengan memberikan minuman atau manisan.

3. Meletakkan Tangan Suami di Kening atau Kepala Istri

Meletakkan Tangan Suami di Kening atau Kepala Istri seraya berdoa:

Allahummaa innii as-aluka min khairihaa wa khairi maa jabaltahaa alaihi Wa ‘audzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa syarri maa jabaltahaa alaihi

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk kebaikan dirinya dan kebaikan tabiat (sikap atau perilaku) yang dia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya (keburukannya) dan kejelekan tabiat (sikap atau perilaku) yang ia bawa.” (HR. Bukhari)

4. Melaksanakan Shalat Sunnah Dua Rakaat

Image Source: webmuslimah.com

Hendaknya suami mengajak istri untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat (riwayat dari para salafus shalih atau orang shalih terdahulu).

Hal ini bertujuan untuk memberikan ketenangan pada hati dan untuk mengurangi ketegangan. (Shalat sunnah yang dilakukan boleh di keraskan suaranya)

Jadi untuk para calon suami sebelum menikah perbaiki tahsin bacaan Qur’an-nya ya. Agar berkesan di malam pertama serta mempesona :D.

5. Bersiwak (sikat gigi) Sebelum Berhubungan

Disunnahkan kepada suami dan istri agar bersiwak (sikat gigi) sebelum berhubungan.

6. Membaca doa saat akan berjima

Image Source: tribunnews.com

Membaca doa saat akan berjima (menurut mayoritas ulama doa jima’ dibaca oleh suami saja). Adapun istri bertugas mengingatkan suami agar selalu membacanya saat ingin atau hendak berhubungan intim.

Sebagai bocoran, bacaan doa jima’ adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Yaa Allah, jauhkanlah aku dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari anak yang hendak Engkau karuniakan kepada kami.” (HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda:

Maka, jika Allah menetapkan atau mentakdirkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaithan tidak akan membahayakan dan mencelakakannya selama-lamanya.

Awas jangan sampai lupa yoo. Ini suatu hal yang serius loh. Dan untuk istri tetap konsisten mengingat suami tatkala hendak berjima’.

7. Suami Boleh Menggauli Istri dengan Cara Bagaimanapun

Suami boleh menggauli sang istri dengan cara bagaimana pun yang ia sukai. Namun ingat hanya pada kemaluannya saja.

Sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wata’ala yang artinya:

Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam (ladang bagimu), maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu(ladang) itu bagaimana saja kamu kehendaki (kapan saja kamu sukai). Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahw engkau kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Baqarah: 223)

Asbabun Nuzul ayat diatas adalah:

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Pernah suatu ketika Umar ibnu Khattab menemui Rasuulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata, “Ya, Rasulullah, celakalah aku. “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kembali berkomentar, “Apa yang membuatmu celaka, wahai Umar ibnu Khattab?

Umar ibnu Khattab kemudian menjawab, “Aku membalikkan pelanaku tadi malam”.
Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sampai turunlah ayat sebagaimana firman Allah ta’ala diatas.

Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Gauli atau Cumbuilah istrimu dari arah depan maupun belakang. Akan tetapi hindarilah atau jangan menyetubuhinya dari dubur ataupun ketika ia sedang haidh (menstruasi).”

8. Saat Istri Haid dan Nifas

Image Source: islamidia.com

Jika sang suami ingin berjima’ dengan istri, namun sang istri sedang haid atau nifas maka ia boleh bercumbu dengan istrinya dengan syarat tidak pada kemaluannya.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang maknanya:

Lakukanlah apa saja kecuali jima’ atau bersetubuh.

Hadist Shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 302 dan Abu Dawud no. 257. Dan dibawakan oleh sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.

9. Boleh Kapan Saja

Image Source: islamidia.com

Boleh bagi sang suami untuk menggauli atau mencampuri istrinya kapan saja.

10. Jika ingin mengulangi berhubungan

Jika ingin mengulangi berhubungan (biasanya sih pengantin baru ^_^), maka disunnahkan untuk berwudhu atau mandi wajib.

Pendapat terkuat dari mayoritas para ulama adalah dilakukan oleh suami saja. Dan terakhir bagi suami sebelum tidur pastikan sudah dalam kondisi mandi wajib.

Demikian penjelasan kami mengenai Adab Malam Pertama Pernikahan. Semoga bermanfaat.

Referensi:
Sumber kitab:
[1]. Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Muyassarah karya Syaikh Al-‘Awaisyah dan
[2]. https://almanhaj.or.id/3228-malam-pertama-dan-adab-bersenggama.html

Originally posted 2021-08-26 19:13:38.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.