Bhinneka Tunggal Ika | Semboyan Perekat Beragam Perbedaan di NKRI

Sebagai negara kepulauan negara Indonesia merupakan salah satu negara multikultur terbesar di dunia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi pemersatu bangsa dari berbagai daerah dengan latar belakang ada istiadat yang berbeda.

Namun banyak dari kita yang kurang memaknai arti dari semboyan ini. Karena beberapa tahun terakhir Indonesia diwarnai dengan ujian permusuhan antar suku, agama, maupun golongan. Sebagian dari kita mungkin lupa bahwa semboyan ini telah tercipta jauh sebelum Indonesia merdeka.

Seperti yang kita ketahui Bhinneka Tunggal Ika merupakan sebuah frasa yang tertulis di dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.

Agar Indonesia menjadi negara kesatuan yang kokoh dan tak terpecahkan maka para pendiri bangsa mengunguhkan frasa ini sebagai semboyan negara dan tertulis di lambang negara, burung garuda.


Bhinneka Tunggal Ika dan Sejarah Kemerdekaan RI


Bhinneka Tunggal Ika
satujam.com

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keunikan tertinggi, dipisahkan oleh pulau-pulau dengan tingkat keragaman yang majemuk. Aneka ragam budaya, adat, bahasa daerah, kesenian, hingga kepercayaan yang dianut masyarakat tersebar di seluruh bentangan wilayah.

Keberagaman suku dan budaya menjadikan Indonesia negara dengan warisan budaya terbanyak di dunia. Baik itu berupa warisan budaya kesenian, rumah adat, tradisi upacara adat, hingga warisan budaya tak hidup lainnya berupa candi-candi peninggalan sejarah.

Setiap warisan budaya memiliki cerita dan filosofinya tersendiri. Selalu ada kisah kenapa terciptanya tari reog, selalu ada cerita kenapa dibangunnya candi Borobudur. Dan selalu ada warna dan rupa suku bangsa yang melatar belakangi perbedaan di setiap cerita di seluruh penjuru Nusantara.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, di seluruh wilayah tanah air ini telah banyak berdiri kerajaan-kerajaan yang berdaulat atas wilayah atau daerah masing-masing. Salah satu kerajaan terbesar di Indonesia adalah Kerajaan Majapahit, yang memiliki pengaruh besar di Pulau Jawa, yang berpusat di Jawa Timur.

Bhinneka Tunggal Ika awal mulanya merupakan sebuah seloka yang berfungsi sebagai ajaran moral untuk menciptakan kerukunan antar umat Hindu (Siwa) dengan umat Budha. Dimana secara substansial kedua agama ini memiliki prinsip-prinsip ajaran yang berbeda.

Secara bijaksana Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Hayam Wuruk mampu menerapkan makna sesanti ini kepada masyarakat yang hidup rukun dan sejahtera. Seiring dengan masuknya penjajah ke Nusantara, sesanti ini kemudian dijadikan sebagai semboyan persatuan.

Jika semula sesanti tersebut menunjukkan toleransi keagamaan. Bhinneka Tunggal Ika menjadi pemersatu masyarakat di seluruh Nusantara dalam memperjuangkan kembali kedaulatan dari tangan penjajah.

Setelah Indonesia meproklamasikan kemerdekaannya, pemerintah menetapkan sesanti Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang negara. Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951, yang disetujui oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Memaknai Arti Bhinneka Tunggal Ika

change.org

Tentu kita sebagai bangsa Indonesia sudah memahami arti dari semboyan negara ini, yakni “Berbeda-beda tapi tetap satu jua”. Pada prinsipnya semboyan ini melatarbelakangi persamaan dalam setiap perbedaan yang ada di antara kita.

Sehingga apapun perbedaan yang membuat kita berjarak tidak harus menimbulkan konflik bahkan perperangan. Karena pada dasarnya kita adalah satu, bangsa Indonesia.

Makna kata Bhinneka Tunggal Ika menyalakan api semangat para pejuang yang telah rela mati-matian mewujudkan kemerdekaan bagi Republik Indonesia. Tanpa memandang suku, kelompok, maupun organisasi tertentu kala itu tujuan mereka hanya satu yaitu mengibarkan Sang Merah Putih di bumi pertiwi.

Sayangnya di era yang serba digital ini banyak dari kita yang kurang mendalami makna dari Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya. Acap kali kita mudah terpengaruh oleh radikalisme dan tindakan intoleran yang kini mengalir deras di media sosial maupun internet.

Terkadang informasi-informasi yang tak filter dan tak tahu kebenarannya mudah sekali memancing emosi generasi milenial sehingga menimbulkan keributan di dunia maya.

Sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia yang baik kembali kepada kaidah-kaidah Pancasila. Jangan lupa dengan perjuangan dan sejarah. Karena tanpa kekuatan dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika mungkin hingga kini kita masih menjadi kaum yang dijajah.


Baca Juga : Bank Indonesia

Mari junjung kembali rasa persatuan dan toleransi antar agama dan suku bangsa. Jangan lupakan perjuangan para pendiri negara yang sudah bersusah payah membawa kita dari zaman kegelapan hingga terang benderang seperti sekarang ini.

Tinggalkan komentar