Sujud Syukur (Bacaan, Waktu dan Dalil Keutamaannya)

Sujud Syukur – Rasa syukur bisa diungkapkan dengan berbagai hal. Mengucap syukur kepada Allah akan sesuatu hal yang telah kita dapat bisa juga diekspresikan dengan sebuah tindakan.

Hal paling mudah yang biasa dilakukan oleh seorang Muslim ketika bersyukur ialah dengan melakukan sujud.


Sujud Syukur


Sujud yang dimaksud disini bukanlah sujud dalam sholat, tetapi sujud syukur yang dilakukan kapan saja saat kita merasa bersyukur.

Nikmat yang Allah berikan kepada manusia amatlah banyak dan tidak mungkin dihitung atau disebutkan satu per satu.

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk menghargai nikmat Allah dengan bersyukur.

Bersyukur memiliki tiga pilar yang saling berkaitan, yaitu mengakui nikmat Nya sacara batin, mengungkapkannya secara lisan, dan terakhir mempergunakannya untuk menambah ketaatan kepada Allah ta’ala.

Bentuk ungkapan rasa syukur lainnya yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah dengan bersujud. Sujud yang beliau contohkan ini kita kenal dengan nama sujud syukur.

Sebagian besar orang masih bertanya-tanya mengenai tata cara sujud syukur dan bacaan apa yang harus dibaca ketika melakukannya.

Sebenarnya tidak terdapat hadits shahih yang berisi tentang penjelasan akan bacaan sujud syukur. Para ulama bersepakat bacaan pada sujud syukur sama seperti halnya bacaan sujud dalam sholat. Misalnya saja:

سبحا ن ربيالاعلى وبحمده

(٣x)

Subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdih 3x

Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan memujilah aku kepada-Nya

سبحانك اللهم ربنا وبحمدك اللهم اغفرلى

Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allahummaghfirlii

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, wahai Tuhan kami dan dengan memuji-Mu Ya Allah berilah ampunan untukku.”

Selepas membaca doa sujud bisa dilajutkan doa yang lain misalnya saja ungkapan rasa syukur atau semacamnya. Sedangkan untuk tata cara sujud syukur, baik itu gerakan maupun hukum dan syaratnya sama seperti sujud tilawah.

Saat akan melakukan sujud syukur tidak diharuskan dalam keadaan berwudhu. Disunnahkan untuk bertakbir, menghadap kiblat, dan menutup aurat.

Jadi meskipun dalam keadaan gembira usahakan untuk bersujud menghadap ke arah kiblat seperti yang disunnahkan.

Dalil Tentang Sujud Syukur

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًاشَاكِرًا لِلَّهِ

Artinya: Dari Abu Bakar radhiyallahu anhu bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa salam ketika kedatangan hal yang menyenangkan Beliau menundukkan tubuhnya untuk bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. [HR. Abu Dawud , at Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dinilai sebagai hadits yang hasan oleh Al Albani]

Riwayat lain yang menjelaskan hal yang sama.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا بَكَّارُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ أَمْرٌ فَسُرَّ بِهِ فَخَرَّ لِلَّهِ سَاجِدًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ بَكَّارِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ رَأَوْا سَجْدَةَ الشُّكْرِ وَبَكَّارُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ مُقَارِبُ الْحَدِيثِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mutsanna dari Abu Ashim berkata, “Telah menceritakan kepada kami Bakar bin Abdul Aziz bin Abu Bakrah dari bapaknya dari Abu Bakrah ia berkata”. ‘Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mendapatkan perintah yang membuat beliau senang dan bersujud syukur.’

Abu Isa mengatakan bahwasannya hadits ini derajatnya hasan gharib dan jalurnya berasal dari Bakkar bi Abdul Aziz. Bakkar bin Abdul Aziz bin Bakrah adalah seorang muqaribul hadits sehingga para ulama mengamalkan hadits ini.

Pernyataan lain yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kerap melakukan sujud syukur ketika mendapat kabar bahagia adalah:

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Diantara kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat adalah bersujud ketika datang kenikmatan baru yang menyenangkan atau tatkala keburukan besar lenyap. Dulu Nabi SAW bersujud ketika Ali menulis risalah kepada beliau perihal keislaman suku Hamdan.

Sujud Syukur karena Bebas dari Musibah

Ka’ab bin Malik juga bersujud ketika dikabarkan padanya bahwa Allah menerima taubatnya. Demikian pula dengan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang melakukan sujud syukur saat menemukan Dza at-Tsudayyah di tengah orang-orang khawarij yang tewas. Abu Bakar ash-Shiddiq juga melakukan sujud syukur tatkala berita terbunuhnya Musailamah al Kadzdzaab (Nabi palsu) sampai kepadanya.”

Seorang Muslim pasti tidak akan pernah lepas dari curahan nikmat Allah setiap saatnya. Hidup sebagai seorang Muslim saja sudah merupakan nikmat yang harus kita syukuri.

Seluruh nikmat yang datang pasti menyenangkan jadi tidak mungkin setiap detik kita harus melakukan sujud syukur.

Untuk itu perlu dipahami bahwa melakukan sujud syukur hanya dikerjakan saat tertimpa nikmat-nikmat besar yang tidak rutin datang.

Imam Nawawi pernah mengatakan dalam kitabnya, ar Raudhah bahwasannya sujud syukur tidak disunnahkan pada nikmat yang datang terus-menerus. Disunnahkan bagi seorang Muslim untuk bersujud ketika datang nikmat yang tidak datang setiap saat.

Misalnya saja kelahiran anak, dimudahkan menikah, kesembuhan orang tercinta dari penyakit keras, atau mendengar berita kemenangan Umat Islam atas orang kafir.

Demikian juga disunnahkan untuk bersujud syukur ketika selamat dari marabahaya atau bencana dimana orang lain banyak yang menjadi korban.

Contohnya saja saat ada bencana gempa, banjir, tsunami, gunung meletus, dan sebagainya yang memakan banyak korban sedangkan kita diselamatkan oleh Allah.

Rukun Syukur

Termasuk juga bersyukur atas nikmat kemenangan atas penjajahan dan nikmat kemerdekaan dengan menjalankan tiga rukun syukur.

Pertama, mengakui dengan hati bahwa kemenangan itu berasal dari Allah subhanahu wa ta’alaa. Jika saja Dia tidak berkehendak, maka tidak akan pernah ada karunia kemerdekaan yang dinikmati.

Kedua, mengungkapkannya dengan lisan dan memperbincangkan batapa berharganya nikmat kemenangan atas orang kafir yang menjajah tanah air dan kemudian memanfaatkan nikmat tersebut untuk semakin taat kepada Allah. mengisi hari-hari setelah kemerdekaannya dengan memperbanyak ibadah adalah salah satu contoh ketaatan kita.

Terakhir adalah dengan mendoakan semua pahlawan yang mati syahid diterima di sisi Allah dan diampuni dosa-dosanya. Untuk itu dalam rangka meneruskan perjuangan para pahlawan kita harus mengisi hari-hari kita dengan hal-hal yang berguna. Menuntut ilmu, mendakwahkan Islam di Nusantara, dan membenci segala jenis ke kufuran adalah sebagian contohnya.

Hikmah Dibalik Sujud Syukur

1. Semakin mengingat Allah.
2. Ungkapan rasa syukur dan ingat akan nikmatNya.
3. Bentuk kepasrahan
4. Semakin mendekatkan diri dengan Allah.
5. Merasa rendah diri dihadapan Sang Pencipta.
6. Mengikis sifat sombong
7. Menjauhkan diri dari sifat takabur
8. Menyegarkan otak
9. Melancarkan sirkulasi darah
10. Menajamkan akal pikiran.

Itulah sedikit penjelasan mengenai sujud syukur yang mungkin selama ini kurang kita pahami.

Semoga penjelasan diatas bisa semakin mendekatkan diri kita kepada Allah dan memberi pengetahuan yang informatif. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

Originally posted 2021-08-16 08:34:22.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.