Rumus IRR- Pada kesempatan yang terik nan syahdu ini kami akan kembali membagikan informasi seputar ilmu pengetahuan yang barangkali bisa bermanfaat untuk pembaca sekalian.
Pada postingan sebelumnya kami telah membahas tentang rumus ROA, yakni rumus yang sering digunakan dalam manajemen keuangan.
Dan kali ini kami masih ingin memaparkan tentang rumus yang juga berkaitan dengan manajemen keuangan.
Namanya adalah IRR. Istilah yang sama asingnya dengan ROA bagi beberapa orang yang memang tidak pernah menggeluti bidang tersebut.
Pun bagi beberapa lainnya yang sudah sering mendengar istilah tersebut pun terkadang masih bingung memahami cara kerjanya.
Karena itu kami disini akan mencoba menjelaskan rumus dari IRR ini dengan sederhana agar mudah dimengerti oleh teman-teman sekalian.
Artikel cocok untuk teman-teman sedang sedang atau baru saja belajar tentang IRR, atau juga bisa untuk teman-teman yang akan terjun di dunia bisnis.
Materi yang akan kami paparkan ini adalah materi dasar atau awal yang meliputi pengertian atau definisi dari IRR, rumus dari IRR tersebut, rumus alternatifnya, serta contoh soal perhitungan IRR.
Jadi jangan keman-mana dan langsung simak artikel di bawah ini ya, semoga bisa membantu teman-teman yang membutuhkan.
Apa Itu IRR?
Hal yang harus diketahu terlebih dahulu sebelum kita membahas tentang rumus IRR adalah apa sih arti atau definisi dari IRR itu sendiri.
Karena memang akan sedikit sia sia kalau kita hanya tahu rumusnya tapi tidak mengetahui apa sebenarnya IRR itu, dan fungsinya untuk apa.
Karena itu mari kita mulai dengan mengetahui apa itu kepanjangan IRR, jadi IRR merupakan singkatan dari Internal Rate of Return.
Apa maksud dari internal rate of return? Adalah hasil yang didapatkan dari proposal bisnis, dimana proposal bisnis itu merupakan discount rate yang menjadi present value dari aliran kas masuk atau bisa dibilang sebagai investasi awal.
Lalu apa sih fungsinya IRR ini? Dengan mengetahui IRR kita bisa mengetahui tingkat efisien dari sebuah investasi, artinya IRR ini bisa menjadi indikator.
Selain itu IRR ini juga bisa membantu kita untuk menentukan apakah investasi tersebut perlu dilakukan atau tidak.
Karena sebuah investasi bisa dilakukan jika laju pengembaliannya atau rate of return nya tidak lebih kecil dari laju pengembalian investasi lain.
Rumus IRR (Internal Rate of Return)
Syarat dari IRR adalah IRR > suku bunga MARR. Apa itu MARR? Minimun Acceptable Rate of Return atau laju pengembalian minimum dari suatu investasi.
Untuk menghitung IRR ini kita perlu mengetahui nilai discount rate yang menghasilkan NPV postitif. Setelah itu baru gunakan rumus di bawah ini:
Adapun keterangannya:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = Net present value yang positif
NPV2 = Net present value yang negatif
Adapun nantinya IRR akan menghasil 3 nilai, dimana ketiganya memiliki makna atau interpretasi yang berbeda-beda. Adapun interpretasinya dapat dilihat di bawah ini:
Kriteria | Makna |
IRR < SOCC | usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial |
IRR = SOCC | usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point |
IRR > SOCC | usaha atau proyek tersebut layak secara finansial |
Rumus Alternatif IRR
Selain rumus IRR di atas, kamu juga bisa menghitung IRR dengan menggunakan rumus lainnya loh. Rumus ini mencoba menghitung suku bunga yang kemungkinan akan menghasilkan nilai NPV positif. Adapun rumusnya dapat dilihat di bawah ini:
Berikut keterangan simbol di atas:
Ir = Bunga rendah
It = Bunga tinggi
NPV It = NPV pada bunga tinggi
NPV Ir = Net present value pada bunga rendah
Contoh Soal
Memberikan pemahaman yang paling mudah adalah dengan memberikan contohnya. Karenanya di bawah ini kami menyertakan contoh soal untuk menghitung IRR supaya teman-teman bisa langsung belajar mengaplikasikan rumus IRR.
Adapun contoh soalnya dapat dilihat berikut ini:
Pertanyaan:
Sebuah perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi Rp 150 juta. Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan:
Tahun 1 : Rp 60.000.000
Tahun 2 : Rp 50.000.000
Tahun 3 : Rp 40.000.000
Tahun 4 : Rp 35.000.000
Tahun 5 : Rp 28.000.000
Diasumsikan RRR = 10%
Penyelesaian:
Dicoba dengan faktor diskonto 10%:
- Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000
- Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
- Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000
- Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.500
- Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200
Total PV = Rp 167.202.200
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp 17.202.200
Dicoba dengan faktor diskonto 16%:
- Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000
- Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
- Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,6417 = Rp 25.668.000
- Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
- Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,419 = Rp 17.973.200
Total PV = Rp 100.131.700
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp – 49.868.300
Perhitungan interpolasi
Selisih Bunga | Selisih PV | Selisih PV dengan Investasi Awal |
10% | Rp167.202.200 | Rp167.202.200 |
16% | Rp100.131.700 | Rp150.000.000 |
6% | Rp67.070.500 | Rp17.202.200 |
IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut bisa diterima. Karena IRR > 10%.
Penutup
Demikianlah penjelasan tentang rumus IRR yang bisa kami sajikan, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca sekalian.
Walaupun masih ada yang masih bingung setelah membaca artikel ini itu tidak masalah, tetapi paling tidak terdapat pelajaran yang bisa diambil.
Dan kami juga memohon maaf jika dirasa pemaparan yang kami sajikan rumit dan sulit untuk dipahami. Kami akan terus menerus belajar.
Jadi kalian juga yuk semangat belajar yaaa. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga, dan pikiran kita.
Originally posted 2020-07-06 11:07:38.