Perang Islam Terbesar – Kisah sejarah menjadi catatan penting untuk menyampaikan pesan kepada generasi penerus mengenai suatu keadaan dan pencapaian dimasa lalu yang merubah suatu peradaban.
Pencatatan sejarah atau kisah bertujuan agar generasi penerus atau generasi muda mengetahui sejarah nenek moyang atau generasi sebelumnya.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang terdapat berbagai kisah di dalamnya.
Kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an diantaranya adalah kisah nabi dan rasul, kisah peristiwa-peristiwa di masa lalu dan kisah-kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, seperti kisah peperangan di masa Rasulullah.
Beberapa Perang Islam Terbesar di Zaman Rasulullah SAW
Di dalam Agama Islam, peperangan diizinkan oleh Allah SWT asalkan tujuan perang tersebut adalah untuk membela agama Allah dan untuk membela diri jika kaum muslimin diserang oleh pihak musuh.
Pada zaman Rasulullah, terdapat beberapa perang besar yang tidak terelakkan.
Peperangan tersebut pada dasarnya adalah untuk mempertahankan diri dari serangan musuh yang ingin memusnahkan kaum muslimin.
Berikut ini merupakan beberapa perang Islam terbesar yang terjadi di zaman Rasulullah SAW.
1. Perang Badar
Perang Badar adalah perang pertama yang dilakukan oleh kaum muslimin dan sekaligus menjadi sejarah bagi kaum muslimin.
Bagaimana tidak, kaum muslimin memenangkan peperangan ini meskipun memiliki jumlah yang sedikit.
Kendati memiliki pasukan yang jauh lebih sedikit, namun berkat pertolongan Allah SWT kaum muslimin dapat memenangkan peperangan tersebut.
Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 624 M atau pada tahun kedua Hijriah.
Disebut sebagai Perang Badar karena lokasi peperangan ini terjadi di sebuah lembah yang bernama lembah Badar.
Saat itu, Baginda Rasulullah bersama dengan setidaknya tiga ratus orang lebih, (ada pendapat yang mengatakan jumlah pasukan Rasulullah berjumlah 313, 314, dan 317 orang sahabat).
Yaitu terdiri dari sekitar 82 atau 86 kaum Muhajirin, 61 orang kaum Kabilah Aus dan 170 orang kaum Kabilah Khazraj.
Adapun untuk amunisi perang, kaum muslimin hanya memiliki dua ekor kuda dan tujuh ekor unta yang itupun dikendarai secara bergantian dimana satu unta untuk dua atau tiga orang.
Menurut catatan sejarah, Rasulullah bergantian menaiki unta dengan Ali dan Mursyid bin Abi Mursid Al-Ghanawi.
Berbanding terbalik dengan jumlah pasukan kaum muslimin, jumlah pasukan kaum kafir Quraisy adalah sepuluh kali lipatnya.
Yaitu berkisar sekitar 1.300 prajurit yang sudah terlatih untuk berperang.
Amunisi mereka pun lebih lengkap dengan 100 ekor kuda, 600 perisai dan unta yang bahkan jumlahnya sampai tidak terhitung.
Pada peperangan ini, kaum kafir Quraisy dipimpin oleh Abu Jahal bin Hisyam.
Kemenangan kaum muslimin dalam Perang Badar berkat bantuan Allah SWT. Bala bantuan berupa tentara malaikat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 9.
Pada perang ini, pasukan kaum muslimin memiliki keimanan yang sangat kuat dan semangat yang membara.
Mereka sangat setia dan mematuhi setiap perkataan Rasulullah SAW sehingga berbuah kemenangan.
2. Perang Uhud
Kekalahan kaum kafir Quraisy pada Perang Badar menghasilkan dendam kesumat sehingga terjadilah Perang Uhud. Perang ini terjadi pada tahun ketiga H / 625 M.
Tidak seperti pada Perang Badar dengan perlengkapan perang seadanya, pada Perang Uhud kaum muslimin berangkat dengan kekuatan penuh dengan jumlah pasukan sebanyak 1000 orang prajurit.
Dimana 100 orang prajurit menggunakan baju besi dan 50 orang lainnya menunggang kuda.
Sebelum berperang, kaum muslimin melakukan shalat subuh berjamaah terlebih dahulu di sebuah tempat yang bernama Asy-Syauth.
Dari segi lokasi, sebenarnya tempat ini sangat dekat dengan lokasi musuh yaitu kaum kafir Quraisy. Pemilihan lokasi shalat subuh ini bertujuan untuk melihat kekuatan kaum Quraisy.
Ternyata jumlah pasukan kaum Quraisy sangat banyak, yaitu berjumlah 3000 tentara dan mereka juga memiliki 3000 unta, 200 ekor kuda, dan 700 baju besi.
Melihat kondisi tersebut, seorang pengkhianat dari kaum muslimin yang bernama Abdullah bin Ubay berhasil membujuk setidaknya 300 orang prajurit mundur.
Melihat sepertiga pasukannya mundur, Rasulullah tidak tinggal diam, Baginda Rasul melakukan perundingan dengan sisa pasukan untuk melanjutkan perang.
Perang Uhud dimulai dengan adanya adu tanding dan dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin.
Namun, sayangnya kemenangan ini tidak bertahan lama karena pasukan pemanah kaum muslimin yang turun dari bukit dan sibuk memunguti harta rampasan kaum Quraisy karena mereka menganggap telah menang.
Kemudian kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Khalid Ibn Walid untuk menyerang balik pasukan muslim yang mengakibatkan kaum muslimin porak-poranda dan membuat keadaan menjadi terbalik.
3. Perang Mut’ah
Latar belakang terjadinya Perang Mut’ah adalah karena terbunuhnya utusan Rasulullah SAW bernama Al-Haris Bin Umair. Ia diutus untuk menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra.
Di perjalanan Al-Haris dicegat oleh Syurabil Bin Amr, yang berkedudukan sebagai gubernur Balqa di Syam, ia ditangkap dan dipenggal lehernya.
Perang Mut’ah merupakan perang yang pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani.
Pada perang ini Rasulullah mempersiapkan pasukan berjumlah 3000 prajurit, dan ini merupakan pasukan terbanyak dalam sejarah.
Sementara, pasukan Romawi yang dipimpin oleh Heraklius memiliki kekuatan sekitar 100.000 prajurit Romawi.
Bahkan mereka memperoleh bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra sekitar 100.000 prajurit tambahan, sehingga total prajurit mereka adalah 200.000 prajurit.
Pada saat terjadinya Perang Mut’ah, Khalid Bin Walid yang berperan penting terhadap kemenangan kaum Quraisy pada Perang Uhud telah menjadi seorang mualaf.
Perang Mut’ah adalah perang pertamanya sejak memeluk agama Islam.
Dalam perang ini Khalid Bin Walid mampu memukul mundur pasukan Romawi tersebut hingga kemenangan berada di pihak umat muslim.
4. Perang Ahzab (Khandaq)
Perang Ahzab diprakarsai oleh 20 orang pimpinan Yahudi Bani Nadhir dan mengajak kaum kafir Quraisy untuk menumpas kaum muslimin.
Pimpinan mereka adalah Bani Ghathafan yang mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Mekah untuk memerangi umat Islam.
Seluruh kelompok-kelompok tersebut sepakat untuk bergabung dan ingin menghabisi kaum muslimin di Madinah.
Jumlah pasukan yang telah mereka persiapkan untuk berperang adalah sekitar 10.000 orang prajurit.
Mendengar kekuatan lawan yang begitu besar, Salman Al-Farisi dari pihak kaum muslimin memiliki strategi yaitu melakukan penggalian parit yang bertujuan untuk menghalangi sampainya pasukan ke wilayah Madinah.
5. Perang Tabuk
Perang Tabuk terjadi pada tahun kesembilan tepatnya pada bulan Rajab yang berlokasi di daerah Tabuk.
Merupakan salah satu peperangan terbesar di zaman Rasulullah sekaligus menjadi peperangan terakhir Beliau sebelum wafat.
Menjadi perang terberat bagi kaum muslimin karena bertepatan dengan masa panen.
Hal ini tentu sulit bagi pasukan muslimin karena harus meninggalkan lahan pertanian mereka yang sudah mulai siap panen.
Inilah ujian terberat bagi kaum muslimin, namun karena rasa takwa yang begitu dalam terhadap Allah dan Rasul-Nya, maka perintah peperangan ini tidak dapat diabaikan dan demi agama Allah mereka tetap berangkat ke medan perang.
Untuk mengatasi minimnya dana peperangan, maka Rasulullah mengumpulkan para sahabat untuk pengumpulan dana.
Maka hasilnya adalah beberapa para sahabat menyedekahkan sebagian harta mereka sesuai kemampuan untuk membantu akomodasi peperangan.
Perang Tabuk adalah perang pembalasan dendam bangsa Romawi terhadap kekalahan mereka pada perang Mut’ah.
Pada perang ini mereka mengerahkan pasukan lebih banyak yaitu dengan kekuatan militer yaitu sekitar 40.000 prajurit.
Mendengar persiapan bangsa Romawi tersebut membuat kaum muslimin berlomba melakukan persiapan perang dan sampailah kepada hari yang ditunggu.
Yaitu perjalanan menuju lokasi perang yang membutuhkan waktu sekitar 20 hari lamanya karena daerah Tabuk sangat jauh dari Madinah, berjarak sekitar 800 km.
Ketika telah sampai di Tabuk, segera Rasululullah SAW melakukan pidato di hadapan kaum muslimin untuk membangkitkan semangat umat muslim. Setelah menunggu cukup lama, ternyata pasukan Romawi tidak kunjung tiba.
Pasukan Romawi mengalami karena ketakutan dan kekhawatiran terhadap pasukan muslim, sehingga pasukan tersebut tercerai berai di perbatasan wilayah. Akhirnya peperangan pun tidak terjadi, diganti dengan perjanjian perdamaian.
Itulah beberapa contoh perang Islam terbesar yang terjadi di zaman Rasulullah SAW. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini.
Originally posted 2021-07-31 14:50:20.