Pengertian filsafat pendidikan Islam sebenarnya hampir sama dengan filsafat pendidikan secara umum.
Hanya saja dalam filsafat pendidikan Islam dikaji dalam jalur ke-Islaman atau syariat Islam.
Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat adalah cara berpikir rasional logis dan radikal guna memperoleh kebenaran. Bisa juga dikatakan sebagai cara berpikir sedalam-dalamnya tentang segala sesuatu.
Filsafat dalam ilmu pendidikan dikatakan sebagai mother of science.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang (UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Inti dari pendidikan adalah pendidik, Ilmu, dan peserta didik.
Menurut Islam pendidikan itu merupakan sebuah upaya yang dilakukan pendidik guna mengembangkan seluruh potensi peserta didik baik yang bersifat jasmani maupun rohani untuk membentuk insan kamil.
Secara garis besar pendidikan dalam Islam haruslah seimbang antara kedua faktor tersebut.
Tujuannya tidak lain agar mendapat kesejahteraan lahir bathin, dunia, dan akhirat.
Inti dari pendidikan dalam Islam adalah keseimbangan antara hal duniawi dan akhirat, serta jasmani dan rohani.
Berangkat dari sana maka akan terlahir produk-produk pendidikan yang sesuai dengan tujuan Islam.
Pengertian Filsafat pendidikan Islam merupakan kajian filosofis tentang permasalahan pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam.
Kajian filosofis yang digunakan dalam filsafat pendidikan Islam berupa pemikiran secara mendalam, sistematik, radikal, sekaliigus universal dalam mencari kebenaran, inti, atau hakikat pendidikan Islam.
Definisi lain mengenai pengertian filsafat pendidikan Islam adalah berpikir sedalam-dalamnya berdasarkan sumber dalil agama Islam (al Qur’an dan Sunnah) tentang pendidikan.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Dengan adanya ruang lingkup menandakan bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai disiplin ilmu.
Sebagai sebuah disiplin ilmu filsafat pendidikan Islam perlu menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajian serta cakupan pembahasannya.
Ruang lingkup pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti tujuan pendidikan, guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Berhubung filsafat adalah kajian yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh berarti lingkupnya sangat luas.
Tidak hanya yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, tapi juga ilmu-ilmu lain yang relevan.
Sehingga semua ilmu pengetahuan dapat dikaji secara Islam dalam ruang lingkup Filsafat pendidikan Islam.
Komponen Pendidikan Islam
1. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan dalam Islam sama halnya dengan tujuan penciptaan manusia di bumi ini, yaitu untuk beribadah.
Melalui pendidikan Islam diharapkan dapat tercetak manusia yang berkualitas baik sesuai dengan Al Quran dan sunnah.
Upaya yang dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan Islam, antara lain.
Pengembangan dan pemeliharaan fitrah peserta didik untuk tetap taat kepada Allah, berkepribadian Islami, serta membekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
2. Metode Pendidikan Islam
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam Islam, diantaranya: Keteladanan, nasehat, cerita, pujian terhadap keberhasilan peserta didik, memberi reward, dan memberi sanksi kepada yang melakukan pelanggaran.
Dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan Islam merupakan segala cara yang dilakukan pendidik dalam memberikan pengajaran apapun bentuknya dengan ikhlas.
Tentunya dengan mengedepankan unsur keteladanan, penuh kasih sayang, dan sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.
3. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam adalah seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah.
4. Peranan Guru dalam Pendidikan Islam
Guru merupakan komponen penting dalam proses pendidikan karenanya mereka dituntut memiliki kompetensi, kepribadian, dan kesiapan yang baik.
Dalam proses pendidikan Islam pengajaran bukan sekedar transfer ilmu saja, tetapi lebih dari itu pendidikan juga sebagai upaya pembentukan karakter peserta didik.
5. Kedudukan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
Kedudukan peserta didik adalah sebagai obyek sekaligus subyek pendidikan.
Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama demi menunjang kelancaran proses pendidikan.
Untuk itu baik pendidik maupun peserta didik wajib melakukan hak dan kewajibannya masing-masing.
6. Pengaruh LIngkungan dalam Pendidikan Islam
Lingkungan peserta didik merupakan salah satu komponen pendidikan yang perlu mendapat perhatian khusus.
Manusia itu terbudayakan oleh lingkungannya sebagai hasil interkasi dengannya.
Oleh karena itu, guna mendapatkan lingkungan yang konddusif untuk terealisainya tujuan pendidikan Islam, maka banyak pihak yang harus terlibat.
Aliran-aliran Filsafat Pendidikan Islam dan Para Tokohnya
1. Aliran Konservatif (al Muhafidz)
Sesuai dengan pengertian konservatif, aliran ini cenderung bersikap murni keagamaan.
Para ahli dalam aliran ini memandang ilmu dengan batasan yang sempit. Cakupannya hanya yang berkaitan dengan manfaat untuk kehidupan akhirat kelak.
Biasanya para pengajar harus mengawali pengajarannya dengan mengkaji Al Quran. Mulai dari menghafal hingga menafsirkannya. Kemudian pelajaran hadits, fiqh, nahwu, dan sharaf.
Para ulama atau tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran demikian, diantaranya: Imam Al Ghazali, Zarnuji, Nasiruddin al Thusi, Ibnu Jam’ah, Sahnun, Ibnu Hajar al Haitami, dan Abdul Hasan Ali bin Muhammad bin Khalaf.
2. Aliran Religius Rasional (al-Diniy Al ‘Aqlany)
Aliran ini tidak jauh berbeda dengan aliran pemikiran tradisionalis-tekstualis atau konservatif. Terutama dalam relasi pendidikan dan tujuan agama.
Pemikiran ini mengakui bahwa semua ilmu dan sastra bila tidak mengantarkan bagi kehidupan akhirat atau bekal menuju kesana, maka ilmu itu hanya akan menjadi boomerang bagi yang mempelajarinya.
Meskipun begitu terdapat perbedaan antara aliran konservatif yang pertama dengan Religius-rasional.
Terdapat kecenderungan rasionalis-filosofis dalam menyikapi persoalan pendidikan.
Kecenderungan ini menjadi jalan bagi pemerhati yang ingin mengkaji strategi atau proraam pendidikannya. Tokoh-tokoh alitrran ini, antara lain. Ikhwan AL Shafa, Al Farabi, Ibnu SIna, dan Ibnu Miskawaih.
Religius-rasionalis banyak membangun konsep dari pemikiran filsafat Yunani dan berusaha diselaraskan dengan pandangan-pandangan Islam.
Konsep seperti ini jelas berbeda dengan konsep pengetahuan intuitif yang cenderung diapresiasi ilmuwan konservatif.
3. Aliran Pragmatis (al-Dzaraa’iy)
Ibnu Khaldun merupakan tokoh utama dalam aliran ini. Pemikirannya cenderung pragmatis dan berorientasi pada aplikatif-praktis.
Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasarkan tujuan fungsionalnya, bukan hanya nilai substansialnya saja.
Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Prof. Moh Athiyah Abrosyi dalam At Tarbiyah AL Islamityah wa Falsafatuha menyimpulkan tujuan dari pendidikan Islam, yakni:
1. Membantu pembentukan akhlak mulia. Islam menetapkan pendidikan akhlak sebagai jiwa pendidikan Islam.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dimasa mendatang dan kehidupan akhirat.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada mata pelajaran dan leluasa mengetahui, serta memungkinkan untuk mengkaji ilmu bukan hanya sebagai ilmu.
4. Menyiapkan pelajar yang kompeten
5. Persiapan guna mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Tidak hanya bersifat agama atau akhlak atau siritual semata, tapi juga manfaatnya bagi manusia itu sendiri. tidaklah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan.
Isu Kontemporer Filsafat Pendidikan Islam
a. Pemekaran model dan ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam.
b. Perluasan materi sudut pandang yang mencakup hampir seluruh aspek-aspek filsafat umum.
c. Arah studi yang mendalam tentang pemikiran seorang filsufupaya menunjukkan karakter Islam
d. Mendialogkan tradsi filsafat yang berbeda.
e. Rekonstruksi filsafat Islam.
f. Membudayakan tradisi ilmiah
g. Pemetaan ulang kajian filsafat Islam.
Demikian penjelasan kami mengenai Pengertian filsafat pendidikan Islam. Semoga bermanfaat.