Hadits tentang Sakit | Adab Bagi Orang sakit dan yang Menjenguk

Hadits tentang Sakit – Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit karena manusia merupakan makhluk Allah yang lemah.

Itu juga sebagai bukti bahwa kita manusia membutuhkan pertolongan Allah kapanpun dan dimanapun karena kita sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan tidak berdaya.


Hadits tentang Sakit


Sekuat dan sekaya apapun manusia, ia tidak akan pernah bisa melawan takdir Allah. Sakit merupakan salah satu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.

Kita bisa saja berusaha hidup sehat untuk menghindari sakit, tapi disaat Allah menginginkan kita sakit atau ingin mengambil nyawa kita tidak ada yang bisa manusia lakukan selain pasrah pada ketetapan Nya.

Sakit juga merupakan sebuah ujian dari Allah sebagaimana dahulu Nabi Ayub alaihis-salam diuji dengan penyakit kulitnya.

Penyakit tersebut menguji seberapa sabar Nabi Ayub alaihis-salam dan juga orang-orang disekitarnya dalam menerima ketetapan Allah Ta’ala.

Layaknya Nabi Ayub, kita juga bisa saja terkena penyakit yang serupa karena Allah tidak memandang harta dan tahta seseorang dalam memberi penyakit atau ujian.

Ketika kita sabar dan tetap mendekatkan diri kepada Allah, serta ridha atas ketetapann Nya, maka derajat kita akan ditinggikan di sisiNya.

Adab-adab Orang yang Sakit

Seseorang yang sedang ditimpa musibah berupa sakit hendaknya melakukan hal-hal di bawah ini yang merupakan adab seorang muslim ketika jatuh sakit:

1. Bagi yang sedang terkena musibah, entah itu dirinya, anaknya, atau keluarganya yang lain hendaknya mengingat untuk mengganti ucapan mengaduh dengan ucapan-ucapan yang manfaat ketika sakit. Saat sakit hendaknya dia membaca dzikir, beristigfar, serta berta’abud (beribadah) kepada Alah karena sesungguhnya itu lebih baik daripada mengaduh.

2. Bagi orang sakit diperbolehkan untuk berobat ke dokter sebagai jalan ikhtiar. Selama hal itu bukan karena kesal maupun lelah karena tak kunjung sembuh.

3. Hendaknya meletakkan tangannya di bagian yang sakit kemudia mengucapkan doa dari hadits yang shahih, seperti:

بِسْمِ اللهِ.

Artinya: “Dengan menyebut Nama Allah (tiga kali).”

Kemudian mengucapkan sebanyak tujuh kali:

أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dan kepada kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang aku temui dan aku hindari.” [HR. Muslim no. 2022 (67)]

4. Tidak boleh menggantungkan diri pada jampi-jampi, jimat-jimat, dan segala hal yang mengandung kesyirikan. Termasuk juga rajah (tulisan Arab yang bukan Qur’an maupun hadits). Disyariatkan untuk mengobati sakitnya dengan ruqyah dan doa-doa yang disyariatkan atau bersumber dari Qur’an dan Sunnah.

5. Hendaknya bersegera untuk bertaubat secara bersungguh-sungguh dengan memenuhi syarat-syaratnya dan senantiasa memperbanyyak amal shalih.

6. Berusaha meminta kehalalan atas barang-barang yang masih menjadi tanggungannya. Misalnya barang yang menjadi hutangnya atau yang pernah dirampas dari pemiliknya, menuliskan wasiat tentang apa-apa yang menjadi miliknya dan hak-hak orang lain. Juga wajib baginya untuk mewasiatkan harta-harta yang bukan merupakan bagian dari warisannya tanpa merugikan ahli warisnya.

7. Hendaknya berhusnuzan kepada Allah dan berusaha mendekatkan diri padanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

لاَ يَمُوْتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَ بِاللهِ.

Artinya: “Janganlah seorang di antara (menginginkan) kematian kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah.” [HR. Muslim no. 2877, Abu Dawud no. 3113]

Adab-adab Menjenguk Orang Sakit

hadits tentang sakit
image source: republika.co.id

1. Apabila ingin mengunjungi orang sakit hendaknya diiringi dengan niat ikhlas dan tujuan yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

مَنْ عَادَ مَرِيْضاً أَوْ زَارَ أَخاً لَهُ فِي اللهِ أَيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ بِأَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً

Artinya: “Barangsiapa mengunjungi orang yang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah atau di jalan Allah, akan ada yang menyeru kepadanya, ‘Engkau telah berlaku mulia dan mulia pula langkahmu (dalam mengunjunginya), serta akan kau tempati rumah di Surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 2008, Ibnu Majah no. 1433, hasan. Lihat Misykaatul Mashaabih no. 5015 oleh Imam al-Albani]

2. Memperhatikan situasi dan kondisi ketika hendak menjenguk orang sakit. Pilihlan waktu yang tepat dan mintalah ijin kepada keluarganya apakah bolehh menjenguk.

3. Mendoakan orang yang sakit dengan kesembuhaan dan kesehatan. Ini berdasarkan hadits berikut:

إِذَا دَخَلَ عَلَى مَنْ يَعُوْدُ قَالَ: لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ.

Artinya: “Apabila beliau mengunjungi orang yang sakit, beliau berkata, ‘laa ba’-sa thahuurun insyaa Allaah (tidak mengapa semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah).’” [HR. Al-Bukhari no. 5656]

4. Apabila yang dijenguk diperbolehkan untuk kita menyentuhnya secara syariat, maka usaplah bagian yang sakit dengan tangan kanan dan mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً.

Artinya: “Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau-lah Yang Mahamenyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit.” [HR. Al-Bukhari no. 5743 dan Muslim no. 2191 (46). Dan lafazh seperti ini berdasarkan riwayat Muslim]

5. Baiknya menundukkan pandangan sambil bertanya untuk menunjukkan belas kasihnya serta menasihatinya agar bersabar atas penyakitnya.

6. Bila melihat orang yang tertimpa cobaan atau musibah, seperti orang sakit maka hendaknya ia berdoa untuk keselamatan dirinya. Doanya adalah:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِيْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً.

Artinya: “Segala puji bagi Allah Yang menyelamatkan aku dari musibah yang Allah timpakan kepadamu. Dan Allah telah memberikan kemuliaan kepadaku melebihi orang banyak.” [HR. At-Tirmidzi no. 3431 dan Ibnu Majah no. 3892. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 602]


Demikian penjelasan kami mengenai hadits tentang sakit. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-08-17 18:16:39.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.