Arti Taaruf dalam Islam (Manfaat dan Perbedaan dengan Pacaran)

Arti Taaruf – Dalam menjalani kehidupan akan terasa menyenangkan ketika dilalui bersama pasangan. Terutama ketika kita bersama dengan pasangan yang memiliki satu visi dan misi yang sama.

Dengan memiliki tujuan hidup yang sama pula, dipandang akan memudahkan suatu pasangan dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan.

Oleh karenanya beberapa orang menetapkan standar tertentu pada calon pasangannya kelak.

Namun tidak sedikit pula yang justru terasa kesulitan mendapatkan pasangan, karena selalu menilai bahwa seseorang yang mendekatinya tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkannya.

Padahal kita semua sudah tahu dan memahami bahwa tidak ada orang yang benar-benar sempurna di dunia ini.

Akan tetapi, tetap saja kadang seseorang tanpa sadar menetapkan standar yang terlalu tinggi, dimana justru mempersulit dirinya sendiri.


Menentukan Kriteria Pendamping Hidup dalam Islam


Sebenarnya mencari pendamping hidup yang baik, sudah merupakan sebuah kunci agar kehidupan rumah tangga kelak menjadi sakinah, mawaddah dan rahmah.

Islam tidak banyak menetapkan kriteria atau standar dalam menentukan pendamping hidup.

Dalam Islam, terdapat beberapa cara untuk menentukan pendamping hidup yang sesuai dengan syariat Islam.

Begitu pula terdapat proses perkenalan dan pendekatan kepada calon pendamping hidup, yang kita kenal dengan proses taaruf.

Beberapa pendapat beredar di masyarakat, mengatakan bahwa taaruf adalah sebuah sebutan untuk proses “pacaran islami”. Untuk itu perlu dipahami bagaimana proses taaruf dalam Islam, berikut ini penjelasannya.


Arti Taaruf


Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai proses taaruf dalam Islam, kita perlu mengenal terlebih dahulu apakah definisi taaruf itu sendiri.

Taaruf berasal dari kata ta’aarafa-yata’arafu yang artinya saling mengenal.

Sedangkan secara istilah, taaruf adalah suatu cara untuk mengenal seorang kepada seorang lainnya yang bertujuan untuk saling mengenal atau memahami kepribadian orang tersebut.

Namun secara umum, taaruf diartikan sebagai sebuah interaksi yang dilakukan antara dua orang atau lebih dengan maksud untuk saling berkenalan.

Secara luas taaruf dapat menyangkut pertemanan, persaudaraan, pernikahan, dan lainnya.

Jadi taaruf tidak semata-mata dimaknai sebagai sebuah proses perkenalan sebelum menikah saja, meskipun hal itu juga termasuk di dalamnya.

Namun yang selama ini dikenal oleh masyarakat secara umum adalah taaruf yang dihubungkan dengan dunia percintaan.

Sehingga taaruf dalam dunia percintaan dapat diartikan sebagai proses pengenalan dari seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bertujuan untuk saling memahami kepribadian masing-masing dalam rangka penguatan keyakinan hati sebelum menuju jenjang pernikahan.


Proses Taaruf


Proses taaruf dapat dilakukan ketika sudah memiliki kesiapan lahir dan batin serta mampu mengambil keputusan yang tepat.

Dalam proses taaruf tersebut pada saat pertemuan kedua belah pihak diberikan hak untuk saling mengajukan pertanyaan secara terperinci kepada calon pasangannya.

Dan dalam prosesnya bisa sembari diiringi dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT.

Hal tersebut bisa dilakukan salah satunya dengan melaksanakan shalat istikharah untuk memudahkan kita dalam memantapkan hati untuk menentukan keputusan selanjutnya.

Ketika di dalam pertemuan kedua belah pihak sudah merasa saling memiliki kecocokan, maka dianjurkan untuk segera membawa kedua belah keluarga untuk bertemu.

Karena dalam proses taaruf itu sendiri tidak diperkenankan berjarak dalam waktu yang lama sampai dengan proses khitbahnya.

Apabila sudah terjalin kesepakatan antara kedua keluarga, tahapan berikutnya adalah khitbah atau lamaran.

Dua syarat penting untuk melaksanakan khitbah adalah ketika si wanita tidak sedang berada dalam masa iddah dan juga belum dikhitbah oleh orang lain.

Namun proses khitbah belum usai jika pihak perempuan belum memberikan jawaban, dan jika sudah diterima secara resmi atau disebut dengan makhtubah, maka kedua calon pasangan dapat melanjutkan pendalaman materi persiapan menuju pernikahan.

Dilihat dari lama waktunya, tentu saja taaruf memiliki prinsip lebih cepat lebih baik.


Manfaat Taaruf


Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh dari menjalani ta’aruf:

1. Terhindar dari Zina

Dalam menjalani proses taaruf laki-laki dilarang bertemu dengan perempuan secara diam-diam tanpa pendamping.

Sehingga potensi untuk terjadinya kekhilafan atau zina sangatlah kecil. Oleh karenanya, kita dapat mengamalkan pergaulan sesuai dengan syariat Islam.

2. Proses Relatif Cepat dan Efektif

Dalam proses taaruf tidak dibutuhkan waktu lama bagi kedua belah pihak ketika sudah merasa menemukan banyak kecocokan. Tahapan selanjutnya adalah khitbah dan menikah.

Saat taaruf berlangsung kedua belah pihak saling bertukar informasi tanpa ada hal yang ditutupi, bahkan harus diketahui oleh kedua belah pihak keluarganya.

Sehingga prosesnya lebih adil dan efektif serta terjalinnya kejujuran diantara kedua pihak dibandingkan dengan berpacaran.

Proses taaruf dalam Islam tidak ada patokan khususnya, yang terpenting adalah tetap sesuai dengan adab pergaulan antar umat lawan jenis.

Terdapat perbedaan proses taaruf yang dapat dilakukan, yakni bisa dengan media.

Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini proses taaruf dapat dilakukan melalui media online dengan cara saling bertukar biodata baru kemudian mengadakan pertemuan dengan didampingi oleh pihak ketiga ataupun secara langsung.

Cara yang kedua bisa melalui pihak keluarga, saudara, atau teman untuk diperkenalkan dengan si calon yang hendak diinginkan atau meminta rekomendasi.

Perlu juga diketahui syarat-syarat taaruf agar sesuai dengan syariat Islam.

Yang paling utama adalah dengan meluruskan niat untuk menyempurnakan separuh agama dengan mengharap keridhoan Allah SWT.

Tidak dilatari dengan keterpaksaan, berlaku jujur, menerima dan menolak dengan cara yang ahsan (baik).

Jika dalam masa taaruf tidak ditemukan kecocokan maka proses dapat disudahi hendaknya dengan cara yang baik dan disertai dengan alasan yang masuk akal.

Serta sebisa mungkin untuk segera disampaikann agar tidak membuat pihak lain menunggu lama karena dikhawatirkan akan menimbulkan kekecewaan.

Syarat lain yang wajib dipenuhi adalah harus ada mahram sebagai pendamping atau perantara dalam proses taaruf tersebut.

Dengan adanya pendamping atau perantara, selain untuk mencarikan informasi dari calon pasangan juga untuk menjaga kebersihan hati kedua belah pihak.

Pendamping atau perantara ini boleh dilakukan oleh siapapun asalkan memahami proses taaruf yang benar, hal ini juga untuk menghindari terjadinya fitnah.


Perbedaan Taaruf dan Pacaran


Proses taaruf merupakan hal yang mulia karena niatnya bertujuan untuk menyempurnakan separuh agamanya, yakni menikah. Lantas apakah perbedaannya dengan pacaran pada umumnya?

Perlu diketahui bahwa taaruf dan pacaran adalah dua hal yang berbeda. Jelas bila dilihat dari tujuan dan manfaat yang diperoleh.

Dimana kebanyakan pacaran pada umumnya untuk saling mengenal dengan lawan jenis yang tidak dilandasi dengan komitmen yang kuat untuk menikah, sedangkan taaruf sebaliknya.

Orang yang berpacaran dan memutuskan untuk menikah kebanyakan jika sudah menjalani hubungan dalam kurun waktu yang cukup lama.

Dimana dalam waktu yang lama tersebut seringkali banyak ditemui zina-zina kecil seperti zina hati, sering bersentuhan dengan pasangan, berkhalwat (berduaan), maupun zina yang lebih besar lagi yang kerap mengundang kekhilafan.

Sehingga, dalam hal ini taaruf lebih dianjurkan dalam Islam, karena kecil sekali kemungkinan untuk dekat dengan zina tersebut.

Meskipun memang tidak semua pacaran itu buruk dilakukan, hanya saja kebanyakan yang terjadi justru lebih banyak mudharat daripada manfaatnya.

Demikian penjelasan kami mengenai Arti Taaruf. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-08-28 10:00:22.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.