Pengertian doa adalah sebuah permohonan yang disampaikan manusia kepada Allah Tuhannya dengan harapan agar permohonannya tersebut dikabulkan.
Kata doa kerap kali diartikan dengan definisi demikian. Padahal segala macam jenis ibadah adalah doa.
Pengertian Doa
Sholat, zakat, puasa, hingga haji termasuk dalam pengertian doa karena di dalamnya terdapat permohonan kita kepada Allah naik secara langsung maupun tersirat.
Perlu kita ketahui bahwa terdapat dua jenis doa yang digunakan dalam istilah syariat.
Pertama adalah doa masalah atau doa permintaan. Maksudnya saat seseorang meminta kepada Allah dengan ucapan lisan entah untuk kebaikan atau terhindar dari keburukan inilah yang disebut berdoa.
Pengertian ini yang kerap dipahami oleh sebagian besar Muslim.
Kedua adalah doa ibadah. Pengertian doa ibadah adalah semua jenis ibadah yang kita lakukan hakikatnya adalah bentuk dari doa.
Mengapa demikian? Karena tujuan kita beribadah tidak lain untuk mendapat ridha Allah, mencari pahala, keselamatan, atau terhindar dari dosa.
Tanpa kita sadari dengan beribadah kita sama saja sedang meminta kepada Allah Ta’ala untuk segala kebaikan bagi kita sama halnya seperti saat memanjatkan doa lisan.
Meskipun tidak diucapkan langsung secara lisan, tapi inti dari beribadah adalah permintaan kita kepada Allah Azza wa Jalla.
Memperbanyak Doa
Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa dirinya tidak pantas meminta kepada Allah.
Ada yang karena malu karena ibadahnya kurang sehingga ia tidak mau meminta karena menilai sebagai sikap kurang bersyukur.
Akhirnya ia menahan diri dari meminta kepada Allah karena tak ingin bertentangn dengan sifat qanaah.
Hanya dalam perkara-perkara serius dan mendesak saja baru ia berani meminta kepada Allah. jika perkara sepele ia merasa sungkan untuk meminta kepada Allah.
Tentu itu sebuah kekeliruan dan pemikiran yang bodoh. Berhubung doa termasuk ibadah, maka perbanyaklah berdoa.
Allah Azza wa Jalla justru murka bila seorang hamba engga meminta kepadaNya.
Al Mu’min ayat 60
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Seorang muslim hendaknya memperbanyak doa setiap waktu karena doa adalah ibadah yang mulia di sisi Allah.
Doa Itu Ibadah
Doa memiliki kedudukan yang sangat agung di dalam Islam karena merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah.
Doa-doa yang dipanjatkan merupakan bukti ketergantungan kita kepada Allah Tuhan semesta alam.
Manusia biasa berdoa kepada Allah agar bisa meraih segala sesuatu yang bermanfaat dan menolak segala hal yang membawa mudharat.
Dengan berdoa juga membuktikan keterkaitan kita kepada Tuhan dan ketidakmampuan kita tanpa adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Do’a adalah ibadah, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat ghafir ayat 60.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
waqaala rabbukumu ud’uunii astajib lakum inna ladziina yastakbiruuna ‘an ‘ibaadatii sayadkhuluuna jahannama daakhiriin
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”
Dalam ayat diatas yang dimaksud dengan doa adalah doa yang berupa permohonan.
Sedangkan pada kalimat selanjutnya kata ‘an ‘ibaadatiy (عبادتي) baru menunjuk kepada doa yang bentuknya ibadah.
Pada intinya kita tidak boleh sombong dengan meninggalkan ibadah dan doa kepada Allah karena merasa telah mampu.
Hadits tentang Doa
Banyak hadits yang berisi tentang keutamaan berdoa kepada Allah dan murka Allah kepada orang-orang yang meninggalkannya.
Salah satunya adalah hadits dari Abu Hurairah ra. Bahwasannya Rasulullah shallallahu alihi wa sallam bersabda:
Yang artinya:”Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa.” [HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad]
Menurut Syekh Al Mubarak Furi makna hadits tersebut adalah tidak ada ibadah lisan yang lebih mulia di sisi Allah daripada sebuah doa.
Perlu kita pahami disini bahwa ibadah yang dimaksud bukan ibadah secara keseluruhan, tapi ibadah lisan. Jadi, pendapat yang mengatakan bahwa sholat adalah ibadah badaniyah yang paling utama tidaklah salah.
Beberapa ulama berpendapat mengenai makna dari hadits diatas bahwasannya Allah murka ketika ada orang yang tidak berdoa kepadaNya karena dianggap sombong.
Sebaliknya Allah merasa senang kepada hamba yang meminta kepadaNya. Sehingga dengan berdoa sama saja kita menghindari murka Allah.
Berdoa Tidaklah Rugi
Apabila seseorang meninggalkan doa, maka ia termasuk orang yang merugi.
Sebaliknya bila ia berdoa, maka ia tidak akan pernah merugi atas doa yang dipanjatkannya, selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang buruk.
Setiap doa yang dipanjatkan pasti akan disambut oleh Allah.
Baik dengan mewujudkannya di dunia, mencegahnya dari keburukan yang setara dengan permintaannta, atau menyimpannya sebagai pahala yang lebih baik baginya di akhirat nanti.
Janganlah kita menjadi bagian orang-orang yang berat untuk meminta kepada Allah dalam segala urusan dunia, meskipun itu urusan sepele apalagi urusan akhirat.
Permintaan yang kita panjatkan merupakan wujud ketergantungan kita kepada Allah dan kebutuhan akan keridhaanNya dalam segala urusan.
Adab dalam Berdoa
Saat berdo’a terdapat adab-adab yang perlu diperhatikan agar doanya dijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pertama, niat yang benar. Sebelum berdoa hendaklah meniatkannya untuk beribadah kepada Allah dan menggantungkan segala urusan kepadaNya. Barangsiapa yang menggantungkan hajatnya kepada Allah, niscaya ia tidak akan merugi.
Kedua, berdoa dalam keadaan suci. Cara demikian akan lebih afdhal, tapi semisal ia berdoa tidak dalam kondisi tidak berwudhu maka tidak mengapa.
Ketiga, meminta kepada Allah dengan menengadahkan tangan. Posisi tangannya berada di depan wajah dan kedua telapak tangan dirapatkan. Bisa juga mengangkatnya sampai terangkat ketiaknya.
Keempat, mulailah dengan beristighfar, mengucap hamdalah, atau puji-pujian lainnya kepada Allah subhanahu wa Ta’ala. insyaAllah cara demikian bisa membuat dijabahnya doa kita.
Kelima, bershalawat keatas Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Meninggalkan shalawat atas Nabi bisa menyebabkan terhalangnya doa.
*Isi Doa
Keenam, mulailah berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu, seperti yang telah diisyaratkan dalam Al Qur’an surah Nuh ayat 28.
رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.
Ketujuh, bersungguh-sungguh dalam meminta. Janganlah kita ragu dalam berdoa atau mengucapkan pengecualian. Contohnya: “jika Engkau berkehendak ya Allah, berikanlah aku ini dan itu.” Kalimat doa seperti itu dilarang karena tidak ada yang bisa memaksakan kehendak Allah. berdoa saja langsung kepada intinya.
Kedelapan, fokus dalam berdoa dengan sepenuh hati. Seorang hamba hendaklah menghadirkan hati, memusatkan pikiran, mentadaburi doa yang duicapkan, serta menampakkan ketergantungan kepada-Nya. Jangan berdoa hanya dengan lisan saja tanpa keikhlasan karena doanya tidak akan dikabulkan.
Kesembilan, berdo’a dengan kata-kata yang singkat dan padat, serta dengan kalimat doa yang ma’tsur.
Kesepuluh, bertawasul hanya kepada Allah dengan nama dan sifat-sifatNya.
Kesebelas, memperbanyak kalimat, “Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.”
Kedua belas, mencari waktu-waktu mustajab dan melakukan di tempat-tempay yang utama. Diantara waktu-waktu mustajab, yakni antara adzan dan iqamah, di dalam sujud terakhir, setelah shalat fardhu, sore hari, ketika berbuka puasa, sepertiga malam terkahir, hari jum’at, dan di bulan-bulan tertentu, seperti Ramadhan dan Dzulhijjah.
Ketiga belas, memperbanyak berdoa di saat-saat lapang. Jangan meminta dikala kita sedang dalam keadaan genting saja. Meskipun Allah menyukai rintihan hambaNya karena menunjukkan ketergantungan ia kepada sang Khalik.Mintalah ketika kita lapang karena Allah akan menyegerakan doanya.
Ada ungkapan bahwa doa dapat merubah takdir, meskipun begitu kita tidak diperbolehkan meminta kepada Allah untuk merubah takdir kita. Meminta kepada Allah untuk merubah takdir kita haram hukumnya. Sesungguhnya segala ketetapan Allah itu baik bagi hambaNya.
Demikian beberapa penjelasan kami mengenai Pengertian Doa dan Adab Berdoa yang Benar Menurut Islam. Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-08-24 11:14:54.