Hukum Bacaan Tajwid – Ilmu bacaan tajwid merupakan hukum bacaan dalam membaca Al Quran.
Secara bahasa tajwid berasal dari kata jawwada – yajwidu – tajwiidaan yang berarti membaguskan atau melakukan sesuatu dengan indah.
Pada ilmu qiraah tajwid diartikan sebagai mengeluarkan huruf dari tempatnya sesuai dengan kaidah yang dimilikinya.
Bacaan tajwid berarti membaca atau mengucapkan huruf (Arab) yang terdapat Al Quran maupun yang lainnya secara benar.
Tajwid sebenarnya merupakan sebuah ilmu untuk mempelajari bagaimana agar membaca huruf (Arab) dengan baik dan benar.
Perkara-perkara yang sering dibahas dalam bacaan tajwid, diantaranya makhrajul huruf, shifatul huruf, ahkamul huruf, ahkamul maddi wal qasr, ahkamul waqaf wal ibtida’, dan al khat al utsmani.
Jadi, didalam tajwid dipelajari tempat keluar masuk huruf, cara pengucapan, hubungan huruf, panjang pendek, tempat mulai dan berhenti, dan cara menulis huruf.
Para ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu bacaan tajwid hukumnya adalah fardu kifayah, tetapi untuk mengamalkannya saat membaca Al Quran adalah wajib.
Hal itu karena membaca dengan salah akan merubah isi dari Al Quran itu sendiri.
Membaca Al Quran tidak sesuai dengan bacaan tajwid bukannya mendatangkan pahala malah mendatangkan celaka.
Oleh karena itu, membaca Al Quran harusnya dengan indah seperti yang sudah disebutkan pada Quran Surah Al Muzzammil ayat 4.
Ayat tersebut memerintahkan untuk membaca Al Quran dengan tartil.
Tartil yang dimaksud disini ialah membaca dengan indah sesuai tajwid seperti halnya para qari melantunkan Al Quran.
Bacaan Tajwid
Berikut ini ilmu bacaan tajwid yang perlu dipelajari dan diamalkan:
1. Hukum Nun Mati dan Tanwin
Terdapat empat hukum nun mati maupun tanwin. Ada hukum idzhar (jelas), idgham, iqlab, dan ikhfa (samar-samar).
Idzhar hukumnya apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ح,خ,ع,غ,أ,ھ maka harus dibaca dengan jelas.
Idgham dibagi menjadi dua, yaitu idgham bigunnah dimana nun mati atau tanwin bertemu huruf م ن و ي harus ditebalkan saat membacanya.
Sedangkan idgham bilagunnah, yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam dan ra maka membacanya harus disambung.
Iqlab hukumnya apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba maka dibaca seperti huruf ba.
Ikhfa hukumnya jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ﻑ, ق, dan ك maka harus dibaca samar-samar.
2. Hukum Mim Mati
Ada tiga hukum mim mati bila bertemu huruf-huruf hijaiyah tertentu. Ada hukum ikhfa syafawi, idgham mimi, dan idzhar syafawi.
Ikhfa syafawi hukumnya jika mim mati bertemu dengan ba maka membacanya harus dengung atau disamarkan.
Idgham mimi hukumnya jika mim sukun bertemu dengan mim maka dibaca rangkap atau seperti bertasydid.
Idzhar syafawi hukumnya jika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan ba maka cara membacanya jelas.
3. Hukum Mim dan Nun Tasydid
Hukum mim serta nun tasydid sering disebut hukum wajibal gunnah. Ini berlaku jika huruf mim dan nun yang bertasydid dibaca dengan didengungkan atau ditebalkan.
4. Hukum Alif Lam Ma’rifah
Hukum ini membahas kedudukan dua huruf awal kata yang terdapat pada ism (nama). Terdapat dua macam alif lam ma’rifah, yaitu alif lam qamariyah dan alif lam syamsiah.
Alif lam qamariyah adalah alif lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah, yaitu ء, ب, ج, ح, خ, ع, غ, ف, ق, ك, م, و, ﮬ dan ي. Bila menemui ini maka cara membaca alif lamnya adalah dibaca dengan jelas.
Alif lam syamsiyah ialah alif lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah, seperti ت, ث, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ل dan ن. Bila menemui hukum ini maka alif lamnya harus dileburkan atau tidak dibaca seolah-olah mentasydidkan kepada huruf selanjutnya.
5. Hukum Idgham
Idgham berarti bercampur dua huruf atau meleburkan satu huruf ke huruf yang lainnya. Cara membaca idgham, yaitu harus melafadzkan huruf sesudahnya dengan meleburkan huruf sebelumnya. Terdapat tiga jenis idgham dalam tajwid, yaitu:
Idgham mutamatsilain hukumnya jika huruf yang sama sifat dan mkhrajnya bertemu maka wajib diidghamkan. Contohnya huruf dal bertemu dal.
Idgham mutaqarribain hukumnya jika huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama bertemu maka diidghamkan. Contohnya ba bertemu mim, qaf bertemu kaf, dan tha bertemu dengan dzal.
Idgham mutajanisain hukumnya jika ada huruf yang sama makhrajnya, tapi tidak sama sifatnya bertemu. Contoh huruf ta dengan tha, lam dengan ra, serta dzal dengan zha.
6. Hukum Mad
Mad dari segi bahasa berati melebihkan atau melanjutkan. Sedangkan secara istilah menurut para ulama ilmu tajwid mad berarti memanjangkan suara huruf saat bertemu dengan huruf (tanda) mad. Terdapat tiga huruf mad, yaitu alif, wau, dan ya dimana huruf-huruf tersebut haruslah mati.
Mad dibagi menjadi dua, yaitu mad asli dan mad far’i. Mad asli disebut juga mad thabi’i dengan panjang dua harakat sedangkan mad far’i terbagi dalam 14 turunan yang panjangnya mulai dari 2 harakat sampai enam harakat.
7. Hukum Qalqalah
Qalqalah ialah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi yang dipantulkan. Huruf qalqalah ada lima, yaitu “bajudithoqo” ق ط د ج ب. Qalqalah terbagi menjadi dua, yakni qalqalah sugra dan qalqalah kubro.
Qalqalah sugra (kecil) ialah apabila salah satu dari huruf qalqalah itu mati karena tanda sukun bukan waqaf. Sedangkan qalqalah kubro (besar) ialah apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf maka harus dibaca memantul dengan jelas.
8. Tanda Waqaf dan Maknanya
Didalam AL Quran terdapat 14 tanda waqaf yang berbeda-beda. Masing masing tanda tersebut memberi petunjuk untuk terus melanjutkan membaca maupun berhenti.
مـ tanda waqaf berikut disebut waqaf lazim. Waqaf ini biasanya merupakan tanda berhenti di akhir kalimat sempurna.
ﻁ tanda waqaf berikut disebut tanda waqaf mutlaq. Bila menemui tanda waqaf ini maka diharuskan berhenti membaca.
ﺝ tanda waqaf berikut adalah tanda waqaf jaiz. akan lebih baik bila berhenti seketika meskipun juga diperbolehkan (jaiz) untuk diteruskan, jika bertemu dengan waqaf ini.
ﻇ tanda waqaf berikut bermaksud lebih baik tidak berhenti.
ﺹ tanda waqaf berikut disebut waqaf murakhkhas. Jika bertemu tanda waqaf ini lebih baik tidak berhenti, tapi juga diperbolehkan berhenti tanpa mengunah makna. Jadi berhenti saat darurat saja.
ﺻﻠﮯ tanda waqaf berikut adalah waqaf alwashl awlaa. Waqaf ini bermakna wasal yang berarti meneruskan bacaan lebih baik.
ﻕ tanda waqaf berikut merupakan waqaf qiila alayhil waqf. Lebih baik diteruskan bacaannya meski boleh diwaqafkan karena pada waqaf sebelumnya boleh berhenti.
ﺼﻞ tanda waqaf berikut adalah waqaf qad yuushalu. Makna dari waqaf ini kadang kala boleh diwasalkan, tapi lebih baik berhenti.
Waqaf Khusus
ﻗﻴﻒ tanda waqaf ini bermaksud berhenti lebih utama.
س tanda waqaf ini disebut waqaf saktah. Bila menemukan waqaf ini maka diharuskan berhenti seketika tanpa mengambil nafas setelah itu meneruskan kembali bacaan.
ﻭ tanda ini disebut waqfah yang fungsinya hampir sama dengan waqaf saktah hanya saja berhentinya lebih lama.
ﻻ bila bertemu waqaf ini diharuskan untuk meneruskan bacaan. Sesuai dengan artinya waqaf laa (jangan) tidak memperbolehkan untuk berhenti.
ﻙ tanda ini berarti kadzaalik atau serupa yang berarti waqaf ini sama dengan tanda waqaf yang muncul sebelumnya.
… … tanda waqaf ini disebut waqaf muraqabah atau ta’anuq. Jika menemui waqaf ini maka harus berhenti disalah satu tanda titik tiga tersebut.
Selain hukum-hukum diatas masih ada sifat serta makhraj yang juga dipelajari dalam ilmu tajwid.
Itulah tadi ilmu bacaan tajwid yang perlu diketahui agar dapat mengamalkan bacaal Al quran dengan baik dan benar.
Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-08-16 06:43:06.