Profil Provinsi Sulawesi Utara – Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, Pulau Sulawesi dibagi atas empat provinsi, salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara berkedudukan di Menado (Manado).
Sumber Daya Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki luas daerah sekitar 15.000 km2 dan terdiri atas 11 Kabupaten dan 5 Kota. Dengan luas daerah demikian, berdasarkan statistik kependudukan, jumlah penduduk Sulawesi Utara berjumlah sekitar 2.270.000 jiwa dengan penyebaran penduduk yang masih dominan di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Bolaang Mongondow.
Jumlah masyarakat yang memiliki usia produktif mencapai 1.676.000 dengan angkatan kerja sebanyak 1.038.128 jiwa.
Sayangnya, sebagian besar masyarakat usia produktif hanya memiliki latar belakang pendidikan tamat SMP dan SMA, bahkan ada yang SD.
Memang ada yang berlatar belakang perguruan tinggi, namun tergolong sekitar 10 persen daripada total penduduk usia produktif.
Selain itu, sebagian masyarakat berusia produktif ternyata terdapat di daerah yang lebih sulit mobilisasinya, yaitu daerah pedesaan.
Untuk kesehatan masyarakatnya, Sulawesi Utara memiliki masalah mengenai pertumbuhan bayi dikarenakan rendahnya status gizi ibu saat mengandung. Angka hrapan hidup di Sulawesi Utara sendiri mencapai 72 tahun pada 2011.
Penyebaran penduduk di Sulawesi Utara yang masih berpusat pada Kabupaten Minahasa dan Kota Manado, juga membuatnya menjadi tempat penduduk miskin tumbuh lebih banyak di daerah tersebut daripada daerah lain.
Meskipun demikian, perkembangan perekonomian daerah provinsi Sulawesi Utara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Yang mana sebagai penyumbang terbesar terhadap PDB Nasional sebesar 0,7% ialah sektor migas.
Namun dalam pendapatan daerah, didominasi oleh pendapatan dari sektor pertanian, sektor pertambangan, industri pengolahan, konstruksi bangunan, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan sektor komunikasi.
Laju perkembangan ekonomi paling tinggi ada di Kota Manado, yakni sekitar 8% setiap tahunnya.
Selain hal di atas, adalah sumber daya alam yang dimiliki oleh Sulawesi Utara antara lain:
1. Sumber Daya Lahan
Penggunaan sumber daya lahan sebagian besar ditujukan untuk perkebunan, yaitu sekitar 306.000 Ha. Sedangkan luas kawasan hutan dan perairan adalah sekitar 168.000 Ha untuk hutan produksi dan 552.570 Ha untuk hutan produksi terbatas.
Adapun hasil bumi dari lahan di Sulawesi Utara antara lain kayu dan gas alam, kelapa (di Kabupaten Minahasa dan Kepulauan Sangihe dan Talaud), cengkeh (Kabupaten Minahasa), kopi (Bolaang Mongondow), kayu manis, pala (di Kepulauan Sangihe, Talaud, dan Sitaro), rempah-rempah, vanili, dan cokelat.
Hal ini menunjukkan potensi pengembangan agroindustri cukup tinggi, baik untuk perdagangan, mengingat posisi Sulawesi Utara dapat menjadi sentra industri untuk perdagangan domestik maupun internasional. Selain untuk perdagangan, dapat pula dikembangkan untuk sektor pariwisata.
Di Bunaken yang masih merupakan bagian dari Kota Manado, terdapat hanging walls berupa dinding karang raksasa yang berdiri melengkung ke atas.
Selain itu ada juga taman wisata alam seperti Taman Nasional Laut Bunaken dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
2. Sumber Daya Mineral
Hasil pertambangan yang ada di Sulawesi Utara antara lain: emas, perak, tembaga, nikel, besi, titanium, mangan semen, kaolin, belerang, pasir besi/ hitam, dan bahan galian C seperti pasir, batu kerikil dan trass yang penyebarannya pada sebagian besar wilayah provinsi Sulawesi Utara.
3. Sumber Daya Perairan
Sumber daya perairan berupa perikanan di Sulawesi Utara terdapat di perairan laut utara dan wilayah Teluk Tomini dan perairan Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa.
Hasil perikanan ini meliputi ikan umpan, ikan kerapu, ikan baronang, rumput laut, ikan mas, nila, dan kerang mutiara.
Hasil perikanan ini juga menjadi komoditi sekunder setelah diolah di sektor industri menjadi berbagai macam produk budidaya dan industri konsumsi.
Keunikan Sulawesi Utara
Keunikan dari Sulawesi Utara dapat dilihat dari ragam budaya dan seni yang ada di daerah tersebut. Di Sulawesi Utara, mayoritas penduduknya merupakan penduduk dengan suku Minahasa, suku Mongondow, suku Sangihe, suku Talaud, suku Siau, dan penduduk lain yang berasal dari berbagai daerah.
Selain suku tersebut juga ada suku Bajo yang menempati daerah Kabupaten Minahasa Utara, suku Bantik di Bolaang dan Minahasa Barat, suku Wawontehu di Bunaken, Manado.
Dari segi kebudayaan, provinsi Sulawesi Utara memiliki rumah adat yang sering disebut Wale atau Rumah Pewaris berbentuk rumah panggung yang umum ditempati oleh masyarakat.
Wale dibuat dengan papan sambungan berupa balok, sehingga kayu yang digunakan tidak boleh yang bentuknya bengkok.
Hal ini dikatakan sebagai lambang ketulusan. Sedangkan atapnya terbuat dari rumbia. Pada bagian kanan rumah terdapat tangga untuk memasuki rumah, dan tangga di bagian kiri untuk keluar rumah.
Pada bagian dalam terdapat kamar, ruang tamu, dan ruang keluarga. Biasanya kolong rumah digunaakan untuk menyimpat alat kerja seperti peralatan pertanian maupun perikanan.
Dari segi kesenian, Sulawesi Utara memiliki tarian tradisional yang juga beragam, seperti tarian maengket yang terkenal, tarian poco-poco yang banyak diketahui umum, tarian cakalele, tarian katrili, tarian kabasaran, tarian masamper, tarian tumatenden dan lainnya.
Selain itu, ada juga alat musik khas Sulawesi Utara berupa kolintang dan alat musik bambu. Keunikan Sulawesi Utara yang diketahui umum adalah tempat wisatanya yang banyak diidolakan oleh wisatawan, dan yang tidak ketinggalan adalah makanan khas Sulawesi Utara yaitu bubur manado (tinutuan), RW, Paniki, Tikus Hutan, Babi Hutan, Ikan Woku Blangan, dan Ikan Cakalang Fufu.
Cerita Rakyat Sulawesi Utara: Kisah Si Sigarlaki dan Si Limbat
Pada zaman dahulu di daerah Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya dalam menombak binatang buruan.
Tidak ada satu pun binatang buruan yang berhasil lolos dari incaran tombaknya. Sigarlaki selalu dibantu oleh seorang pelayan yang sangat setia bernama Limbat.
Hampir seluruh pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki selalu dikerjakan dengan baik oleh Limbat.
Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan.
Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan bahwa daging persediaan mereka di rumah telah hilang dicuri orang.
Dan, tanpa berpikir panjang, Si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka.
Si Limbat menjadi sangat terkejut dan dengan spontan menyangkalnya. Ia tidak pernah menduga kalau majikannya akan tega menuduhnya sebagai pencuri.
Si Sigarlaki kemudian meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri daging itu. Ia menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam.
Apabila tombak itu lebih dahulu menyembul dan mengambang di air, maka berarti Si Limbat tidak mencuri. Namun sebaliknya, apabila Si Limbat yang lebih dahulu menyembulkan kepalanya di air, maka terbukti ia yang mencurinya.
Cara pembuktian yang aneh itu tentu saja membuat Si Limbat menjadi ketakutan. Tetapi untuk membuktikan bahwa dirinya bersih, maka ia lalu menyelam bersamaan dengan tombak yang dilemparkan oleh Si Sigarlaki.
Tepat pada saat tombak menancap di dasar kolam, tiba-tiba Si Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan yang hendak minum di tepi kolam. Segera ia mengambil kembali tombaknya dan melemparkan ke arah babi hutan itu.
Lemparannya ternyata meleset dan si babi hutan berlari lagi ke dalam hutan. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Namun ia meminta agar pembuktian itu diulangi lagi.
Singkat cerita, baru saja menancapkan tombaknya di dasar kolam, tiba-tiba kaki Si Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Ia pun menjerit kesakitan dan secara reflek mengangkat kembali tombaknya.
Kejadian itu tentu saja membuat Si Limbat menang lagi. Ia berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Sedangkan Si Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman berupa gigitan seekor kepiting besar.
Keyword: Profil Provinsi Sulawesi Utara
Originally posted 2020-08-04 03:01:34.