4 Wanita Terbaik Menurut Rasulullah SAW yang Patut Diteladani

Wanita Terbaik Menurut Rasulullah – Sebelum datangnya Islam, perempuan dipandang sebagai makhluk yang sangat hina dan kurang akal.

Bahkan, pada zaman jahiliyah perempuan sangat dihinakan.

Sampai-sampai apabila telah lahir seorang perempuan, maka anak tersebut akan dikubur hidup-hidup oleh orangtuanya karena dianggap sebagai aib.

Perempuan diperjual-belikan sebagai budak, hingga seorang Ibu yang diwariskan oleh seorang ayah kepada anak lelakinya. Na’udzubillah.

Pada zaman dahulu perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah karena hanya mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyetrika, menjaga kebersihan, dan merapikan rumah.

Ditambah lagi, pekerjaan tersebut dilakukan bersama-sama dengan fungsi reproduksi, haid, hamil, melahirkan, dan menyusui.

Sampai saat ini pun, anggapan seorang perempuan adalah makhluk yang lemah lembut baik dari fisik maupun psikis masih berlaku bagi sebagian orang.

Anggapan seperti ini menyebabkan gerak perempuan dibatasi dan tentu saja lebih banyak merugikan pihak perempuan.


Wanita Dalam Kehidupan


Wanita Terbaik Menurut Rasulullah
muslimobsession.com

Setelah kedatangan Islam pada abad ketujuh di jazirah Arab, Islam memberikan perhatian yang begitu besar terhadap kaum perempuan.

Islam datang membawa tujuan mulia yakni untuk membebaskan manusia dari belenggu kemanusiaan yang dipenuhi dengan ketidakadilan.

Islam memberikan kesempatan dan kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam mencapai kemuliaan di sisi Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Ahzab ayat 35:

إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan yang bertakwa memperoleh ampunan dan pahala dari Allah SWT.

Allah SWT tidak membedakan hamba-Nya berdasarkan jenis kelamin, untuk memperoleh kedudukan mulia di sisi Sang Pencipta.

Dalam Islam, wanita memiliki kedudukan yang tinggi serta pengaruh besar bagi kehidupan.

Di rumah tangga, sebagai pendamping suami Islam memberikan hak kepada perempuan dan tidak seta merta segalanya diatur oleh laki-laki sebagai Imam atau kepala rumah tangga.


Kedudukan Wanita Menurut Agama


Dalam Islam, istri berhak mendapatkan perlindungan, kasih sayang, nafkah lahir dan batin serta masih banyak lagi.

Semua penjelasan mengenai ini dapat ditemukan dalam kita “Uqudul Lujain fi Bayani Huquq al-Zauzain”.

Selain itu, Islam juga memberikan hak pendidikan dan politik kepada kaum perempuan.

Kaum perempuan mempunyai hak sama dengan laki-laki dalam menuntut ilmu.

Jadi, jika masih ada pandangan tabu mengenai hal ini, maka perlu menggali dan mempelajari nilai-nilai yang dibawa oleh Islam.

Perempuan merupakan makhluk yang paling berharga di dunia.

Darinya lah lahir generasi penerus bangsa, anak-anak yang bertakwa kepada Allah, serta bermanfaat di dunia dan akhirat.

Peran perempuan dalam Islam amatlah penting. Perempuan disebutkan sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Kalimat ini memiliki makna bahwa setiap perempuan yang memiliki akhlak mulia dan terpuji, maka seorang anak juga akan tumbuh memiliki budi pekerti yang baik.

Al-Qur’anil Karim menyebutkan makna penting seorang wanita sebagai Ibu, istri, saudara perempuan, maupun anak perempuan. Dalam surat Luqman ayat 14 Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada orangtuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).


Keistimewaan Wanita Menurut Rasulullah


Betapa istimewanya seorang wanita dalam Islam, sehingga Rasulullah pun kembali mempertegas firman Allah dalam sabdanya. Suatu hari datang seseorang kepada Rasulullah SAW dan berkata:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menyebutkan kata “Ibu” sebanyak 3 kali.

Hal ini menunjukkan betapa Rasulullah memuliakan sosok ibu dan menyuruh umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada ibunya, ibunya, ibunya, baru kemudian ayahnya.

Allah SWT juga menyinggung peran seorang istri dalam kehidupan seorang lelaki dalam firman-Nya:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kalian ada rasa kasih saying (mawaddah wa rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum: 21).


Wanita Terbaik Menurut Rasulullah SAW


Wanita Terbaik Menurut Rasulullah
islampos.com

Rasulullah SAW pernah ditanya, “Siapakah perempuan yang terbaik?” Rasulullah bersabda:

الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Artinya : “Yaitu wanita yang sangat menyenangkan ketika dilihat, taat ketika diperintah oleh suaminya, dan tidak menyimpang pada dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan sesuatu yang tidak disukai (oleh Allah).” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i).


Sifat-Sifat Wanita Terbaik Menurut Rasulullah


Menyenangkan jika dipandang suami

Berdasarkan hadits tersebut, wanita yang terbaik adalah wanita yang menyenangkan jika dipandang oleh suami.

Akan tetapi, menyenangkan tak melulu masalah fisik. Tidak harus yang berkulit putih, hidung mancung, dan sebagainya.

Namun, menyenangkan yang dimaksud adalah inner beauty atau kecantikan yang terpancar dari dalam hati.

Dari wajahnya terpancar keteduhan karena sering terkena air wudhu’, dan semakin indah saat tersenyum kepada suami.

Terpancar keikhlasan dari wajahnya, serta pancaran syukur hidup sebagai istri bagi suaminya.

Menaati perintah suami

Wanita yang terbaik ialah wanita yang menaati suaminya ketika diperintah, selama hal itu tidak bertentangan dengan syariat Allah SWT.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda kepada Umar ibnu Khatab RA:

maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi sang istri akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. As syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al Jami’ush shahih 3/57: hadits ini shahih diatas syarat muslim.)

Salah satu karakter wanita terbaik menurut Rasulullah SAW adalah wanita yang berhasil melepaskan egonya dan hidup bahagia bersama sang suami, taat, dan tidak mendurhakai suaminya.

Menjaga diri dan harta suaminya

Berdasarkan hadits riwayat Abu Daud yang disebutkan sebelumnya, karakter wanita terbaik menurut Rasulullah yang terakhir adalah wanita yang selalu menjaga kehormatan dirinya dan menjaga harta suaminya saat suami tak di rumah (pergi).

Menjaga kehormatannya sebagai seorang perempuan sekaligus istri berarti menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan baginya.

Seperti tidak membuka aurat, tidak membiarkan yang bukan mahramnya memasuki rumah saat suaminya pergi, serta menjaga pandangannya.

Menjaga harta suami maksudnya tidak menggunakan harta suami kecuali dengan izinnya atau dengan kesepakatan mereka berdua.


Empat Wanita Terbaik Menurut Rasulullah


Itu dia karakter wanita terbaik menurut Rasulullah SAW. Namun, adakah perempuan shalihah yang dapat dijadikan teladan bagi perempuan masa kini? Untuk menjawab pertanyaan ini, adalah hadits riwayat Al-hakim dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻧِﺴَﺎﺀِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ: ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﺧُﻮَﻳْﻠِﺪٍ ﻭَﻓَﺎﻃِﻤَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ،
ﻭَﺁﺳِﻴَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﻣُﺰَﺍﺣِﻢٍ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓُ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ، ﻭَﻣَﺮْﻳَﻢُ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ

Artinya: “Sebaik-baik wanita penghuni Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun, dan Maryam binti ‘Imran.” (HR. Ahmad, no. 2668).

1. Khadijah binti Khuwailid

Siapa umat Islam yang tidak mengenal sosok Siti Khadijah RA? Perempuan mulia istri baginda Rasulullah SAW ini adalah sosok istri yang setia dan sangat mencintai Baginda Nabi.

Ia menghibur Nabi SAW saat beliau ketakutan sesaat setelah mendapat wahyu pertama.

Ia juga selalu memotivasi suaminya untuk tetap semangat dalam berdakwah.

Bahkan beliau pernah berkata untuk menjual jasadnya kelak jika ia wafat, sebagai modal keperluan dakwah baginda Nabi.

Betapa besar pengorbanan Sayyidah Khadijah RA bagi suami tercintanya.

Sampai-sampai, dalam sebuah sejarah diriwayatkan bahwasanya Siti ‘Aisyah RA bercerita saat Rasulullah sakit, beliau sering menyebut nama Siti Khadijah RA meskipun ia telah wafat.

Betapa dalamnya pengorbanan Siti Khadijah RA sehingga membuat baginda Nabi begitu mencintai dan mengasihinya.

Dari Siti Khadijah RA kita belajar tentang bagaimana seharusnya seorang istri menjadi pendamping yang selalu mendukung pasangannya dalam kebaikan.

Dalam susah ataupun senang, dalam sehat ataupun sakit, seorang istri harus bisa menjadi partner yang baik bagi pasangannya.

2. Fatimah binti Muhammad

Fatimah RA merupakan putri Raulullah SAW yang sangat rajin beribadah dan patuh kepada orang tuanya.

Saat ibunya wafat, ia dapat memahami kesulitan yang dihadapi ayahnya.

Fatimah az-Zahra menggantikan ibunya, Siti Khadija RA, dengan setia dan penuh keikhlasan membantu ayahnya.

Dari Fatimah RA juga kita belajar tentang kisahnya dengan Sayyidina Ali RA, bagaimana keduanya menjaga hati dalam diam dan saling mendoakan.

Sehingga pada akhirnya keduanya dipersatukan dalam jalinan pernikahan.

Dari keempat perempuan mulia di atas kita dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan shalihah itu.

Memahami cerita di atas, perempuan itu harus memiliki sifat mulia yakni menjaga kehormatan, berbakti kepada orangtua, dan berbakti kepada suaminya.

3. Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun

Asiyah merupakan perempuan shalihah.

Ia rela meninggalkan kemewahan kerajaan demi kehidupan yang lebih baik di akhirat berbekal imannya yang kokoh.

Meski menjadi istri seorang raja yang kejam, Asiyah tetap sabar, santun, dan penuh kemuliaan.

Tidak hanya memiliki paras yang cantik, Asiyah juga memiliki budi pekerti yang baik.

4. Siti Maryam binti ‘Imran

Siti Maryam RA adalah seorang perempuan yang sangat menjaga kesuciannya dan tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Bahkan saat malaikat Jibril menemuinya dalam wujud seorang laki-laki sempurna, Maryam RA tetap menjaga dirinya.

Kesucian Maryam RA ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 42:

وَإِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصْطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala perempuan di dunia (yang semasa dengan kamu)”.” (QS. Ali Imran: 42).

Dari Maryam RA kita dapat meneladani kesuciannya. Betapa ia sangat menjaga diri dari yang bukan mahramnya.

Apalagi mengamati jaman sekarang ini, pergaulan laki-laki dan perempuan semakin bebas.

Perlu adanya contoh figur yang dapat menjadi teladan bagi perempuan masa kini.


Demikianlah pembahasan seputar wanita terbaik menurut Rasulullah SAW. Semoga kita semua dapat mengambil pesan dari tulisan tersebut.

Originally posted 2021-08-29 20:55:22.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.