5 Tirakat Puasa “Tidak Umum” yang Sering Diamalkan Santri

Tirakat Puasa Santri – Dalam mencari keberkahan ilmu yang dipelajari di pondok pesantren, biasanya para santri sering melakukan berbagai amalan-amalan dan mengistiqamahkannya.

Amalan-amalan yang biasa dilakukan seperti istiqamah melakukan sholat tahajjud, dawamul wudhu (selalu menjaga wudhu), tirakat puasa dan sebagainya.

Melakukan tirakat puasa merupakan amalan yang biasa dan umum dilakukan oleh para santri di pondok pesantren manapun.

Jenis puasa yang dilakukan pun bermacam-macam, seperti puasa ayyamul bidh yaitu puasa sunnah setiap tanggal 13, 14, 15 di bulan hijriyah, puasa senin kamis, dan puasa sunnah-sunnah yang lainnya.

Biasanya para santri juga melakukan tirakat puasa sunnah yang tergolong istimewa dan tidak umum karena jarang orang yang melakukannya.

Dalam menjalankan puasa sunnah-sunnah ini sangat membtuhkan tingkat kesabaran yang tinggi.


Puasa Tidak Umum yang Sering Diamalkan Oleh Santri


Pengen tahu apa saja puasa sunnah tidak umum yang dilakukan oleh para santri? Berikut penjelasannya.

1. Puasa Daud

Puasa sunnah tidak umum yang dilakukan oleh para santri yang pertama adalah puasa Daud.

Dikalangan para santri, puasa Daud tergolong puasa sunnah yang berat dan biasanya dilakukan dalam jangka waktu satu tahun atau lebih.

Akan tetapi jika ada dari para santri yang ingin istiqomah melakukan puasa ini, maka diperbolehkan.

Pada jaman Rasulullah SAW ada seseorang yang bernama Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash.

Ia adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat rajin dalam melakukan ibadah, bahkan ia sampai bertekad untuk selalu beribadah di waktu malam hari dan berpuasa siang hari sepanjang hidupnya.

Namun Rasulullah SAW menyarankan agar ia mengurungkan hal itu.

Rasulullah SAW menganjurkan kepada Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash untuk melakukan puasa 3 hari di tengah bulan. Namun Abdullah meminta porsi yang lebih.

Lalu, Nabi bersabda, “Puasalah sehari dan tidak puasa sehari, itulah puasa Nabi Daud a.s. dan itulah puasa teradil.” Abdullah berkata, “Sungguh saya mampu untuk yang lebih utama dari itu.” Nabi menjawab, “Tiada yang lebih utama lagi” [H.R. Muslim]

2. Puasa Mutih

Puasa tidak umum yang dilakukan oleh santri yang selanjutnya adalah puasa Mutih.

Apa itu puasa mutih? Puasa mutih adalah puasa sunnah yang ketika berbuka puasa, menunya hanya nasi putih dan air bening saja.

Benar-benar hanya nasi putih, tanpa lauk, tanpa sayur, tanpa garam, dan tanpa yang lain-lain juga.

Biasanya untuk mengakali rasa hambar, nasi ditanak sampai kira-kira berkerak. Lalu kerak nasi yang hangat itu dituangi air yang nantinya akan diminum.

Bayangkan saja bagaimana rasanya? Udah terbayang? Yang jelas gurih dan ada segar-segarnya gitu, kan lumayan daripada cuma makan nasi putih hambar yang terkadang bikin perut mual.

Dan bagi para santri yang sudah terbiasa puasa mutih, itu sudah sangat biasa.

Durasi waktu dari puasa mutih ini berbeda-beda tiap santri. Hal tersebut tergantung dari petunjuk dan anjuran yang diberikan oleh masing-masingi kiai.

Ada yang melakukannya selama 3 hari, ada yang 7 hari, dan bahkan ada yang selama 40 hari.

Biasanya, puasa mutih yang dilakukan selama empat puluh hari, di hari terakhirnya akan disertai dengan puasa pati geni.

Puasa Pati Geni adalah puasa puasa yang dilakukan selama satu hari satu malam, tanpa berbuka di waktu Magrib, berbuka puasa baru dilakukan saat subuh hari setelahnya.

Tata cara wishal atau tidak berbuka puasa di waktu Magrib ini masih sesuai batasan yang disabdakan Rasulullah SAW yaitu: “Janganlah kalian melakukan puasa wishal. Siapa yang ingin wishal, maka lakukanlah hingga waktu sahur (sehari semalam)” [H.R. Bukhari]

3. Puasa Ngerowot

Puasa tidak umum yang dilakukan oleh para santri selanjutnya yaitu puasa Ngerowot.

Puasa Ngerowot adalah sebuah istilah untuk puasa yang menghindari atau tidak makan nasi, hanya makan lauk, sayuran, dan pengganti nasi seperti singkong, ubi jalar, dan lainnya.

Ngerowot ini ada juga yang dilakukan tanpa puasa. Amalan puasa ini dilakukan minimal selama satu tahun, namun terkadang malah menjadi candu bagi para santri.

Sehingga, para  santri tersebut akhirnya tidak lagi doyan makan nasi.

4. Puasa Samber Nyowo

Puasa tidak umum yang selanjutnya adalah puasa Samber Nyowo. Puasa ini adalah puasa unik yang mungkin hampir punah atau sudah jarang orang yang melakukannya.

Orang yang melakukan puasa Samber Nyowo hanya makan dari sayuran atau daun-daunan yang masih mentah dan didapat dengan cara mengambil dari pohon sambil berlari.

Oleh karena itulah dinamakan dengan puasa Samber Nyowo.

Penggunaan istilah samber nyawa mungkin karena caranya dengan menyambar makanan untuk penyambung nyawa.

Ada juga yang menamakan puasa ini dengan puasa ngidang yang artinya berlaku seperti kijang, yaitu mengambil makanan sambil berlari.

5. Puasa Dalailul Khairat

Kitab Dalailul Khairat merupakan sebuah kitab yang berisi tentang kumpulan shalawat nabi yang disusun dalam hizib-hizib (pembagian tertentu) untuk dibaca setiap hari.

Semisal bacaan shalawat untuk hari Senin berbeda dengan bacaan shalawat untuk hari Selasa, dan begitu seterusnya.

Lalu setiap selesai satu hizib, diakhiri dengan doa khataman yang sudah ditentukan oleh pengarang kitab tersebut.

Shalawat tersebut ada yang redaksinya berasal dari Rasulullah SAW, ada pula yang dirangkai oleh para sahabat Rasul dan ada juga yang berasal dari gubahan para ulama.

Kitab yang ditulis oleh Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (870 H) ini termasuk kitab yang paling dimusuhi oleh golongan Wahabi dan para simpatisannya.

Padahal, yang dibaca itu shalawat dan Al Qur’an pun menganjurkan kita untuk membaca shalawat.

Tirakat puasa dan membaca kitab ini bertingkat-tingkat, ada yang puasa hanya selama 3 hari, ada yang selama 7 hari, ada yang selama 40 hari, bahkan ada yang terlama sampai 3 tahun.

Puasa ini tergolong puasa dahr (tahunan) dan ada rehat hanya saat hari-hari yang haram untuk melakukan puasa.

Terkait puasa tahunan ini, kalangan ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa hukumnya adalah makruh bagi orang yang khawatir membahayakan diri atau terbengkalai dari memenuhi kewajiban pokoknya.

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits, “Orang yang berpuasa sepanjang tahun tidaklah berpuasa” [HR Bukhari-Muslim]

Namun, bagi orang yang tidak khawatir dengan bahaya dan kewajiban pokoknya tidak terbengkalai karena melaksanakan puasa ini, maka ia sunnah berpuasa tahunan.

Sebagaimana hadits, “Siapa yang puasa dahr, sempitlah neraka jahanam baginya seperti ini.” [HR Baihaqi dan Ahmad]

Demikianlah beberapa tirakat puasa tidak umum yang biasa dilakukan oleh para santri di pondok pesantren.

Amalan-amalan, dalam hal ini tirakat puasa seperti yang dilakukan di atas bertujuan untuk riadat (olah jiwa), melatih kedisiplinan, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai wasilah dikabulkannya doa dan permohonan serta bagian dari mujahadah seperti yang ditempuh oleh para ulama.

Jika ada saran, kritik, atau tambahan, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Originally posted 2021-08-05 10:04:58.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.