Peristiwa G30S PKI | Catatan Terkelam dalam Sejarah Indonesia

Peristiwa G30S PKI yang kini masih menjadi catatan tergelap sejarah menuai begitu banyak versi dan begitu banyak tafsir.

Bahkan hingga kini segala upaya dan niat yang dilakukan agar bangsa ini dapat tutup buku dari masa kelam tersebut belum kunjung menemui titik terang, masih abstrak.

Menjadi topik yang selalu diperbincangkan setiap tahun, khususnya setiap memasuki bulan September. Dahulu pemutaran film tentang pengkhianatan G30S PKI rutin dilakukan pada setiap tanggal 30 September tepat pukul 10 pagi.

Alur cerita dalam film tersebut pun kini menimbulkan banyak kontroversi di mata publik. Tentu saja peristiwa pembantaian nan mengerikan pada malam 30 September itu menyisakan trauma dan luka yang mendalam bagi keluarga para korban yang terbunuh.

Berbagai versi muncul terkait kisah dan alur cerita yang disampaikan melalui film tersebut.

Lalu bagaimanakah kisah sesungguhnya yang terjadi? Apa pemicu peristiwa G30S PKI yang menyisakan kesan bengis dan kejam tersebut. Mari kita simak dan kaji lebih dalam terkait kontroversi G30S PKI.


Sekilas Tentang Sejarah PKI Masuk Ke Indonesia


√ Peristiwa G30S PKI | Catatan Terkelam dalam Sejarah Indonesia
iire.org

Partai Komunis Indonesia (PKI), merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia. Awal mula didirikannya, partai yang diberi nama “Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV)” ini bertujuan baik bagi perkembangan Indonesia.

ISDV didirikan oleh Henk Sneevliet pada tahun 1914 jauh sebelum Indonesia melakukan persiapan matang membentuk panitia persiapan kemerdekaan.

Ketika Indonesia menyatakan ingin merdeka, ISDV lah yang membantu mendidik pribumi dalam menumbuhkan semangat nasionalisme, hingga bisa membebaskan diri dari belenggu kolonialisme Belanda. Paham yang diajarkan yaitu paham Marxisme.

Singkat cerita, sejarah mencatat terjadi reformasi di organisasi ISDV. Partai yang awal mulanya merupakan gabungan dari Partai Sosialis Belanda dan SDAP ini kemudian terpecah.

Karena rasa kekecewaan Sneevliet terhadap SDAP Belanda, ia memisahkan diri dari ISDV dengan melahirkan partai baru bernama Partai Demokrat Sosial Hindia (PDSH) pada tahun 1917.

Sejak awal berdiri PDSH sudah berkiblat ke Uni Soviet, dimana pemberontakan menjadi jalan dalam menyuarakan opini. PDSH terus menggaungkan pemikirannya terhadap wacana Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri (merdeka).

Melalui tekad keras Sneevliet, partai ini berhasil merekrut kurang lebih 3.000 anggota dari berbagai kalangan. Mencakup para militer Belanda, nasionalis, hingga beberapa para agamis atau pemuka agama pun ikut di dalamnya.

ISDV Setelah Peninggalan Sneevliet

√ Peristiwa G30S PKI | Catatan Terkelam dalam Sejarah Indonesia
hariansejarah.id

Alur dan pola pikir yang diajarkan Sneevliet mengenai blok dalam untuk gerakan revolusioner demi meraih kemerdekaan Indonesia telah mewabah, hingga mempengaruhi dua tokoh Sarekat Islam (SI), Semaun dan Darsono.

Dua tokoh SI ini memiliki ketertarikan khusus dengan pemikiran Sneevliet dan akhirnya memilih menjadi rekan PDSH.

Meskipun beberapa pemimpin PDSH saat itu telah dibuang ke Belanda (termasuk Sneevliet), misi PDSH terus berjalan di bawah kerja samanya dengan SI (Semaun dan Darsono).

Tepat pada bulan Mei 1920, PDSH dan Sarekat Islam bergabung dan mendeklarasikan diri dengan nama Perserikatan Komunis Hindia (PDH) di bawah kepemimpinan Semaun dan Darsono.

PDH menjadi partai pertama di Asia yang bergabung dalam komunis internasional.

Perpecahan terjadi dalam organisasi Sarekat Islam, dimana KH. Agus Salim sebagai Sekretaris SI kala itu mengeluarkan tindakan tegas terhadap anggota SI yang menjadi anggota ganda, diharuskan memilih satu keanggotaan saja.

Pilihan yang diberikan yaitu ikut dalam wadah Sarekat Islam yang selalu memperhatikan agama atau ikut bergabung bersama PDH yang memperjuangkan kemerdekaan dengan caranya sendiri.

Pada tahun 1924, Semaun memutuskan ikatan dengan Sarekat Islam, dan mempertegas organisasinya dengan mengubah nama dari PDH menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sejarah Pemberontakan PKI

√ Peristiwa G30S PKI | Catatan Terkelam dalam Sejarah Indonesia
faktakita.net

Sepanjang sejarah, sebelum Indonesia merdeka hingga setelah Indonesia merdeka PKI banyak melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.

Diantaranya yang tercatat yaitu pemberontakan tahun 1926, mengakibat banyak dari pimpinan PKI yang dibuang dan diasingkan pemerintah. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda dengan tegas menyatakan bahwa PKI merupakan organisasi terlarang.

Sempat redup karena banyak pemimpinnya yang diasingkan Belanda, pada tahun 1935 Muso kembali ke Indonesia demi mempersiapkan kembali kebangkitan kader PKI.

Cara yang dilakukannya adalah dengan menyusup ke organisasi-organisasi lain dan ikut berpartisipasi bersama mereka. Tujuan penyusupan ini agar nama PKI kembali dipercaya oleh masyarakat.

Pada tahun 1948 setelah Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, PKI kembali melakukan aksi propaganda anti pemerintah berkolaborasi dengan Amir Syarifudin.

Yang saat itu kecewa terhadap pemerintahan Sukarno karena harus mundur dari kabinet dan digantikan oleh kabinet Hatta. Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan merencanakan kudeta terhadap pemerintahan Indoensia.

Upaya PKI untuk Mengkomuniskan Indonesia

√ Peristiwa G30S PKI | Catatan Terkelam dalam Sejarah Indonesia
kompasiana.com

FDR dan PKI melakukan aksi teror, pemogokan, adu domba antar anggota dan pejabat militer, serta tindakan propaganda anti pemerintah lainnya.

Tujuan semua aksi tersebut adalah membentuk NKRI baru dengan asas komunis. Rakyat kembali membenci PKI, sehingga TNI memutuskan berperang melawan PKI dengan keras. Muso berhasil dibunuh dan Amir Syarifudin dijatuhi hukuman mati.

Pada tahun 1950 PKI tampil dengan wajah baru di bawah pimpinan Dipa Nusantara Aidit lewat konsep partai nasionalis. Berbagai upaya dilakukan D.N. Aidit hingga PKI kembali berhasil meraih simpati rakyat dan menempati urutan keempat dari hasil pemilu.

PKI menunjukkan perannya sebagai partai nasionalis dengan cara menggandeng buruh-buruh untuk dapat menguasai urusan ekonomi yang sebelumnya dipegang Belanda.

Pada tahun 1960 Presiden Sukarno membuat konsep politik NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Hal ini sangat didukung oleh PKI, karena mereka semakin bebas menjalankan konsep komunisme di Indonesia.

Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu peristiwa G30S PKI dimulai, kala itu masyarakat terbagi menjadi dua yang pro Sukarno dan yang kontra terhadap presiden pertama RI tersebut.


Kronologis Kejadian Peristiwa Pengkhianatan G30S PKI


Latar Belakang Peristiwa G30S PKI

theinsidemag.com

Berbagai versi mengenai perihal yang melatarbelakangi peristiwa G30S PKI bermunculan. Ada yang berpendapat bahwa dalang dari gerakan tersebut seutuhnya adala PKI yang memang sudah sejak lama ingin menngkomuniskan Indonesia.

Sumber lain menyebutkan bahwa gerakan 30 September merupakan ujung dari konflik internal Angkatan Darat (AD).

Banyak sumber yang mengungkapkan bahwa dalang dibalik persitiwa G30S tidak hanya PKI, sebagaimana yang disebutkan oleh rezim Orde Baru.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Soeharto memanfaatkan kondisi ini untuk merebut kekuasaan Presiden Sukarno kala itu. Namun beberapa sumber menyebutkan pula bahwa Presiden Sukarno juga telah mengetahui rencana pemberontakan tersebut.

Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam berkata “Sukarno sendiri dalam Pidato Nawaksara mengatakan bahwa peristiwa G30S PKI merupakan pertemuan tiga sebab. Yaitu pimpinan PKI yang keblinger, subveri nekolim dan okunum yang tidak bertanggung jawab.

Jadi dalang dibalik peristiwa tersebut tidaklah tunggal, merupakan perpaduan unsur dalam negeri dengan pihak asing”.

Beberapa penelitian menyebutkan setidaknya ada lima hal yang melatar belakangi peristiwa G30S. Yaitu PKI itu sendiri, konflik internal Angkatan Darat, Soekarnao, Soeharto, dan unsur asing yang memiliki kepentingan tersendiri terhadap Indonesia seperti keterlibatan CIA (Dinas Intelijen Amerika Serikat).

Konflik Angkatan Darat

cnnindonesia.com

Kedekatan PKI dan Sukarno memicu kontradiksi di kalangan Staf Umum Angkatan Darat (SUAD). SUAD terpecah menjadi dua fraksi yang sama-sama anti-PKI namun berbeda pandangan dalam mendukung keputusan Presiden Sukarno.

Kedua fraksi tersebut adalah “fraksi tengah” dan “fraksi kanan” (Harold Crouch dalam Army and Politics in Indonesia, 1978).

Fraksi tengah dipimpin oleh Letjen TNI Ahmad Yani merupakan kelompok yang loyal terhadap Sukarno namun menentang kebijakan Sukarno tentang persatuan nasional karena melibatkan PKI di dalamnya.

Fraksi kanan yang dikendalikan oleh Jenderal TNI AH. Nasution dan Mayjen TNI Soeharto merupakan kelompok yang bersebrangan dengan fraksi tengah, menentang kebijakan Letjen TNI Ahmad Yani.

Sebagian sumber juga menyebutkan, peristiwa G30S yang berdalih untuk menyelamatkan Presiden Sukarno dari rencana kudeta Dewan Jenderal sesungguhnya ditujukan bagi perwira-perwira utama “fraksi tengah”.

Agar fraksi kanan dengan mudah menajalankan aksi untuk merebut kekuasaan.

Keterlibatan CIA

merdeka.com

Amerika Serikat dikabarkan juga ikut andil dalam melatarbelakangi terjadinya G30S. Akibat dari perang dingin di tahun 1960-an, AS, Jepang, dan negara-negara barat lainnya seperti Australia dan Inggris memiliki tujuan dan kepentingan tersendiri agar Indonesia tidak jatuh ke tangan komunis (PKI).

Menurut David T. Johnson (dalam buku Indonesia 1965: The Role of the US Embassy), Amerika membuat beberapa pilihan untuk menyikapi perihal komunisme tersebut.

Pilihannya yaitu diam dan membiarkan saja, berusaha mendekati dan membujuk Sukarno agar mengganti kebijakan, menyingkirkan Sukarno, memprovokasi Angkatan Darat untuk merebut pemerintahan, atau menentang PKI.

Dengan cara merusak kekuatannya dan merekayasa kehancuran PKI sekaligus menjatuhkan Sukarno. Rencana terakhir inilah yang akhirnya dilakukan.

Konflik Saling Mencurigai antara Militer dan PKI

bbc.com

PKI secara terus menerus memperparah keadaan dengan memprovokasi konflik antara aktivis, polisi, dan militer.

Mereka menghasut ribuan petani untuk merebut seluruh tanah milik negara, juga menghasut ribuan buruh untuk menyita perusahaan-perusahaan milik asing, khususnya milik Amerika Serikat.

Pada tahun 1964 hingga awal 1965 berbagai bentrokan terjadi dimana-mana. Para sejarawan menduga bahwa PKI seperti meniru gerakan Revolusi Bolsevik yang terjadi di Rusia.

Dimana revolusi tersebut membuat rakyat dan partai komunis menyita semua milik negara dan membagi-bagikannya pada rakyat.

Pada era Demokrasi Terpimpin sejarah mencatat bahwa hubungan Sukarno dan PKI terlalu dekat.

Dibuktikan pada awal tahun 1965 Presiden Sukarno memutuskan membentuk Angkatan Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI, dan Kepolisian /terlepas dari ABRI), semua itu atas saran dari PKI.

Angkatan Kelima berisikan anggota dari kalangan buruh dan petani yang sudah dilatih PKI sebelumnya.

Keputusan presiden tersebut memicu konflik saling mencurigai antara pihak militer dan PKI. Militer mencurigai bahwa PKI hendak merebut kekuasaan dan melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno.

Dibawah kepemimpinan Aidit PKI menghendaki para buruh dan tani diberikan fasilitas senjata oleh pemerintah. Hal ini tentu mencuri perhatian banyak pihak, terutama dari kalangan militer.

Keinginan tersebut sama dengan pola yang diterapkan oleh partai komunis di Tiongkok, TNI AD tenu saja menentang keras hal tersebut.

Atas dasar takut menyalahgunakan wewenang penggunaan senjata, akhirnya presiden tidak mengabulkan keinginan PKI.

Merasa dikecewakan dan tidak puas dengan berbagai kebijakan Presiden Sukarno lainnya, PKI merencanakan pengkhiatan besar-besaran hingga terjadilah peritiwa G30S yang menjadi cacatatan terkelam di sepanjang sejarah Indonesia.

Penculikan Para Jenderal di Malam G30S

riau24.com

Kondisi yang mencekam dialami Indonesia tepat pada malam 30 September hingga pagi hari 1 Oktober 1965. Sebab kejadian penculikan para jenderal oleh oknum PKI terjadi pada malam tersebut.

PKI di bawah komando D.N. Aidit dan Syam Kamaruzzaman melakukan pembunuhan berencana terhadap tujuh jenderal, yang kini dikenang sebagai pahlawan revolusi Indonesia.

Ketujuh korban tersebut dibunuh dan dibuang di sebuah sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Rencana awal penculikan akan dilakukan terhadap Jenderal Ahmad Yani (Komandan TNI AD), Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S. Parman, Mayor Jenderal DI Padjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal AH Nasution.

Hanya satu orang jenderal yang berhasil kabur dari aksi pembunuhan keji tersebut yaitu Jenderal AH Nasution.

Namun putrinya Ade Irma Suryani tewas ditembak dan ajudannya Kapten Pierre Tendean ikut menjadi korban, diculik dan tewas bersama enam jenderal lainnya.

Dikutip dari detik.com bahwa Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo (MT) Haryono sering melamun dan menjauhi anak bungsunya jelang malam G30S PKI. Seolah-olah ia mendapat firasat buruk bahwa penyerangan tersebut akan terjadi.

Benar saja pada malam tanggal 30 September 1965 sejumlah militer pendukung G30S PKI di bawah pimpinan Letkol Untung (Pasukan Tjakrabirawa) beraksi dengan berujung membunuh para jenderal.

Para prajurit tjakrabirawa menyerang kediaman tujuh jenderal, salah satunya jenderal MT Haryono yang mati ditembak di rumahnya sendiri di Jalan Prambanan No. 8, Menteng, Jakarta Pusat pada Jum’at dini hari tanggal 1 Oktober 1965.

Saksi Mata Kejadian Pembunuhan

ngelmu.id

Rianto Nurhadi (putra ke-3 MT Haryono) menyaksikan sendiri sang Ayah ditembak di depan matanya. Pada malam itu Riri melihat Ayahnya berusaha melawan prajurit tjakrabirawa yang membrondong masuk rumah mereka dengan tembakan senjata.

Saat sang Ayah berusaha merebut senjata dari gerombolan tersebut, ia justru ditembak dari belakang oleh prajurit lainnya.

Saat itu MT Haryono gugur di tempat, kemudian pasukan tjakrabirawa membuang jenazahnya ke Lubang Buaya bersama lima jenderal lainnya.

Keluarga MT Haryono sendiri merasakan berbagai kejanggalan pada perubahan sikap MT Haryono sebelum peristiwa mengerikan itu terjadi.

Selain itu pertanda lainnya yaitu mimpi buruk yang dialami Ade Mirja Harjanti (anak bungsu MT Haryono).

Ia bermimpi ayahnya diculik, meski berusaha melakukan perlawan namun semua sia-sia karena orang yang menculik Ayahnya terlalu banyak sehingga tak bisa melakukan perlawanan.

Mimpi tersebut menjadi kenyataan, karena beberapa menit setelahnya pasukan Tjakrabirawa di bawah komando Sersan Bungkus datang menyerang rumah mereka.

Penumpasan Pemberontakan

blitartimes.com

Aksi pembatantaian di Lubang Buaya ini menorehkan sejarah yang buruk dan membuat nama PKI kembali tercoreng di mata masyarakat Indonesia.

Menimbulkan banyak versi, saling tuding menuding, dan yang paling parah adalah meninggalkan kebencian yang mendalam.

Aksi saling tuding ini karena banyak propaganda yang menyatakan bahwa PKI bukan hanya dalang tunggal dibalik semua kejadian tersebut.

Sebagian kalangan menduga Soeharto memanfaatkan peristiwa G30S ini untuk merebut kekuasaan, kemudian melakukan pembasmian terhadap semua simpatisan PKI di bawah komandonya sendiri.

Pada malam kejadian penculikan dalam kurun waktu tidak sampai 24 jam TNI AD segera mengambil tindakan pengejaran besar-bersaran terhadap PKI.

Jika sebelumnya ibarat tindakan bunuh diri untuk membubarkan PKI karena kedekatannya dengan Preseiden Sukarno, di bawah kendali Panglima Kostrad, Mayjen Soeharto perburuan para pelaku G30S dapat dilakukan dengan sangat cepat.

Para tokoh dan pimpinan PKI diburu dan ditangkap. Pimpinan PKI D.N. Aidit dan Sam Kamaruzzaman yang sempat melarikan diri ke Jawa Tengah berhasil ditangkap dan dibunuh.

Para tokoh PKI lainnya sebagian diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan dijatuhi hukuman mati.

Penangkapan besar-besaran juga dilakukan terhadap para anggota PKI dan siapa pun yang dianggap terkait dengan komunis, baik itu perorangan maupun organisasi. Dapat dikatakan perburuan ini adalah pembunuhan tersadis yang pernah terjadi di Indonesia.

Beberapa sumber menyebutkan setidaknya kurang lebih sekitar 500.000 jiwa di berbagai daerah dibunuh. Baik dari kalangan orang dewasa, tua, mua-mudi, bahkan anak-anak pun ikut menjadi korban di dalamnya.

Proganda Terkait Pembantaian Masal

tirto.id

Meskipun bertujuan untuk menumpas habis komunisme di Indonesia, namun pembantaian masal ini dianggap terlalu kejam oleh beberapa pihak, salah satunya aktivis mahasiswa Soe Hok Gie.

Ia gencar mengkritik Partai Komunis Indonesia (PKI), namun menjadi orang pertama yang memprotes keras terjadinya pembantaian masal yang terjadi dalam kurun tahun 1965-1966 tersebut.

Lewat tulisannya yang berjudul “Di Sekitar Peristiwa Pembunuhan Besar-Besaran di Pulau Bali” ia mengkritik sangat tajam terhadap tindakan pembantaian tersebut.

Menurut Gie pemerintah dan pejabat terkait seharusnya tidak membiarkan pembantaian-pembantaian di Bali maupun di daerah-daerah lainnya terjadi berlarut-larut.

Bahkan pemerkosaan yang juga dilakukan sudah bukanlah tindakan yang manusiawi. Bahkan kalangan rakyat tidak berdosa pun ikut menjadi korban.

Dalam catatannya Gie mengatakan bahwa tulisannya itu bukan untuk membela PKI atau membenarkan tindakan-tindakan yang dilakukan PKI saat melakukan aksi G30S.

Melainkan pembelaan Gie ditujukan untuk penegakkan hukum dan keadilan atas dasar rasa kemanusiaan.

hai.grid.id

Jumlah korban yang berjatuhan tidak sedikit dari kalangan anak-anak yang tidak tahu apa-apa, tetapi dimusuhi oleh masyarakat.

Demi mencegah bertambahnya korban Gie melakukan kontak dengan para pejabat militer untuk membuat tindakan advokasi. Agar perbuatan-perbuatan di luar batas kemanusiaan tersebut dapat dihentikan.

Aksi demonstrasi dari berbagai kalangan tak henti-hentinya terjadi menuntut pembubaran PKI. Selain pembunuhan masal, puluhan ribu orang banyak yang dibuang ke Pulau Buru.

Mereka dipekerjakan tanpa peradilan, salah satu di antaranya adalah sastrawan yang namanya mendunia, Pramoedya Ananta Toer.

G30S menandakan lahirnya pemerintahan orde baru. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Sukarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang menandakan pengalihan kekuasaan pimpinan negara ke Soeharto.

Puncak dari penumpasan PKI adalah dikeluarkannya larangan organisasi PKI dengan membersihkan antek-anteknya sampai ke akar-akar di tahun 1966 oleh Presiden Soeharto.

Lahirnya rezim Orde Baru menandakan berakhirnya riwayat PKI di Indonesia, karena pada masa tersebut bagi siapapun yang diketahui pernah berkaitan dengan oknum PKI akan dihukum mati tanpa peradilan.


Sedikit Tentang Evakuasi Jenazah Korban Peristiwa G30S PKI


id.wikipedia.org

Tepat pada tanggal 3 Oktober 1965 jenazah enam jenderal TNI AD dan satu perwira menengah korban peristiwa G30S ditemukan di sebuah sumur tua berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter.

Ketujuh jenazah tersebut sengaja dimasukkan ke dalam sumur dan ditutupi dengan daun pisang untuk menghilangkan jejak.

Namun jenazah para korban berhasil ditemukan. Menjelang tengah hari, evakuasi berangsur-angsur dilakukan. Di bawah pimpinan Komandan KIPAM KKO-AL Kapten Winanto, satu per satu pasukan KKO dan prajurit RPKAD turun ke dalam sumur yang sempit tersebut secara bergantian.

Berikut kronologisnya yang dikutip dari detik.com :

“Pukul 12.05 WIB, anggota RPKAD Kopral Anang dengan mengenakan masker dan tabung oksigen turun ke dalam sumur. Sepuluh menit kemudian giliran Serma KKO Suparimin turun. Dia berhasil mengangkat salah satu jenazah, tapi rupanya jenazah itu tertindih jenazah lain sehingga tak bisa ditarik.

Pukul 12.30 WIB, Prako KKO Subekti mendapat giliran berikutnya. Dua puluh menit kemudian Kopral KKO Hartono memasang tali untuk mengangkat jenazah dari dalam sumur.

Pukul 13.30 WIB, Serma KKO Suparimin kembali turun untuk kedua kalinya. Hingga pukul 13.30 WIB ada enam jenazah yang berhasil diangkat ke atas. Kapten Winanto turun ke dalam sumur untuk memastikan tak ada jenazah lagi di Lubang Buaya.

Dengan membawa alat penerangan, Kapten Winanto turun ke dalam sumur. Dan satu jenazah lagi ditemukan. Setelah dua jam jenazah tujuh pahlawan revolusi berhasil dievakuasi dari Lubang Buaya”.

pantau.com

Seluruh jasad korban peristiwa G30S PKI dimakamkan di TMP Kalibata. Peristiwa berdarah yang berbuntut pembantaian masal ini sejatinya tidak boleh dilupakan.

Kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengambil banyak pembelajaran agar kelar kejadian yang hingga kini masih abstrak tersebut tidak terulang kembali.

Hingga kini bagi bangsa Indonesia tanggal 30 September merupakan Hari Peringatan Gerakan 30 September (G30S) dan tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Keyword: peristiwa G30S PKI

Originally posted 2020-01-19 21:19:09.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.