Pengertian akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh keinginan dalam hati secara sadar untuk melakukan perbuatan baik.
Akhlak berasal dari kata bahasa Arab خلق khuluq) yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Pengertian Akhlak
Ada pendapat yang mengatakan bahwa akhlak yang baik itu adalah tidak pernah menyakiti orang lain, gemar bersedekah, dan tabah dalam menerima cobaan.
Adapula yang mengatakan bahwa akhlaq yang baik itu berbuat kebaikan dan menahan diri dari keburukan.
Ibnul Qayyim al Jauziyah mengatakan bahwa sannya akhlak yang baik itu membuang ssifat-sifat yang hina dan menghiasinya dengan sifat-sifat mulia.
Intinya akhlak yang baik itu berkaitan dengan bersikap positif sesuai dengan tuntunan agama.
Ada perbedaan tolak ukur antara akhlak, moral, dan etika. Dalam etika tolak ukur untuk menentukan baik buruknya perbuatan manusia adalah akal pikiran.
Sedangkan dalam moral atau kesusilaan menggunakan bnorama-norma ya ada pada masyarakat. Berbeda dengan akhlak yang menggunakan Al Quran dan Sunnah sebagai tolak ukurnya.
Didalam syariat Islam akhlak yang mulia didapat dari ketauhidan serta keimanan seseorang.
Semakin dia beriman dan mentauhidkan Allah, maka Insya Allah akhlaknya akan semakin bagus dan sesuai dengan Islam.
Selain itu sangat penting bagi para orang tua untuk menanamkan akhlak yang Islami pada anak-anak mereka sejak dini.
Dengan membentuk kepribadian anak dengan akhlak yang baik sejak dini akan membuat mereka tumbuh menjadi Muslim yang berakhlak baik.
Hakekatnya akhlaq adalah sebuah potret manusia dalam bathinnya termasuk didalamnya jiwa serta kepribadian.
Manusia sejatinya terdiri dari lahir dan bathin atau jasmani dan rohani.
Oleh karena itu, kita dilarang memperlakukan manusia seperti robot atau benda mati yang tidak berperasaan.
Guna menyempurnakan akhlak dalam diri kita, perhatikanlah tingkah laku kita.
Sejatinya nilai manusia tidak terletak pada bentuk fisik maupun hal duniawi lainnya akan tetapi terletak pada iman, taqwa, dan akhlaknya.
Hubungan antara Akhlak, Aqidah, dan Keimanan
Terdapat hubungan antara akhlaq, aqidah, serta keimanan dalam diri seseorang.
Hubungan diantara ketiganya sangat kuat karena akhlak yang baik adalah bukti dari keimanan yang kuat, sedangkan akhlak yang buruk adalah tanda buruknya iman.
Semakin sempurnanya iman sudah pasti aqidahnya baik.
Akhlak yang baik merupakan bagian dari amal shalih yang tentu menambah keimanan serta dicintai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dengan akhlak yang baik pula seseorang dapat masuk kedalam surga.
Dalam bermuamalah dengan Allah akhlak yang baik mencakup tiga perkara:
1. Memebenarkan firman Allah
2. Melaksanakan hukum-hukum-Nya
3. Sabar serta ridha akan takdirNya.
Adapun empat hal yang harus dimiliki apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak terpuji, diantaranya:
1. Perbuatan yang baik
2. Kemampuan melakukan perbuatan itu
3. Kesadaran akan berbuat, serta
4. Kondisi jiwa dan hati seseorang untuk melakukan perbuatan baik.
Pembentukan akhlak seseorang juga tergantung pada faktor dari dalam diri maupun dari luar.
Faktor luar yang mempengaruhi akhlak seseorang adalaah lingkungannya.
Lingkungan yang baik akan membentuk kepribadian yang baik, begitu pula sebaliknya.
Lingkungan yang paling kecil adalah lingkup keluarga. Melalui keluarga kepribadian seseorang itu terbentuk.
Tujuan Akhlak
Islam memberi penekanan yang cukup besar dalam hal akhlak karena ada tujuan yang ingin dicapai. Diantara tujuan dari akhlak adalah:
1. Menjadikan manusia memiliki derajat yang tinggi.
2. Menjadikan manusia senantiasa menghiasi diri dengan akhlak karimah dalam berhubungan baik dengan Allah maupun dengan sesamanya.
3. Sesungguhnya dengan akhlak manusia dapat dibedakan dengan makhluk lainnya.
4. Manusia dapat menjadi bahagia di dunia dan akhirat karena akhlak yang baik.
5. Dengan akhlak yang baik maka keberlangsungan umat manusia dan lingkungan hidupnya akan tetap terjaga.
6. Iman seorang mukmin akan terjaga dan menjadi sempurna karena akhlak yang baik.
Pembagian Akhlak
Perbuatan manusia atau akhlak dapat dibagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Masing-masing dari perbuatan manusia itu mengandung konsekuensi yang berbeda.
Selain itu perbuatan baik maupun buruk juga mempunyai tiga balasan yang berbeda sesuai dengan siapa kita berbuat.
Balasan dari Allah untuk akhlak baik manusia berupa pahala dan hukuman bagi yang berakhlak buruk., balasannya bisa terjadi di dunia maupun di akhirat.
Bagi diri sendiri balasan dari akhlak baik kepada dirinya adalah hati merasa tentram dan damai. Sedangkan bila ia dzalim pada dirinya sendiri maka hatinya tidaklah tenang.
Bila didalam masyarakat perbuatan baik tentu akan dipandang sebagai orang baik. Sebaliknya bila berakhlak tercela tentu akan dikucilkan atau bahkan dibenci oleh masyarakat.
Untuk itu kita tidak boleh berbuat dzalim kepada diri sendiri, orang lain, apalagi kepada Allah Tuhan kita.
Pembagian akhlak dari sudut pandang Islam tebagi menjadi dua, yakni:
Dari segi sifat akhlak baik disebut akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlakul karimah dan akhlak tercela atau akhlak madzmumah.
1. Akhlak-ul Mahmudah
Akhlakul mahmudah merupakan tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Sifat-sifat yang terpuji akan melahirkan akhlak yang terpuji pula.
Diantara sifat terpuji itu salah satunya adalah berkhusnudzon. Entah itu khusnudzan kepada orang lain maupun khusnudzon ddengan ketetapan Allah.
Beberapa ayat Al Quran mengisyaratkan akan adanya hierarki dalam akhlak mahmuddah, yaitu:
Tingkat hasanah
Hierarki ini adalah tingkatan akhlak mahmudah yang paling rendah.
Contoh konkretnya adalah menjawab salam sesama Muslim dengan jawaban yang setara. Kalimat “Assalamu’alaikum”, maka dijawab “Wa’alaikumussalam.”
Tingkat Karimah
Selanjutnya adalah tingkatan karimah yang lebih tinggi dari tingkatan hasanah.
Contoh konkretnya menjawab salam sesama Muslim dengan jawaban yang lebih panjang. “Assalamu’alaikum” dijawab dengan “wa’alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh.”
Akhlakul hasanah dan mahmudah dijelaskan secara singkat di dalam al Qur’an surah An Nisa: 86 berikut ini:
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا
wa-idzaa huyyiitum bitahiyyatin fahayyuu bi-ahsana minhaa aw rudduuhaa inna laaha kaana ‘alaa kulli syay-in hasiibaa
Artinya: Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
Tingkat ‘Azhimah
Tingkatan ‘azimah adalah hierarki akhlak mahmudah yang paling tinggi. Bentuk konkrit dari tingkatan ini, yaitu membalas keburukan dengan kebaikan.
Hal demikian adalah hal yang paling sulit dipraktekkan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah orang mulia dengan akhlak dalam tingkatan ini, seperti yang disebutkan dalam QS. Al Qalam: 4.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
wa-innaka la’alaa khuluqin ‘azhiim
Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
2. Akhlak Madzmumah
Segala tingkah laku tercela atau perbuatan jahat yang dapat merusak iman dan menjatuhkan martabat seseorang adalah akhlak madzmumah.
Sifat yang termasuk dalam akhlak ini adalah sifat buruk yang bertentangan dengan akhlak mahmudah.
Sebagaimana akhlak terpuji, akhlak tercela juga memiliki tingkatan. Meskipun tidak secara gamblang diterangkan dalam Al Quran maupun Sunnah.
Kategori hierarki akhlakul madzmumah biasanya digolongkan dari besar kecilnya dosa.
Diantara dosa-dosa besar yang dijelaskan dalam beberapa ayat Quran dan juga Hadits Nabi, yakni:
- Syirik,
- durhaka kepada kedua orang tua,
- memakan harta riba,
- meminum khamr,
- berzina,
- membunuh,
- dan beberapa dosa lainnya.
Meskipun tidak ada penjelasan mengenai dosa kecil bukan berarti diperkenankan kita untuk melakukan dosa kecil.
Intinya sebisa mungkin kita harus menjauhi perbuatan tercela dan memperbanyak perbuatan terpuji.
Demikian penjelasan kami mengenai Pengertian akhlak. Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-08-11 11:40:42.