Kisah Islami Tentang Berbuat Kebaikan Tanpa Pamrih

Kisah Islami – Banyak hikmah kehidupan yang bisa kita petik dari berbagai kisah sehari-hari. Tak perlu cerita serius yang diperankan oleh orang dewasa.

Kisah pertemanan anak kecil yang masih belajar akan makna bahagia pun terkadang dapat dijadikan sandaran hikmah.

Kisah Islami contohnya, tentang balasan dalam melakukan hal baik. Ingin tau bagaimana cerita lengkapnya? Mari kita simak kisah yang berjudul “Lanjutkan Saja Pada Yang Lain” di bawah ini:


Kisah Islami Tentang Kebaikan Tanpa Pamrih


Kisah Islami
zakat.or.id

Lanjutkan Saja Pada Yang Lain

Hari ini Anton ada kelas yang mengharuskannya untuk berangkat kuliah pagi-pagi hari. Setelah berbenah langsung berangkat dengan sepeda united kuningnya. Jadwal yang tiba-tiba diganti membuatnya menggerutu sepanjang perjalanan ke kampus.

Seharusnya hari ini menjadi hari libur Anton, namun harus direnggut oleh jadwal yang kemarin kosong. Anton tahu kalau mata kuliah yang satu ini tidak bisa dielakkan, bahkan dosennya pun tidak bisa diajak kompromi.

“Baru kelar ngerjain tugas kelompok tengah malam, baru tidur dua jam pula” gerutu Anton.

Anton belum terbiasa dengan jadwal kuliah yang serba mendadak, maklum masih semester satu. Apalagi jiwa mudanya dengan semangat berkobar-kobar ingin mengetahui berbagai hal yang tidak bisa diterima akalnya. Memang Anton memiliki sifat yang kritis dan idealis.

Tentu saja hari Anton terlambat masuk, karena informasi yang ia terima sangat mendadak serta jarak kos dan kampus yang tidak terbilang dekat. Sedangkan dosen pengampu mata kuliah yang dianggap perfeksionis ini selalu hadir tepat waktu, seakan-akan beliau yang yang menunggu para muridnya.

Aula sudah penuh yang terlambat juga tidak sedikit, tapi dosen tersebut tidak mengungkitnya seperti pertemuan sebelumnya, karena beliau sadar bahwa hal tersebut di luar wewenangnya.

Kisah Pertama

Akhirnya kelas usai, Anton langsung melesat ke kantin dan mengambil antrian sembari memilih makanan prasmanan yang terhidang.

“Es teh nya satu ya buk” pintanya pada ibu penjaga kantin.

Sesampainya di penghujung antrian Anton terlihat sedikit panik. Ketika akan membayar pesanan ia tak menemukan dompetnya meski sudah merogoh-rogoh kantong dan tasnya. Hal ini cukup membuat Anton malu karena disaksikan puluhan orang yang antri di belakangnya.

Nasi yang sudah diambil lengkap dengan lauk-pauk nya serta tambahan satu gelas es teh tidak mungkin untuk dibatalkan. Ditambah lagi di kantin kampus yang luas itu terpampang besar tulisan “Tidak Menerima Kas Bon”, yang artinya dilarang berhutang.

Hari ini menjadi hari sial bagi Anton. Di antrian pun ia tidak melihat satu wajah pun yang dikenalinya untuk dimintai bantuan. Seketika itu juga Anton tidak bisa berpikir, dan tidak tahu harus berbuat apa.

Seorang pemuda yang mengantri di belakang Anton tiba-tiba maju dan berkata:

“Dek kamu pakai uang mas dulu” tawar pemuda tersebut dengan dialeg medok khas Jawa.
“Baik mas” meski terkejut tanpa basa-basi Anton mengiyakan tawaran pria yang tak ia kenal tersebut.

Anton pun maju dan mempersilahkan pemuda tersebut mengambil alih berdiri di depan kasir,

“Buk sama punya dia sekalian ya buk” sembari menyodorkan uang pemuda tersebut berbisik kepada ibu kantin hampir tak terdengar oleh orang lain. Anton mengikuti pemuda itu, berjalan di belakangnya sampai menemukan meja kosong.

“Mas terimakasih banyak ya, besok uangnya aku ganti” ujar Anton dengan raut wajah berterimakasih sambil ikut duduk di bangku yang kosong di depan pemuda tersebut.
“Ya sudah makan dulu.” Pemuda itu mempersilahkan Anton makan dan dia pun juga ikut makan.

Mereka bercerita dan saling memperkenalkan diri. Anton yang awalnya idealis akhirnya bisa membuka diri dan berdiskusi dengan baik. Dia sudah melupakan jam tidurnya yang baru dua jam.

“Yo wis aku masih ada kuliah. Uang makan tadi nngak usah kamu ganti, kamu lanjutkan saja pada yang lain. Assalamua’laikum” ujar pemuda tersebut sambil menutup pertemuan.
“Baik mas Fadly terimakasih banyak, Wa’alaikumsalam” balas Anton sambil melihat pergi pemuda yang bernama Fadly tersebut.

Sambil melanjutkan makanya, Anton memikirkan maksud Fadly yang ternyata seniornya di kampus. Arti dari perkataan Fadly bahwa tidak perlu mengganti melainkan melanjutkannya pada yang lain.

“Ya sudahlah” Anton membatin karena menyerah untuk lanjut berfikir tentang apa arti dari kata-kata Fadly.

Kisah Kedua

Keesokan harinya usai kelas Anton pergi sholat Jum’at. Karna sudah telat, dia tidak dapat duduk di dalam masjid. Dia juga tidak sempat ke kos mengambil sajadahnya, alhasil Anton menggunakan kertas hvs yang ada di dalam tasnya agar bisa menunaikan sholat Jum’at di luar masjid.

Seorang pemuda mendatangi Anton dan berkata,

“Bro pakai ini saja” ujar pemuda tersebut sambil membentangkan sajadah yang dibawanya melentang ke arah Anton.
“Oh ya, makasih banyak ya bro” ujar Anton berterimakasih sambil mengumpulkan percahan kertas hvs. Pemuda itu mengangkat tangannya tanpa kata-kata dengan arti “sama-sama.”

Seusai sholat Jum’at para jama’ah saling bersalaman.

“Makasih banyak ya bro” ujar Anton berterimakasih kembali sambil bersalaman.
“Sama-sama, jangan lupa lanjutkan ke yang lain ya, Assalamu’alaikum” ujar pemuda itu dan langsung berlalu pergi. “Wa’alaikumsalam” ujar Anton yang penuh tanda tanya.

Sambil berjalan pulang pikiran Anton masih diselubungi dengan ucapan orang-orang yang ia temui. Sudah bertemu dengan dua orang dengan kalimat yang sama “Lanjutkan saja pada yang lain”. Tapi tetap saja Anton belum menemukan jawaban.

Setibanya di pagar masjid terlihat kerumunan pemuda sedang berkumpul mereka tampak sedang membagikan minuman kemasan dan juga snack untuk para jamaah sholat Jum’at. Anton yang saat itu tidak mau ketinggalan langsung bersegera ikut kerumunan tersebut.

“Aduh…” ujar seorang pemuda menabrak Anton, “Sorry bro” lanjutnya meminta maaf. Anton langsung mengangguk dan tidak mempedulikannya. Sesampainya disana, orang-orang sudah mulai bubar karena snack habis.

“Yahh…” Anton kecewa tidak kebagian snakc.
“Ada nih mas, masih ada kalau mau” ujar seorang panitia konsumsi tersebut sembari menyodorkan tangannya.
“Makasih banyak ya mas”
“Sama-sama, lanjutkan ke yang lain ya”

Baru beberapa langkah kakinya menuju pagar dia mendengar kembali kata-kata yang membuat dia selama ini penasaran. “lanjutkan saja pada yang lain” suara samar-samar dari kejauhan. Anton berbalik arah mencari sumber suara, dilihatnya suatu fenomena yang membuatnya tersadar sekaligus tersentuh.

Dari kejauhan dia memperhatikan orang yang tadi bertabrakan dengannya yang sebelumnya tampak bersusah payah memperoleh snack dan minuman yang ada di tangannya, sekarang dia tampak ringan memberikannya pada orang lain.

Kesimpulan

Anton sempat berfikir apakah orang yang menerima pemberian dari pemuda tersebut adalah saudaranya.
Ternyata pemikiran itu keliru, setelah tindakan dan ucapan yang terlontar dari pemuda yang memperoleh snack dan minuman kemasan itu bertindak, Anton tersadar.

Bahwasanya yang dimaksud adalah membalas rasa terima kasihnya pada seseorang yang berbuat baik adalah dengan melanjutkannya pada yang lain.

Dan mereka meminta untuk tidak berhenti pada diri kita saja suatu kebaikan tersebut. Dengan melanjutkannya ucapan terimakasih menjadi bermakna bagi orang yang melakukan kebaikan.

“Pak ini snack dan minuman buat bekal di jalan ya pak” ujar Anton memberikan kepada seorang paruh baya yang dia temui tadi namun tidak mendapatkan snack serta minuman kemasan.
“Terimakasih banyak ya nak” ucap pria paruh baya itu membalas.
“Sama-sama pak, tolong dilanjutkan saja pada yang lain ya pak, Assalamu’alaikum” ujarnya sembari pergi meninggalkan paruh baya tersebut.

Bapak itu tampak tidak mengerti apa yang di sampaikan oleh Anton, namun dia merasa bersyukur dan pergi berlalu.(Solid)

Hikmah yang Dapat Dipetik Dari Kisah Islami di Atas

kompasiana.com

Hikmahnya adalah jika kita melakukan kebaikan pada orang lain, jangan pernah mengharapkan balasan dari orang yang kita beri kebaikan kepada mereka.

Melainkan sampaikan kepada mereka untuk membalasnya pada orang lain yang belum pernah ada memberikan kebaikan kepadanya.

Insya Allah kita mendapat pahala double, berbuat baik dan juga sekaligus kita mengingatkan orang lain berbuat baik.

Dan meringankan beban mereka untuk tidak merasa berhutang budi.

Kita juga dapat terhindar dari mengharapkan perhatian orang lain dan juga belajar untuk ikhlas memberikan pertolongan pada orang lain tanpa pamrih.

Sesungguhnya kebaikan yang kita peroleh karena kebaikan sendiri dari orang sama bukanlah kebaikan melainkan pinjaman.

Sedangkan kebaikan hakiki merupakan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak dan itu aset kita sesungguhnya.

Semoga kisah Islami di atas dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Originally posted 2021-08-27 08:53:27.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.