Cara Penulisan Gelar yang Baik dan Benar Beserta Contohnya

Cara Penulisan Gelar – Penulisan gelar mungkin dianggap hal yang sepele, tetapi jika dicermati lagi banyak orang yang masih bingung terkait penulisan gelar tersebut.

Selain karena banyaknya macam gelar yang harus dihafal, penulisan gelar dalam tata bahasa Indonesia sendiri memiliki ketentuan yang harus ditaati.

Ia –penulisan gelar- berdasarkan aturan kebahasaan termasuk dalam kategori pemahaman terkait singkatan.

Singkatan sendiri merupakan kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, entah itu dilafalkan huruf demi huruf ataupun dilafalkan sesuai bentuk lengkapnya.

Salah satu contoh aturan dari penulisan gelar tersebut adalah seperti gelar S.Pd. Huruf pertama tentu diawali dengan huruf besar.

Setelah itu dibubuhi tanda titik sebagai tanda bahwa huruf pertama merupakan satu kata.

Kemudian huruf kedua juga diawali dengan huruf besar, sedangkan huruf “d” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik.

Dan masih banyak lagi ketentuan dari penulisan tersebut bergantung pada gelar yang ingin ditulis.

Dari pada berlama-lama berceloteh mari kita lihat beberapa contoh penulisan gelar yang sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada tulisan di bawah ini:


Pengertian Gelar


Gelar merupakan penobatan baik berupa awalan (prefix) atau akhiran (afiks) yang ditambahkan pada nama seseorang.

Pemberian gelar merupakan bagian dari pemberian rasa hormat, menandakan memiliki jabatan resmi, menjadi bagian dari kelompok tertentu, atau kualifikasi akademis dan profesional.

Gelar yang secara umum diketahui orang banyak adalah gelar akademik. Merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan akademik di perguruan tinggi tertentu.

Jenis-jenis gelar akademik terdiri dari tingkat diploma (D3/D4), sarjana atau bachelor (S1), magister atau master (S2), doktor atau doctoral (S3), gelar guru besar atau profesor (Prof.), hingga gelar untuk spesialis atau profesi.

Perbedaan kesemua jenis gelar tersebut terletak pada jenjang pendidikan yang ditempuh, beban studi yang diambil, dan jumlah hasil riset atau publikasi yang diakui oleh dunia.

Gelar profesor atau guru besar merupakan gelar tertinggi di dunia akademisi.

Untuk mencapainya tentu saja tidaklah mudah, melewati perjalanan riset yang panjang dan mendapat pengakuan dari akademisi senior lainnya hingga seseorang layak disebut Profesor.


Panduan Penulisan Gelar Secara Umum


Berdasarkan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), gelar tidak boleh ditulis dengan asal atau semborono.

Khususnya dalam hal penulisan gelar akademis, ada aturan tertentu entah diletakkan di bagian awal nama atau di bagian akhir nama.

Berikut beberapa aturan baku cara penulisan gelar secara umum di Indonesia:

  • Setiap gelar dituliskan sebelum atau sesudah nama dari pemilik gelar, tergantung dari jenis gelar yang diterimanya.
  • Dalam hal penulisan gelar akademik ditulis dengan menggunakan tanda titik antara satu huruf dengan huruf lainnya, dimana gelar ditulis dalam bentuk singkatan.
  • Penulisan nama asli si penyandang gelar dan gelar yang diterimanya dipisahkan dengan tanda koma.
  • Jika terdapat lebih dari satu gelar dalam satu nama, maka antara gelar yang satu gelar dan gelar yang lainnya dipisahkan dengan tanda koma. Seperti contoh: Iqbal Ramadhan, S.Ag, S.E.

Berbagai Contoh Penulisan Gelar Akademis


Gelar Sarjana

Sarjana merupakan gelar yang diterima setelah menempuh jenjang pendidikan Srata-1 (S1) atau pendidikan vokasi S1 Terapan yang biasa disebut D-IV (Diploma 4).

Untuk memperoleh gelar sarjana biasanya seseorang harus menempuh beban pendidikan tertentu.

Jenjang studi di perguruan tinggi ditetapkan dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS), dimana setiap mata kuliah memiliki nilai atau beban kuliah yang berbeda.

Tergantung pada jenis mata kuliahnya, bisa saja satu mata kuliah hanya bernilai 2-3 SKS atau bahkan 10-12 SKS seperti skripsi dan tesis.

Nah, untuk memperoleh gelar sarjana, idealnya kita harus menempuh pendidikan selama 4 tahun dengan menyelesaikan beban studi sebanyak 14-146 SKS (tergantung dari kebijakan masing-masing perguruan tinggi).

Jika gelar tersebut disematkan pada nama maka salah satu contoh penulisannya adalah Rusdi Mathari, S.Ag., adapun contoh penulisan gelar lainnya adalah sebagai berikut:

a. S.Ag. (Sarjana Agama)

b. S.Pd. (Sarjana Pendidikan)

c. S.Si.  (Sarjana Sains)

d. S.Psi. (Sarjana Psikologi)

e. S.Hum. (Sarjana Humaniora)

f. S.Kom. (Sarjana Komputer)

g. S.Sn. (Sarjana Seni)

h. S.Pt. (Sarjana Peternakan)

i. S.Ked. (Sarjana Kedokteran)

j. S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)

k. S.Kes. (Sarjana Kesehatan)

l. S.Sos. (Sarjana Sosial)

m. S.Kar. (Sarjana Karawitan)

n. S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)

o. S.T. (Sarjana Teknik)

p. S.P. (Sarjana Pertanian)

q. S.S. (Sarjana Sastra)

r. S.H. (Sarjana Hukum)

s. S.E. (Sarjana Ekonomi)

t. S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)

u. S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)

v. S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)

w. S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)

x. S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)

y. S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)

z. S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.

Gelar Master

Master atau magister adalah gelar yang diperoleh setelah melanjutkan studi Srata-2 (S2).

Biasanya untuk mendapatkan gelar ini, idealnya anda harus menempuh masa studi kurang lebih 2 tahun dengan beban studi berkisar antara 40-42 SKS.

Penulisan gelar master yang disematkan pada nama seseorang, misalnya Jaja Miharja, M.pd., adapun contoh penulisan gelar lainnya adalah:

1. M.Ag. (Magister Agama)

2. M.Pd. (Magister Pendidikan)

3. M.Si. (Magister Sains)

4. M.Psi. (Magister Psikologi)

5. M.Hum. (Magister Humaniora)

6. M.Kom. (Magister Komputer)

7. M.Sn. (Magister Seni)

8. M.T. (Magister Teknik)

9. M.H. (Magister Hukum)

10. M.M. (Magister Manajemen)

11. M.Kes. (Magister Kesehatan)

12. M.P. (Magister Pertanian)

13. M.Fhil. (Magister Fhilsafat)

14. M.E. (Magister Ekonomi)

15. M.H.I. (Magister Hukum Islam)

16. M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)

17. M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)

18. M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam)

19. M.A.R.S. (Magister Administrasi Rumah Sakit) dan sebagainya

Gelar Sarjana Muda Luar Negeri

a. B.A. (Bechelor of Arts)

b. B.Sc. (Bechelor of Science)

c. B.Ag. (Bechelor of Agriculture)

d. B.E. (Bechelor of Education)

e. B.D. (Bechleor of Divinity)

f. B.Litt. (Bechelor of Literature)

g. B.M. (Bechelor of Medicine)

h. B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dan lain-lain.

Gelar Master Luar Negeri

Jika gelar master tersebut disematkan pada nama seseorang maka contoh penulisan lengkap beserta gelarnya adalah M.Ridwan Kamil, M.A., selain itu di bawah ini juga terdapat beberapa penulisan singkatan gelar untuk master luar negeri:

1. M.A. (Master of Arts)

2. M.Sc. (Master of Science)

3. M.Ed. (Master of Education)

4. M.Litt. (Master of Literature)

5. M.Lib. (Master of Library)

6. M.Arch. (Master of Architecture)

7. M.Mus. (Master of Music)

8. M.Nurs. (Master of Nursing)

9. M.Th. (Master of  Theology)

10. M.Eng. (Master of Engineering)

11. M.B.A. (Master of Business Administration)

12. M.F. (Master of Forestry)

13. M.F.A. (Master of Fine Arts)

14. M.R.E. (Master of Religious Ediucation)

15. M.S. (Mater of Science)

16. M.P.H. (Master of Public Health), dan sebagainya.

Gelar Program Diploma

Program diploma sendiri memiliki beberapa jenjang pendidikan yang kesemuanya itu memiliki gelar yang berbeda-beda dan tentu saja penulisannya pun berbeda, seperti contoh di bawah ini:

  • Program D1 atau Diploma satu memiliki gelar dengan sebutan profesional ahli pertama yang disingkat dengan (A.P.)
  • D2 atau diploma dua memiliki gelar dengan sebutan profesional ahli muda yang disingkat dengan (A.Ma.)
  • Sedangkan D3 atau diploma tiga memiliki gelar dengan sebutan profesional ahli madya yang disingkat dengan (A.Md.)
  • Dan program D4 atau diploma empat memiliki gelar dengan sebutan profesional ahli yang disingkat (A.)

Namun akhir-akhir ini sebutan gelar untuk program diploma tersebut biasanya disertai dengan ilmu keahlian yang dimiliki misalnya saja:

  • Gelar profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat dengan A.Ma. Pd.
  • Sedangkan gelar untuk ahli madya keperawatan disingkat dengan A.Md. Per.
  • Gelar untuk ahli madya kesehatan disingkat dengan A.Md.Kes.
  • Ahli Madya Kebidanan disingkat A.Md. Bid.
  • Dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md. Par., dan lain sebagainya.

Gelar Doktor Luar Negeri

Salah satu contoh penulisan gelar doktor luar negeri yang disematkan pada nama seseorang adalah Mustofa Arif, Th. D., adapun beberapa contoh penulisan gelar doktor lainnya dapat dilihat di bawah ini:

Ph.D. (Doctor of Philosophy)

Ed.D. (Doctor of Education)

Sc.D. (Doctor of Science)

Th.D. (Doctor of Theology)

D.P.H. (Doctor of Public Health)

D.L.S. (Doctor of Library Science)

D.M.D. (Doctor of Dental Medicince)

Contoh Penulisan Gelar Ganda

Memang beberapa orang dengan alasan tersendiri memilih untuk kuliah dengan dua jurusan yang berbeda sekaligus, atau juga dalam waktu yang berbeda setelah menyelesaikan satu bidang, dirinya kembali kuliah dengan mengambil jurusan yang berbeda.

Bagi seseorang yang berhasil meraih kelulusan pada dua bidang yang diambilnya maka secara otomatis dia juga akan memiliki dua gelar pendidikan.

Nah jika kedua gelar tersebut perlu disematkan pada nama kita maka penulisannya disingkat seperti contoh di bawah ini:

a. Rasyad Alhanan, S.Ag., S.H.

b. Rasyad Alhanan, S.S., S. Pd.

c. Rasyad Alhanan, S.Sos., S.Pd.I.

Dan jika gelar yang diperoleh lebih dari dua maka contoh penulisan gelar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fajar Bustomi, S.Sos., M.Hum., M.Pd.

b. Fajar Bustomi, S.H., S.E., M.Ed.

c. Fajar Bustomi, S.Ag., M.E.I., Ph. D.

d. Fajar Bustomi, S.Kom., S.S., M.Pd., M.Si.

Gelar di atas merupakan gelar akademik yang penulisannya disematkan setelah nama penyandang. selain itu juga terdapat penulisan gelar akademik yang penulisannya diletakkan sebelum nama penyandang misalnya saja:

Ir. H.M.Husain Maulana, C.E.S.

Dr. Akbar Maulana, M.Si.

Drs. M.A. Qodir Jaelani, S.H., S.I.K., M.Ag.

Dan lain sebagainya

Penulisan Gelar Profesor

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, untuk mendapatkan gelar profesor seseorang harus atau telah melakukan riset dan menerbitkan publikasi sejumlah tertentu.

Sebuah gelar yang harus memenuhi kriteria khusus yang didapatkan tidak dengan menempuh beban studi lagi.

Kriteria tersebut telah dirumuskan menurut peraturan Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan civitas akademika pada suatu perguruan tinggi tertentu.

Seseorang memperoleh gelar atau diakui sebagai profesor bisa jadi karena hasil risetnya telah mendunia, atau telah banyak menerbitkan buku, atau juga karena kategori lain yang belum bisa dicapai oleh akademisi lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa gelar profesor diraih karena prestasi atau pengabdian yang telah dilakukannya. Sehingga seseorang tersebut diakui keahlian bidangnya oleh khalayak banyak.


Sekian beberapa contoh terkait penulisan gelar akademik berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan.

Jadi untuk kamu yang sering bingung atau lupa bagaimana cara menulis gelar dosen kamu, guru kamu atau gelarmu sendiri bisa langsung cocokkan dengan contoh-contoh di atas.

Karena meskipun terlihat sepele tapi perihal penulisan gelar ini jika salah-salah maka banyak hal yang bisa saja terjadi.

Misalnya saja dosen yang tidak mau menandatangani surat yang kamu buat karena penulisan nama gelarnya yang salah.

Ataupun juga kejadian-kejadian lainnya yang bisa membuat urusan administrasi semakin rumit.

Oleh karenanya sekali lagi semoga contoh di atas akan membantu teman-teman sekalian. Selamat dan semangat belajar!

Originally posted 2020-12-25 12:07:29.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.