Iman Kepada Kitab Allah – Iman menurut Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk.
Menurut beliau makna ini sesuai dengan makna iman dalam istilah syari’at. Imam Malik, Asy Syafi’I, Ahmad, Al Jauzi, Ishaq bin Rahawaih dan seluruh ulama ahli hadits serta ahlul Madinah (ulama Madinah) – RA, serta para pengikut mazhad Zhahiriyah dan sebagian ulama mutakallimiin berpendapat bahwa iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan.
Berdasarkan definisi inilah kenapa iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga (Kitab Tauhid li Sgaffs Ats Tsaani Al ‘Aali, hal.9).
Imam Asy Syafi’i Rahimahullah berkata,”Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan”.
Dalam surat Al-Fath ayat 4, Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ
Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha mMengetahui, Maha Bijaksana.”
Sebagaimana kita ketahui, rukun iman dalam Islam ada 6: yakni, iman kepada Allah, malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, Rasulullah, dan iman kepada hari kiamat.
Iman Kepada Kitab Allah Merupakan Rukun Iman Ketiga
Berdasarkan penjelasan di atas, iman kepada kitab Allah merupakan rukun iman yang ke-3 (tiga).
Maksud dari iman kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Definisi kitab adalah kumpulan ilmu yang disampaikan kepada rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِيَ أَنزَلَ مِن قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa: 136)
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al-Qur’an.
Selain itu, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim As dan Nabi Musa As.
Kitab-Kitab Allah
1. Kitab Taurat
Firman Allah dalam Surat Al-Isra’ ayat 27, yang artinya:
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “janganlah kamu mengambil penolong selain aku.” (QS. Al-Isra’ :2).
Sebagaimana firman Allah tersebut, kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil.
Kitab Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani yang di dalamnya membahas tentang:
- Kewajiban meyakini ke-Esaan Allah
- Larangan menyembah berhala
- Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
- Agar mensucikan hari sabtu (sabat)
- Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar
- Menghormati kedua orang tua
- Larangan berbuat zina, mencuri, menjadi saksi palsu
- Larangan mengambil hak orang lain
Dalam kitab Taurat juga diterangkan bahwa akan lahir seorang nabi akhir zaman (Muhammad SAW) dari keturunan Nabi Ismail As.
Pada masa ini, kitab Taurat yang asli tidak ditemui lagi dikarenakan isinya telah dirubah dan ditambah oleh kaum Yahudi.
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As dalam bahasa Qibthi. D
alam kitab ini tidak terdapat hukum perundangan, melainkan berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah, disertai dzikir, doa, nasihat, dan kata-kata hikmah.
Oleh sebab itu Nabi Daud tidak mempunyai syariat tersendiri, ia dan umatnya hanya mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi Musa.
Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama yang terdiri atas 150 pasal.
Bukti bahwa Allah menurunkan kitab Zabur kepada Nabi Daud As dijelaskan dalam Al-Qur’an:
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Artinya: “Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (Al Isra: 55).
3. Kitab Injil
Allah SWT berfirman mengenai kitab Injil dalam Al-Qur’an, Surat Al-Maidah ayat 46:
وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil, sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”
Kitab Injil diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa As dalam bahasa Suryani.
Kandungan utama dalam kitab ini ialah untuk menyeru umat manusia agar meng-Esakan Allah SWT.
Berikut ini beberapa ajaran pokok dalam kitab Injil:
- Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni
- Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat
- Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)
- Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya
Kitab Injil juga memberitakan tentang kelahiran seorang nabi dan rasul akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW.
Namun, orang-orang Yahudi telah mengingkari kebenaran Allah SWT, mereka menghimpun kitab-kitab Allah menjadi satu yang diberi nama “bible”.
Kemudian mengubah isi kandungannya berdasarkan kehendak hati mereka agar disesuaikan dengan kehidupan mereka seharian.
“Bible” terbagi dalam dua bagian besar, yakni bagian Taurat yang dinamakan dengan Perjanjian Lama (Old Statement), dan yang kedua bagian Injil yang dinamakan dengan Perjanjian Baru (New Statement).
4. Kitab Al-Qur’an
Kitab terakhir dan yang menjadi satu-satunya kitab suci pedoman seluruh umat manusia yang Allah turunkan ialah Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Surat Al-Furqon ayat 1:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar ia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT dalam bahasa Arab.
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak hanya bagi bangsa Arab saja, melainkan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Al Qur’an mengandung hukum dan aturan yang meliputi segala aspek kehidupan manusia, serta cara untuk mencapai kemakmuran hidup di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat.
Ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an lengkap dan sempurna, tidak akan berubah dan kekal selama-lamanya.
Al-Qur’an terjamin akan tetap dipelihara oleh Allah SWT kemurniannya hingga akhir zaman.
Kedudukan Al-Qur’an:
1) Sebagai wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
2) Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW
3) Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat
4) Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
Hikmah Iman Kepada Kitab Allah
1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
2. Hidup umat manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci.
3. Termotivasi untuk melaksanakan kewajiban agama dan beribadah sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci.
4. Menumbuhkan sikap optimis atas karunia Allah berupa pedoman hidup untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
5. Dengan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, menumbuhkan ketakwaan.
Wujud iman kepada kitab Allah:
- Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah.
- Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar wahyu Allah dan bukan karangan para Nabi dan Rasul.
Wujud beriman kepada Al-Qur’an:
- Meyakini bahwa Al-Qur’an benar wahyu Allah dan bukan karangan Nabi Muhammad SAW
- Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun.
- Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an.
- Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Itu dia pembahasan mengenai Iman kepada Kitab Allah.
Semoga setelah membaca tulisan ini, teman-teman semakin bertambah keyakinan dan cintanya terhadap Al-Qur’an, serta semakin termotivasi untuk mengamalkan ajaran dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-08-12 20:17:45.