Lagu Daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) – Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya berada di bagian selatan dari pulau Sulawesi.
Ada salah satu tradisi di Sulawesi Selatan yang cukup terkenal dan masih terus dilestarikan sampai sekarang.
Orang-orang provinsi ini tersebut menyebutnya Mappilili (Bugis) atau bisa juga disebut Appalili (Makassar).
Mappalili berasal dari kata palili yang memiliki arti menjaga tanaman padi dari sesuatu yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya atau berpotensi merusak tanaman padi tersebut.
Tradisi tersebut menjadi ritual turun-temurun yang sampai sekarang masih terus dilakukan masyarakat Sulawesi Selatan, terutama masyarakat Kabupaten Pangkep.
Mappalili menjadi bagian dari budaya mereka yang mulai dilakukan sejak beberapa tahun belakangan. Tradisi ini menjadi pertanda dimulainya penanaman padi.
Tujuan dari tradisi ini yaitu untuk mensalipuri atau mensilebbu daerah kosong yang akan ditanam padi agar terbebas dari gangguan yang mengganggu hasil produksi.
Ibukota dari provinsi ini adalah Makassar, yang pada jaman dulu lebih dikenal dengan sebutan Ujung Pandang.
Letak geografis dari kota ini berada di pesisir barat daya Pulau Sulawesi yang berbatasan langsung dengan selat Makassar, sementara bagian utaranya berbatasan langsung Kepulauan Pankajene.
Sedangkan bagian timur kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros dan bagian selatannya, berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa.
Sebagai ibukota dari provinsi Sulawesi Selatan, menjadikan Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia.
Namun perlu digarisbawahi, meskipun berpredikat sebagai salah satu kota metropolitan, Makassar tetap menyimpan beragam kekayaan khas daerahnya yang masih terus dilestarikan sampai sekarang.
Baca Info Menarik Tentang Sulawesi Selatan:
Lagu Daerah Sulawesi Selatan
Salah satu kekayaan daerah yang masih terus terjaga sampai saat ini adalah lagu daerah.
Ada banyak lagu daerah yang masih terus diperdengarkan dari kota ini, diantaranya yaitu :
1. Anak Kukang
Anak Kukang adalah lagu daerah yang menceritakan tentang seorang anak yang hidup sebatang kara. Tanpa alasan yang jelas, ibu dari anak tersebut membuangnya.
Banyak yang menduga bahwa anak tersebut dibuang karena masalah ekonomi yang melilit keluarganya hingga akhirnya sang ibu lebih memilih membuangnya.
Kendati bercerita tentang kisah yang sedih, banyak orang yang menyukai lagu ini. Sebab tak hanya enak untuk didengarkan, namun irama dari lagu ini pun juga mudah untuk diikuti.
Inilah lagu anak kukang menggunakan bahasa Makassar :
Kukanga’ tunipela
Tunibuang ritamparang
Kunianyukan rije’ne
Narappung tau maraeng
Ca’di ca’di dudu in’ja
Nana pelakka anrongku
Mantang mama kale kale
Tu’guru’ je’ne matangku
Aule … sare sarengna
Ikukang sayang
Sare tea takucini
Empo tena mate’nena
2. Anging Mamiri
Anging Mamiri adalah lagu yang diciptakan oleh Bora D.G.Irate. Anging Mamiri artinya adalah angin yang bertiup dan membawa kesejukan serta pesan rindu yang hendak disampaikan kepada orang tersayang.
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa lagu Anging Mamiri bermakna sebagai ajakan agar memohon atau berharap hanya kepada Tuhan saja.
Sekalipun Anda memiliki banyak keinginan, namun tetap Tuhanlah yang akan mengabulkan permohonan tersebut dan pasti memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Berikut ini adalah lirik lagu dari anging mamiri yang bisa Anda ikuti :
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takkaluppa (2X)
E..aule…
Namangngu’rangi
Tutenayya…tutenayya pa’risi’na (2X)
Battumi anging mammiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalantang saribuku
E..aule…
Mangerang nakku
Nalo’lorang… nalo’lorang je’ne mata
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takkaluppa
3. Ati Raja
Ati Raja juga menjadi salah satu lagu provinsi Sulawesi Selatan yang diciptakan oleh Hoe engDjie.
Lagu ini memiliki makna yang sangat dalam mengenai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pecipta.
Tak hanya itu, lagu ini juga sekaligus memberi penegasan bahwa Tuhan itu Esa atau satu. Berikut ini lirik lagu Ati Raja :
Jailebang ni rampe i bau
Ati Raja to sunggua ri pau pau kodong
Raja le ala ni ani puji ati ati raja
Ni a tom mo ni calla dodu
Puna ni a to sunggu bau
Ati Raja nata ena
Raja le allara panji sero ati ati raja
Kek ke kini pela tomi
Laku apa mi sunggu ta bau
Ati Raja nama jai balla batu ta kodong
Raja le ala puna kodia ati ati raja
Keleleang mange mange bau
Mange mange bau
4. Pakarena
Pakarena berasal dari kata pa yang artinya pelaku dan karena yang berarti main atau pemain.
Tak hanya itu, pakarena juga dapat diartikan sebagai laki-laki atau jika diartikan dimaknai secara luas pakarena memiliki makna laki-laki yang pintar memainkan berbagai macam permainan.
Berikut ini adalah lirik lagu Pakarena :
Ika teri tura tea bau
Adat taman io loa sayang
E aule pakarenaya
Pakarenaya labiriri pagaukang
Ika tebu tara teang sayang
Punania pagaukang sayang
E aule suku Bajina
Suku Bajina punania pakarena
Pura raba piu rukang sayang
Baju Bodo kaun lolo sayang
E aule suku Bajina
Suku Bajina punania ke anggada
5. Tondok Kadadianku
Tondok Toraya
Iamo tondok mala’bi
Melo tampana maballo garagana
Natikui buntu sia narande Lombok
Tondok manaman tae’ tongan susinna
Tondok soraya
Tondok kadadianku
Iamo tondo kunii ditibussanan
Tondok nanai torro indo’Ambe’ku
Sisola mintu’ siulu’ sia sangbara’ku
Moi angku male lako pandangna tau
Inang la tongtong laku pa lan penangku
Moi bulawan dio pandangna tau
Inang tang pada Tondok kadadianta
Lirik yang tercantum dalam lagu ini memiliki arti yang mendalam bagi masyarakat setempat. Keadaan lingkungan dan budaya masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat digambarkan dalam lagu ini.
Tana Toraja yang dikenal dengan keindahan alamnya dan juga falsafah hidup serta budaya yang turun temurun masih dilestarikan hingga saat ini seolah diwakilkan dalam lagu tersebut.
Demikian adalah penjelasan singkat mengenai Lagu Daerah Sulawesi Selatan. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan pembaca.