Alhamdulillah ala kulli hal -Saat membaca wirid pagi dan petang pasti kamu sering mendengar ucapan ini setelah membaca dzikir Alhamdulillah sebanyak 33 kali.
Kalimat ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur versi lengkap kita kepada Yang Maha Pemurah.
Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada hamba yang pandai bersyukur.
Karena pada hakikatnya hidup kita setiap harinya dipenuhi kenikmatan.
Mulai dari nikmat yang tidak tampak seperti nikmat sehat, hingga nikmat yang tampak seperti harta kekayaan.
Bahkan di saat-saat tersulit sekalipun, Rasul menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mengucapkan Alhamdulillah.
Mengapa, padahal sedang kesulitan? Karena ketimbang mengeluh yang tak menghasilkan apa-apa, bersyukurlah adalah jalan untuk membuka pintu rahmat yang lainnya.
Ungkapan Alhamdulillah Ala Kulli Hal
“Alhamdulillah” menjadi kalimat pembuka dalam surat Al-Fatihah pada ayat kedua, dimana ayat pertama dibuka oleh lafadz “Bismillahirrahmanirrahiim”.
Dari sini kita dapat memetik pelajaran bahwa pangkal kebahagiaan dalam hidup adalah senantiasa bersyukur akan nikmat Allah.
Terkadang kita sebagai manusia hanya jeli melihat ujian namun tak pintar menghitung kebahagiaan yang telah Allah berikan.
Sehingga saat cobaan datang keluhan yang akan kita kedepankan, bukannya bersabar dan mencoba mencari jalan keluar.
Padahal sejatinya saat Allah mendatangkan ujian, tandanya Dia rindu pada tangisan di setiap doa kita.
Allah sayang kepada hamba-Nya untuk itu Dia menjauhkan si hamba dari kefanaan dunia untuk kembali bersujud dan meminta kepada-Nya.
Nah agar menjadi muslim sejati dengan kualitas iman yang mumpuni, mulai lah dari kebiasaan kecil terlebih dahulu.
Latih diri untuk senantiasa bersyukur dan mengucap Alhamdulillah minimal setiap pagi dan sore hari.
Apa faedahnya? Gunanya adalah agar Allah selalu memberkahi setiap langkah kita dan membukakan pintu rezeki selebar-lebarnya.
Arti Alhamdulillah Ala Kulli Hal
Alhamdulillah ala kulli hal ( الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ ) adalah ungkapan berbahasa Arab yang memiliki arti “Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan”.
Ucapan ini menjadi ciri tingkat keimanan seorang muslim, dimana orang beriman senantiasa berserah diri kepada Allah dalam setiap keadaan.
Lafadz Alhamdulillah pada kalimat tersebut dari kata “hamd” yang artinya pujian, pembahan “al” bermakna segala, jadi “al ahmdu” berarti segala puji, sedangkan “li” dan “Alla” artinya bagi Allah.
Jika dirangkai dalam satu kalimat maka arti Alhamdulillah adalah “segala puji bagi Allah”.
Penambahan kata “al” dalam kalimat al-hamdu dalam bahasa Arab disebut sebagai alif lam.
Dimana dalam tatanan bahasa Arab alif lam tersebut menunjukkan arti lil al-istigraq yang artinya meliputi segala sesuatu.
Menurut ilmu nahwu sharaf kata alif lam tersebut berfungsi sebagai isim ma’rifat, dimana menunjukkan arti semua.
Sehingga dengan adanya alif lam, makna kalimat tahmid mencakup segenap pujian dan segenap syukur baik yang ikhtiyari maupun yang ghair ikhtiyari.
Begitupun dengan keberadaan hurum lam yang membuat makna lil al-ghayah pada kalimat tauhid. Lil al-ghayah artinya menunjukkan tujuan, sehingga kata Lillah diartikan sebagai “untuk Allah”.
Artinya kepada siapapun kita memuji, tujuan akhirnya tetap karena dan untuk Allah (Lillahi).
Karena segala sesuatu yang kita puji tersebut merupakan ciptaan dan Maha Karya Sang Pencipta.
Berserah diri disini bukan berarti pasrah tanpa berusaha, melainkan bertawakkal setelah menempuh jalan terjal semaksimal mungkin.
Karena seorang hamba beriman menyadari bahwa tiada sesuatu yang terjadi di atas bumi ini, melainkan atas izin Allah dan semuanya patut disyukuri.
Takdir Allah mencakup segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, bahkan hingga ke hal sepele sekalipun.
Seperti tersandung kerikil saat berjalan, atau pertemuan tak terduga dengan teman kawan lama.
Contoh hal yang kompleks adalah takdir bertemu dengan jodoh yang mungkin selama ini kamu idam-idamkan.
Kondisi Melafadzkan Alhamdulillah Ala Kulli Hal
Secara umum ucapan syukur atas segala sesuatu ini tentu saja bisa diucapkan kapan pun kita inginkan.
Namun dikhususkan pada beberapa kondisi di bawah ini, umat muslim sangat dianjurkan untuk memuji dan mengagungkan nama Allah SWT.
Berikut penjelasannya:
1. Mendapatkan Musibah
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa dalam kondisi terburuk sekalipun tetap ucapkan Alhamdulillah Ala kulli hal.
Karena hal ini yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada kita.
Hal ini merujuk terhadap hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Majah yang artinya:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
‘[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat] Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.’ Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
‘[Alhamdulillah ala kulli hal] Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan’.” (HR. Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).
Musibah datang pasti membawa hikmah positif bersamanya, karena Allah tak akan menguji suatu kaum di luar batas kemampuan mereka.
Dalam setiap musibah yang Allah berikan pasti ada sisi positif yang patut kita syukuri.
Untuk itu, jika kamu bersedih ucapkan lah “Alhamdulillah Ala Kulli Hal” agar Allah tambahkan kenikmatan setelah kesusahan.
2. Mendapatkan Kabar yang Kurang Baik
Kabar yang kurang baik dapat digolongkan juga sebagai musibah, untuk melegakan hati maka kembalilah memuji Allah SWT. Niatkan di dalam hati bahwa kita bersyukur kepada Allah dalam segala hal, yang penting Allah ridha kepada kita.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya: “Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatian, rasa sedih, bahaya, kesusahan menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut.” (HR. Bukhari no. 5641).
Saat mendapat kabar yang membuat hati sedih, Islam melarang kita untuk larut dalam duka.
Karena berlama-lama dalam kesedihan justru akan mengundang banyak godaan syaithan.
Sebab hati yang lemah akan mudah goyah dan tergoda.
Untuk itu teruslah mengingat Allah dan bersyukur atas setiap rahmat-Nya.
Agar kita terus dapat bersabar, dan terlatih menguatkan hati dalam segala kondisi.
3. Ketika bersin
Nah hal ini pasti sering juga kamu lakukan karena memang sudah dibiasakan oleh orang tua semenjak kecil.
Orang tua kita sering kali mendidik kita untuk tak lupa mengucapkan Alhamdulillah setelah bersin.
Artinya kita bersyukur karena Allah masih memberikan kita kondisi tubuh yang sehat.
Hal ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Bukhari yang artinya:
Apabila seorang di antara kalian bersin maka hendaklah kalian membaca, ‘Alhamdulillah ‘ala kulli haal,’dan kemudian hendaklah yang berada disampingnya mengucapkan, ‘Yahdiikumullah wa yuslih baalakum,‘ (HR. Thabrani dan Bukhari)
Pada hadits tersebut kita diajarkan untuk saling mendoakan setelah mendengar orang di dekat kita bersin.
Orang yang bersin kembali mendoakan mereka yang mendoakannya.
Begitu teraturnya Islam mengatur umatnya dalam mempererat ukhuwah.
4. Dalam Keadaan Sakit, Kesal, atau Sedih
Jangan terbawa perasaan bila sedang sedih, kesal, apalagi sakit.
Karena pikiran yang buruk justru akan menghadirkan aura negatif pada diri kita sehingga menjadi sumber untuk penyakit lainnya.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW telah bersabda yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya balasan yang paling terbesar adalah berasal dari ujian yang terberat. Apabila Allah SWT mencintai suatu kaum, maka Allah Swt akan memberikan suatu cobaan terhadap mereka.”
“Maka Barangsiapa yang ridho, maka Allah Swt pun akan ridho. Dan barangsiapa yang murka(terhadap ujian Allah), maka baginya murka Allah.” (Hadist riwayat Tirmidzi).
Sungguh luar biasa arti dari ucapan tersebut. Islam mengajarkan kepada kita bahwa rasa syukur harus senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, apapun keadaannya.
Inilah puncak keimanan tertinggi seorang hamba kepada Tuhannya.
Bagaimana pun kondisi kita, jangan lupa untuk tersenyum dan bersyukur kepada Allah sembari mengucapkan Alhamdulillah Ala Kulli Hal.
Karena habis gelap terbitlah terang serta akan ada masanya pelangi datang mewarnai setelah kelabunya hujan.
Makna Bersyukur dalam Kehidupan Sehari-hari
Wujud syukur adalah bukti nyata seorang hamba selalu berpositif thinking dan bertawakkal kepada Rabb nya.
Dalam keseharian kita setiap detik dan menit nya selalu saja ada nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Mulai dari nikmat nya bernafas, diberikan tidur yang nyenyak, makan dan minum yang cukup, hingga pekerjaan yang matang. Maka dari itu nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?
Silaturahmi, merupakan salah satu nikmat sekaligus pembuka pintu rejeki bagi kita.
Berkumpul dengan karib kerabat serta sanak famili merupakan hal paling membahagiakan.
Lewat tali silaturahmi Allah bukakan pintu rezeki yang halal bagi hamba-hamba Nya yang bersyukur.
Berikutnya ada sedekah, membelanjakan harta di jalan Allah merupakan perbuatan yang sangat mulia dengan ganjaran pahala berlipat dari Allah.
Sedekah merupakan bentuk wujud syukur manusia kepada Tuhan nya atas rejeki yang selama ini ia peroleh.
Allah menjanjikan kepada siapa yang rajin bersedekah, maka akan dibersihkan harta dan digugurkan dosanya.
Karena di balik sedekah tersebut terdapat bentuk pujian kepada Allah yang telah memberi segala nikmat. Dimana bentuk pujian tersebut akan dibalas oleh Allah begitu seterusnya.
Jadi pada hakikatnya saat kita bersyukur dan mengucapkan Alhamdulillah Ala Kulli Hal, segala kebaikan akan kembali kepada diri kita sendiri.
Karena sejatinya Allah tidak butuh apa-apa, kita lah yang membutuhkan Allah. untuk itu bertawakkal dan bersyukurlah kepada-Nya agar hidup senantiasa barokah.
Originally posted 2021-08-29 17:23:43.