20 Sifat Wajib dan Mustahil Allah (Penjelasan LENGKAP)

Sifat wajib dan mustahil Allah harus diketahui oleh setiap muslim karena dengan mempelajarinya kita akan semakin tahu akan kebesaran Allah.

Sebagai Tuhan yang Esa, Allah memiliki beberapa sifat wajib yang juga tersirat dalam 99 Asmaul Husna serta beberapa sifat mustahil diluar itu.


Pengertian Sifat Wajib dan Mustahil Allah


Pengertian sifat wajib yang dimaksud disini adalah sifat yang pasti dimiliki atau ada pada Allah.

Sedangkan sifat mustahil yang dimaksud disini adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki atau ada pada Allah dan merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah.

Sebagai seorang Muslim kita diharuskan untuk bertauhid kepada Allah termasuk juga kepada nama-namaNya dan sifat-sifatNya.

Kita mengenalnya dengan Tauhid asma wa sifat dimana hal tersebut berkaitan dengan pengakuan seorang hamba tentang nama serta sifat Allah yang telah Dia tetapkan bagi dirinya.

Semua nama dan sifat Allah telah ditetapkan dalam Al Quran dan As Sunnah dan harus diimani.

Nama-nama dan sifat-sifat Allah semuanya menggambarkan kesempurnaanNya dan tidak ada sisi kekurangan sama sekali.

Di dalam Asma Allah memuat sifat Allah, contohnya saja Al Aziz yang memuat sifat izzah (mulia, perkasa, kuasa) atau Al Qawi yang memuat sifat quwah (kekuatan) dan nama-nama lainnya.


Sifat Wajib Allah


Nafsiyah

1. Wujud

Wujud disini memiliki arti ada bukan berwujud. Allah itu ada dengan Zat-Nya sendiri dan bukan diciptakan.

Alam semesta dan isinya merupak bukti ke-WujudanNya seperti banyak yang telah disebutkan dalam beberapa ayat al Quran, salah satunya QS as Sajadah: 4.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

Artinya: “Allah-lah yang mencpatakan langit dan bumi da apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam ddiatas Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripadaNya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.

Salbiyah

2. Qidam

Qidam atau terdahulu merupakan sifat Allah yang menjelaskan bahwa DIa-lah yang menciptakan segala sesuatunya karena keberadaannya yang ada bahkan sebelum segalanya diciptakan. Dalil mengenai sifat Qidam Allah ada pada QS al Hadid ayat 3.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

3. Baqa

Baqa atau Kekal merupakan sifat Allah selanjutnya yang menunjukkaan keabadiannya sebagai Tuhan. Dia tidak mati dan tidak pula dihidupkan, seperti yang disebutkan dalam QS al Qashas: 88.

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagiNya lah segala penentuan dan hanya kepadaNya lah kamu dikembalikan.”

4. Mukhalafatul lil Hawadis

Berbeda dari apa yang diciptakan-Nya merupakan sifat Allah yang selanjutnya.

Segala ciptaan-Nya atau makhluk-Nya saja berbeda antara satu dengan lainnya apalagi Dia sebagai sang pencipta.

Sifat ini juga menjadi tanda kebesaran-Nya yang dalilnya juga terdapat dalam surah Asy Syura ayat 11.

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi dan menjadikan bagii kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula). DijadikanNya kamu berkembaang biak dengan jalan itu dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”

5. Qiyamuhu bi NafsiHi

Qiyamuhu bi nafsiHi berasal dari kata qiyam yang berarti berdiri dan nafsi yang berarti sendiri.

Maksudnya keberadaan Allah itu ada dengan sendirinya tanpa bantuan atau tidak ada yang mengadakan-Nya.

Terbukti dengan ciptaan-Nya yang semua Dia buat sendiri tanpa bantuan siapapun. Surah al Ankabut ayat 6 menyebutkan tentang sifat Allah ini.

6. Wahdaniyah

Wahdaniyah berasal dari kata wahd yang berarti satu karena memang Allah adalah Tuhan yang Maha Esa atau tunggal.

Ke-esaanNya menandakan juga bahwa Dia tidak beranak maupun diperanakkan.

KeberadaanNya juga bukan merupakan penggabungan dari unsur-unsur lain karena Dia adalah Dzat yang tunggal.

Maka dari itu sebagai seorang Muslim kita harus mengakui keesaanNya sebagai mana yang terdapat dalam surah Al Anbiya ayat 22.

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya: “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”

Ma’ani

7. Qudrat

Qudrat berarti berkuasa dimana kekuasaan Allah itu mutlak tanpa batas baik terhadap Dzat-Nya sendiri apalagi terhadap makhlukNya. Quran surah Al Baqarah ayat 20 menyebutkan tentang hal ini.

يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, nniscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

8. Iradat

Iradat atau berkuasa merupakan sifat Allah selanjutnya yang bermakna Allah berkehendak atas segala sesuatu tanpa perintah maupun hasutan orang lain.

Apapun yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi.

Berbeda dengan kita makhluknya yang belum tentu semua keinginan kita akan dapat terwujud.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat Hud: 107.

خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ

Artinya: “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.

9. ‘Ilmu

Artinya Allah ta’ala memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sempurna dan tak terbatas.

Kepandaian manusia sebagai makhlukNya hanyalah setitik dari lautan kepandaian penciptnya.

Dan sifat ini juga terdapat dalam Asma Allah al ‘Alim atau yang maha Mengetahui.

Niscaya Allah tidak berilmu maka tidak akan mungkin ada alam semesta dan seisinya. Al Baqarah ayat 29 menjelaskan tentang sifat Allah ini.

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikanNya tujuh langit. DIa Maha Mengetahui segala sesuatu.”

10. Hayat

Hayat atau hidup merupakan sifat yang berarti kehidupan Allah itu abadi dan tidak ada yang menghidupkanNya.

Berbeda dengan makhluknya yang diciptakan olehNya. Telah disebutkan juga mengenai sifat ini dalam QS al Furqon: 58.

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memujiNya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hambaNya.”

11. Sama’

Pada surah Al Maidah ayat 76 telah dijelaskan tentang sifat Allah yang satu ini, bahwa Allah mendengar segala seuatu. Bahkan bisikan hati kita sekalipun bisa didengar oleh Allah.

12. Bashar

Bashara atau melihat itu berarti penglihatan Allah bersifat mutlak karena segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tak lepas dari pwngawasanNya.

Tidak ada penghalang yang dapat menghalangi penglihatanNya. Untuk itu hendaknya kita berhati-hati dengan segala tingkah laku kita.

وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu menhasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. [Al Baqarah ayat 265]

13. Kalam

Kalam memiliki arti berbicara atau berfirman. Bermakna bahwasannya pembicaraan Allah tidak sama dengan makhlukNya ia berkomunikasi dengan makhluknya lewat firmanNya. An Nisa: 164.

وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

Artinya: “(Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.

Ma’nawiyah

14. Qadiran

Qadirun merupakan sebuah keadaan Allah dimana DIa berkuasa mengadakan dan meniadakan. Dalilnya terdapat dalam Al Baqarah: 20.

15. Muridan

Muridan merupakan sebuah sifat Allah dimana Dia menghendaki dan menentukan segala sesuatunya termasuk nasib dan takdir manusia.

16. ‘Aliman

Allah memiliki nama lain Al Aliim karena Dia memiliki sifat ‘aliman atau yang mengetahui segala sesuatu. An Nisa: 176 menceritakan tentang sifat Allah ini.

17. Hayyan

Hayyan merupakan sifat Allah yang menunjukkan bahwa ia adalah Dzat yang tidak pernah maati, tidur, ataupun lengah.

18. Sami’an

Sebagai Maha mendengar Allah selalu mendengar segala sesuatunya, termasuk juga pembicaraan manusia dan doa-doa mereka.

19. Bashiran

Setiap gerak gerik kita akan selalu terlihat oleh Allah karena sifatNya yang bashiran. Seperti yang telah diterangkan dalam Al Hujurat: 18.

إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: “sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. (karena) Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

20. Mutakalliman

Dia berbicara atau berfirman lewat ayat-ayat Al Quran hal itu menandakan bahwa Allah tidak bisu.


Sifat Mustahil Allah


1. Adam (bisa mati)

2. Huduth (bisa diperbaharui)

3. Fana’ (tidak kekal)

4. Mumathalatuhu lil Hawadits (meyerupai makhluk-Nya)

5. QiyamuHu bi ghairih (tidak berdiri sendiri)

6. Ta’addud (terbilang atau lebih dari satu)

7. ‘Ajz ( lemah atau tidak kuat)

8. Karahah (terpaksa atau bisa dipaksa)

9. Jahl (bodoh)

10. Maut (bisa mati)

11. Syamam (tuli)

12. ‘Umy (buta)

13. Bukm (bisu)

14. Keadaannya lemah atau kaunuhu ‘Ajizan

15. Keadaannya terpaksa atau kaunuhu karihan

16. Bodoh dalam keadaannya atau kaunuhu jahilan

17. Mati dalam keadaannya atau kaunuhu mayyitan.

18. Tuli dalam keadaannya atau kaunuhu asam

19. Buta dalam keadaannya atau kaunuhu a’ma

20. Bisu dalam keadaannya atau kaunuhu abkam


Demikian penjelasan kami mengenai sifat wajib dan mustahil Allah. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-08-17 18:00:46.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.