Sebuah Pengungkapan: Sebutkan Fakta-Fakta Palsu dalam Film Murahan yang Anda Ketahui

Siapa di sini yang pernah menonton film-film murahan? Ya, film-film yang produksinya di bawah rata-rata, ceritanya entah di mana arahnya, serta akting para pemainnya yang bikin kamu ingin menutup mata. Tapi di balik itu semua, ada setidaknya satu hal yang pasti kamu ngeh palsu dalam film tersebut. Hal itu bisa jadi cangkir kopi kosong di tangan, atau bahkan dimana film tersebut di shot jelas-jelas bukan tempat yang seharusnya. Nah, di artikel ini kita akan bahas seputar hal-hal palsu yang ada di dalam film murahan. Yuk, kita mulai!

Subheading 1 – Cerita Yang Membingungkan

Pada umumnya, film murahan selalu disajikan dengan cerita yang mengalir tanpa jelas. Bahkan, terkadang bisa ditemukan beberapa kejadian yang sulit dipahami. Hal ini justru membuat penonton bingung dan kurang asyik menontonnya.

Subheading 2 – Adegan Yang Membuat Tidak Nyaman

Beberapa film murahan bisa menghadirkan adegan-adegan yang membawa rasa tidak nyaman bagi penonton. Adegan tersebut bisa saja terkesan vulgar, kasar, atau bahkan sadis. Padahal film seharusnya dapat menghibur dan memberi kesan positif untuk penonton.

Subheading 3 – CGI Yang Gagal

Sebuah film membutuhkan CGI atau Computer Generated Imagery sebagai efek khususnya, namun dalam beberapa film murahan, efek CGI malah justru mengganggu dan terkesan tidak natural. Hal ini bisa terjadi karena budget yang kurang memadai atau tidak dikelola dengan baik.

Subheading 4 – Plot Hole Yang Parah

Tak jarang film murahan memiliki plot hole yang begitu mencolok dan menyebabkan cerita menjadi sangat tidak masuk akal. Plot hole tersebut bisa saja diabaikan oleh produser karena alasan tertentu dan akhirnya mengecewakan penonton.

Subheading 5 – Dialog yang Terlalu Klise

Dialog dalam film harus mengalir secara natural dan memiliki kualitas menarik. Akan tetapi, film murahan seringkali menggunakan dialog-dialog klise yang sangat membosankan dan cenderung memaksakan.

Subheading 6 – Akting yang Kurang Memuaskan

Setiap film pastinya membutuhkan akting yang baik agar ceritanya terasa lebih hidup. Namun, film murahan terkadang memiliki pemain yang aktingnya sangatlah buruk dan membuat penonton merasa tidak terhibur.

Subheading 7 – Kesalahan Kontinuitas

Kesalahan kontinuitas dalam sebuah film bisa terjadi kapan saja. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika kesalahan tersebut tidak diperbaiki dan menimbulkan kebingungan pada penonton.

Subheading 8 – Pencahayaan yang Buruk

Pencahayaan dalam sebuah film sangatlah penting untuk menciptakan suasana dan membantu penonton memahami cerita. Namun, beberapa film murahan terkadang memiliki pencahayaan yang buruk, sehingga sangat sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi.

Subheading 9 – Musik yang Menegangkan

Musik dalam sebuah film sangatlah berpengaruh untuk menciptakan suasana dan memberi kesan pada penonton. Namun, beberapa film murahan terkadang menggunakan musik yang terlalu menegangkan dan malah menimbulkan ketegangan yang berlebihan.

Subheading 10 – Ending Yang Mengecewakan

Salah satu hal yang sangat mengesalkan dari sebuah film adalah ending yang mengecewakan. Terkadang film murahan akan berakhir dengan sugesti malah menyebabkan penonton tidak puas dengan cerita yang dibawakan.

2. Fakta-fakta Menarik Dalam Film Murahan Yang Ternyata Tidak Benar

1. Pemeran yang Sebenarnya Bukan Seorang Pendekar Silat

Banyak film murahan yang menghadapi kritik keras karena penggunaan stuntman untuk adegan pertarungan. Namun, tidak jarang juga kita menemukan film yang menggunakan seorang aktor yang jelas-jelas menyandang status sebagai pemeran utama, tetapi kurang memenuhi kriteria fisik seorang pendekar silat.

Seperti yang kita lihat dalam film-film action Indonesia, seringkali kita melihat pemeran utama yang mempunyai postur tubuh yang jauh dari ideal sebagai seorang pendekar silat. Terlebih lagi ketika kita mendengar bahwa mereka sama sekali tidak memiliki skill bela diri.

2. Properti yang Tidak Tepat

Kalau kita sering menonton film Hollywood atau dengan budget yang jauh lebih besar, kita akan melihat betapa detailnya produksi. Dari mulai kostum hingga properti, semuanya dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan efek spesial yang realistis dan mengesankan.

Tetapi film murahan banyak menggunakan properti yang tidak tepat atau bahkan dibuat dari bahan yang tidak mampu menahan beban adegan. Sebagai contoh, dalam film yang mempunyai adegan misil yang meledak, namun kesannya jadi konyol karena misil tersebut terlihat seperti kertas.

3. Skenario yang Terlalu Dipaksakan

Film murahan sering kali menghasilkan skenario yang terlalu dipaksa agar bercerita sesuai dengan konsep dan ide awal dari nyarinya. Ini mengakibatkan sejumlah aspek lain dari film terganggu, seperti menghilangnya logika cerita atau kelakuan karakter yang sulit dimengerti.

4. Dialog yang Tidak Masuk Akal

Tidak jarang kita mendengar atau membaca dialog dalam film yang sepertinya tidak masuk akal. Ini bisa jadi karena penulis skenario yang tidak cakap dalam mengkonstruksi dialog yang baik, atau karena pemeran yang tidak bisa memberikan nuansa cerita dengan sempurna.

Kita bisa menemukan dialog-dialog konyol dan tidak masuk akal dalam banyak film murahan di Indonesia. Semacam dialog yang digunakan ketika karakter utama merasa marah karena suatu hal, bahkan kalau alasan mereka merasakan marah tersebut terlalu sepele.

5. Penggunaan Musik yang Tidak Sesuai

Musik adalah elemen penting dalam sebuah film. Musik yang disediakan bisa menjadikan perasaan penonton berubah dari cemas menjadi gembira, dari kesedihan menjadi merasa optimis. Tetapi musik yang tidak cocok dengan adegan justru menimbulkan kebingungan dalam diri penonton.

Tidak jarang musik-musik yang dihadirkan dalam film murahan justru tidak relevan dengan adegan yang sedang berlangsung atau terlalu menyita perhatian dari jalan cerita yang sebenarnya.

6. Masalah Kontinuitas

Kontinuitas dalam sebuah film berkaitan dengan kelangsungan plot dan kesinambungan cerita. Kita bisa menemukan banyak kesalahan kontinuitas dalam film murahan, mulai dari perubahan suasana dengan tiba-tiba hingga kesalahan dalam kronologi peristiwa.

Misalnya adegan seorang aktor yang sedang makan di sebuah resto dan dalam sekejap mengganti atau menghilangkan satu makanannya. Atau ketika dalam sebuah adegan mobil dalam perburuan yang berisi pihak yang mengenali di dalam mobil kejar-kejaran dengan polisi. Lalu ketika melompat dari mobil ke sungai sungguh sangat membingungkan karena tiba-tiba malah berada di dalam mobil lagi.

7. Choreography Adegan yang Tidak Cukup Memuaskan

Choreography adalah seni pengaturan adegan pertarungan dalam sebuah film. Hal ini mempunyai peranan penting karena adegan tersebut haruslah terlihat seru dan memuaskan untuk ditonton.

Tetapi sangat disayangkan beberapa film murahan kurang bermuat kreativitas pada choreography adegan pertarungan. Seringkali adegan yang disediakan justru monoton dan tidak bermutu, sehingga penonton akan merasakan kebosanan atau dalam beberapa kasus, malah tidak sabar ingin segera meninggalkan adegan tersebut.

8. Kualitas Visual Efek yang Kurang

Dalam sebuah film, visual efek sangat penting untuk menciptakan kesan yang luar biasa. Pada film dengan kualitas yang bagus seperti film-film Hollywood, kita akan menemukan efek visual yang sangat penuh perhatian dan laut biasa sangat memuaskan.

Namun, pada film murahan, seringkali kita menemukan efek yang jauh dari kata ‘baik’. Terkadang efek yang dihasilkan tidak terlihat nyata atau nuansa CGI yang justru terkesan disematkan dalam bagian yang tidak pantas. Bahkan dalam beberapa kasus efeknya begitu konyol sehingga membuat penonton tidak tertarik.

9. Cerita Klise dan Sangat Miring

Cerita menjadi faktor utama yang menentukan apakah sebuah film layak untuk ditonton atau tidak. Tidak jarang kita menemukan cerita yang diangkat dari film murahan terkesan sangat klise dan jauh dari kreativitas.

Kita juga akan menemukan banyak sekali cerita yang sangat miring, terutama dalam hal penulisan karakter. Misalnya karakter antagonis yang selalu dipaksa menjadi ‘jahat’ di sepanjang film dengan sebab-sebab yang cenderung tidak masuk akal.

10. Peniruan yang Berlebihan

Akhirnya, kita akan melihat banyak sekali peniruan yang terlalu berlebihan dalam film murahan. Bisa berupa peniruan film action Hollywood, drama Korea, atau anime Jepang.

Sedikit peniruan Film Hollywood misalnya, bukan masalah namun ketika peniruan terlalu kentara, malah akan memunculkan kesan bahwa film tersebut sangat tidak orisinil dan coba mengekor kesukesan film yang lebih besar. Hal ini justru akan menurunkan kualitas dari sebuah film dan membawa dampak kurang baik bagi prestasi perfilman Indonesia secara keseluruhan.

Keliru dalam Sejarah

Banyak film murahan yang lalai dalam memperhatikan sejarah dan unsur-unsur sejarah. Utamanya film yang berhubungan dengan sejarah. Beberapa keliru dalam sejarah yang dibawa dalam film murahan antara lain:

Keliru dalam Sejarah
1. Menampilkan tokoh-tokoh sejarah dengan cara yang salah
2. Menampilkan konflik yang tidak ada dalam sejarah
3. Menampilkan acara atau perkembangan teknologi yang belum ada saat itu
4. Kehidupan sehari-hari orang pada masa itu tidak akurat
5. Detail tidak akurat dalam peristiwa sejarah

Sejarah adalah hal yang penting dalam menggambar adegan atau cerita dalam film. Ada beberapa film murahan yang dengan sadar atau tidak, keliru dalam mengambil sejarah sebagai dasar cerita mereka. Ada juga beberapa film murahan yang memilih untuk mengambil unsur-unsur sejarah hanya untuk membuat cerita mereka terlihat lebih menarik. Namun, mengambil sejarah sebagai dasar cerita bukanlah hal yang buruk. Namun, jika mereka melakukan dengan keliru, ini bisa menimbulkan efek yang negatif.

Contohnya adalah film “Satria Dewa: Gatotkaca” yang produksinya banyak menampilkan detail yang keliru. Seperti menyerahkan tas ransel kecil pada Gatotkaca yang sebenarnya tas tersebut belum digunakan pada saat itu. Selain itu, dalam film tersebut diperlihatkan bahwa Gatotkaca berubah bentuk menjadi manusia. Padahal, dalam legenda aslinya disebutkan bahwa Gatotkaca berubah menjadi burung gagak.

Secara keseluruhan, pantas bagi seorang produser film untuk mengambil kesempatan sejarah sebagai dasar untuk pembuatan cerita mereka. Namun, mereka harus memastikan bahwa mereka tidak keliru dalam menggunakan elemen sejarah tersebut. Sejarah bukan hanya penting bagi kebudayaan dan budaya kita tetapi memiliki peran penting dalam pengajaran aspek-aspek kehidupan serta kebijakan publik juga.

Sudut pandang kritikus film mengenai kebohongan dalam beberapa film bisa ditemukan di Kincir.

Terima Kasih Telah Membaca!

Itulah beberapa hal yang sering kali kita temukan sebagai kesalahan atau kejanggalan di film murahan. Meskipun begitu, kita tetap bisa menikmati film tersebut dengan santai dan hiburan yang ringan. Terima kasih telah membaca artikel ini! Jangan lupa untuk berkunjung lagi ke situs kami untuk membaca tulisan-tulisan menarik dan seru lainnya. Sampai jumpa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *