Perang Islam – Perang Islam atau perang yang melibatkan Umat Islam banyak terjadi di jaman dahulu bahkan hingga sekarang.
Entah apa yang membuat musuh-musuh Islam membeci hingga memerangi agama Allah ini.
Padahal ajaran Islam penuh dengan kasih sayang dan kebaikan, tapi justru diputar balikkan dan difitnah menjadi sebaliknya.
Perang Islam
Meski dalam keadaan perang pun Islam memiliki peraturan-peraturan yang manusiawi.
Berperang di dalam Islam pun ada ketentuannya dan harus dipatuhi oleh seluruh Umat Muslim karena bagian dari apa yang telah di ajarkan oleh Rasulullah.
Pada dasarnya dalam agama Islam perang hanya boleh dilakukan jika dalam keadaan terdesak untuk mempertahankan diri.
Tidak pernah ada ajaran Islam yang menyuruh berperang dengan tujuan menyerang umat lain. Intinya Islam berperang bila diperangi terlebih dahulu.
Peraturan Berperang dalam Islam
Di dalam Al Quran juga hadits telah disebutkan perundang-undangan tentang peperangan di dalam Islam. Berikut ini rangkuman apa yang terdapat di dalam Quran dan Hadits mengenai perang.
Di dalam Al Quran:
1. Umat Islam dilarang membunuh, mengusir, dan memerangi kaum kafir jika mereka tidak memerangi terlebih dahulu. Sekalipun berperang tidak boleh melampaui batas, dalam artian jika mereka menyerah atau memilih menjadi kawan maupun mualaf perlu dirangkul.
2. Tidak diperbolehkan berperang di Masjidil Haram karena tanah disana haram untuk berbuat keji dan hanya diperuntukkan bagi kegiatan ibadah. Kecuali kaum kafir menyerang dan memerangi tempat ini terlebih dahulu.
3. Jika musuh sudah berhenti menyerang dan tidak ada lagi kerusakan, maka diwajibkan bagi Umat Muslim untuk berhenti berperang.
4. Niat berperang hanya dijalan Allah dan sesuai dengan perintah Allah.
5. Wajib melindungi orang-orang musyrik yang meminta perlindungan. Islam mengajarkan kita agar khusnudzon dan berbuat baik terhadap orang lain. Meskipun itu orang musyrik sekalipun.
6. Dilarang untuk berperang di bulan-bulan haram (Muharram, Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijah), kecuali berperang untuk membela diri.
Menurut Hadits:
1. Dilarang melakukan pengkhianatan jika sudah membuuat kesepakatan damai.
2. Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, dan lansia, kecuali mereka ikut berperang maka boleh diperangi.
3. Tidak boleh membunuh orang sakit, pekerja upahan, dan kafir yang tengah beribadah.
4. Mengganggu para pemuka agama juga dilarang
5. Memutilasi mayat musuh juga dilarang
6. Membunuh kaum kafir yang tengah berlindung di tempat ibadah mereka juga dilarang.
7. Menghancurkan atau masuk kedalam tempat ibadah juga dilarang.
8. Membakar pepohonan, merusak kebun dan ladang tidak diperbolehkan.
9. Ternak juga dilarang dibunuh saat peperangan kecuali untuk dimakan.
10. Menghancurkan desa atau kota tempat musuh berada juga tidak diperbolehkan.
Itulah beberapa kebaikan peraturan berperang dalam Islam. Dimana pada jaman peperangan dahulu justru banyak dimanfaatkan oleh kaum kafir untuk menyerang Umat Islam.
Peraturan-peraturan tersebut tidak dihargai dan justru mereka anggap sebagai kelemahan dari Umat Muslim.
Perang Islam Terbesar dalam Sejarah
1. Perang Badar
Bisa dibilang perang badar merupakan perang pertama Umat Islam melawan musuh-musuhnya. Terjadi pada 17 Ramadhan 2 H atau 13 Maret 624 M.
Saat itu pasukan umat Muslim berjumlah 312 orang bertempur melawan kafir Quraisy yang berjumlah 1000 orang.
Latar belakang adanya pertempuran ini adalah perilaku dzalim kafir Quraisy Mekkah terhadap Muslim yang membuat Nabi Muhammad SAW beserta umatnya hijrah ke Madinah.
Meskipun sudah hijrah di jalur perdagangan Umat Islam masih sering di zalimi dengan menjarah harta mereka serta rumah-rumah mereka di Mekkah yang ditinggalkan.
Dinamakan perang Badar karena perang terjadi di Kota Badar. Saat itu paman Rasulullah yang berjuluk singa Allah, yaitu Hamzah bertindak sebagai panglima perang. Meskipun jumlah kaum muslimin lebih sedikit, tapi kemenangan berada pada pihak Islam.
2. Perang Uhud
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 7 Syawal 3 H atau tepatnya pada 22 Maret 625 M. lamanya perang Uhud berlangsung sekitar setahun lebih.
Tantara Islam saat itu berjumlah 700 orang sedangkan kafir berjumlah 3000 orang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin pasukan Muslim sedangkan kaum kafir di pimpin oleh Abu Sufyan. Disebut pertempuran Uhud karena lokasinya di dekat bukit Uhud.
Umat Islam sempat menang dalam pertempuran melawan kafir Quraisy meskipun jumlahnya lebih sedikit, tapi kemudian kafir Quraisy berbuat licik.
Di pertempuran ini paman Rasulullah, yaitu Hamzah si Singa Allah terbunuh dan jantungnya di koyak.
3. Perang Khandaq
Dikenal juga sebagai perang Al Ahzab yang terjadi di bulan Syawal 5 Hijriyah atau 627 Masehi. Kafir Quraisy yang dibantu Yahudi dari Bani Nadir saat itu mengepung Madinah.
Penyebabnya karena orang-orang Yahudi diusir lalu di tempatkan di Khaibar yang membuat mereka kecewa dan marah.
Salman Al Farisi bisa dikatakan sebagai tokoh kunci pada perang ini karena merancang taktik perang yang epik. Salman Al Farisi membuat parit besar (Khandaq) disekitar benteng umat Muslim.
4. Perang Mu’tah
Suatu kampung bernama Mu’tah di sebelah timur Sungai Yordania merupakan tempat peristiwa ini terjadi di tahun 8 Hijriah, 5 Jumadil Awal atau 629 Masehi.
Keuatan umat Muslim saat itu berjumlah 3000 pasukan sedangkan pasukan Romawi (Bizantium) berjumlah 200.000 pasukan.
Hasil dari pertempuran ini adalah imbang antara umat Islam dan kafir.
5. Perang Khaibar
Lokasi perang terjadi di Khaibar pada tahun 629 Masehi. sebab terjadinya perang ini lagi-lagi karena Kaum Yahudi yang merasa sakit hati dengan Kaum Muslimin.
Mereka yang tidak berani menyerang Umat Islam secara langsung menghasut musuh-musuh Islam untuk memerangi Muslim.
Pasukan Muslim saat itu berjumlah 1600 orang melawan pasukan kafir sebanyak 10.000 orang. Pada perang ini kemenangan ada di pihak Muslimin.
6. Perang Thaif
Nama daerah Thaif tercatat dalam sejarah Islam karena peperangan yang terjadi di tempat itu pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam.
Pertempuran ini merupakan lanjutan dari pertempuran Hinain dimana pasukan Muslim berhasil memukul mundur tentara Hawazin dan Tsaqif. Namun pada akhirnya kaum Tsaqif banyak yang menjadi mualaf.
7. Perang ‘Ain Jalut
Lokasi pertempuran ini terjadi di Palestina antara Bani Mamluk (Muslim Mesir) dengan tentara Mongol yang dipimpin Kitbuqa.
Kedua belah pihak berkemah di Palestina hingga akhirnya bertempur di titik pertempuran, yaitu ‘Ain Jalut.
Kekuatan pasukan kedua belah pihak hampir sama, yaitu kurang lebih sebanyak 20.000 pasukan. Panglima Mongol berhasil di eksekudi dan tentara Mongol terpaksa mundur.
8. Perang Tabuk
Setelah pasukan Islam gagal memukul mundur pasukan Bizantium pada perang Mu’tah banyak musuh kaum kafir yang menganggap Muslim melemah.
Padahal saat itu jumlah pasukan Muslim kalah telah, tapi tetap bisa mengimbangi. Dianggap sebagai celah pasukan Bizantium dengan Bani Ghassaniyah bersekutu melawan Muslimin.
Masa perang ini dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk berdakwah sekaligus mengumpulkan pasukan.
Hasilnya banyak kabilah Arab yang tidak mau lagi tunduk pada kekaisaran Bizantium dan justru mendukung Rasulullah SAW.
9. Perang Salib
Abad pertengahan merupakan sejarah kejayaan Islam sekaligus akhir masa emas pemerintahan Islam.
Adanya perang Salib dikarenakan umat Nasrani yang kala itu disetujui oleh persatuan gereja latin ingin merebut kembali tanah suci mereka dari kekuasaan Islam.
Paus Urbanus II menyerukan pada Umat Kristen saat itu untuk mengobarkan perang Salib pada khotbahnya.
Mereka bersekutu dengan kekaisaran Bizantium yang memang sudah memusuhi Islam sejak lama.
Perang ini terjadi berjilid-jilid meskipun sempat menang pada akhirnya Islam mengalami kekalahan yang takterlupakan.
Demikian penjelasan kami mengenai Perang Islam dengan Kaum Kafir yang Tercatat dalam Sejarah. Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-07-31 16:51:13.