Pengertian Nabi dan Perbedaaannya dengan Rasul

Pengertian Nabi adalah seorang manusia yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu-Nya di bumi, tapi tidak untuk disebarkan.

Para Nabi juga biasanya diberi kelebihan oleh Allah berupa mukjizat.


Pengertian Nabi


Kata nabi berasal dari kata na-ba (نب) yang memiliki arti tempat yang tinggi atau na-ba-a (نبء) yang artinya berita, jadi bisa disimpulkan bahwa nabi adalah orang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah dengan diberikan berita berupa wahyu.

Pengertian Nabi adalah seseorang yang ddiberi wahyu oleh Allah ta’ala dengan suatu syari’at, tapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya.

Biasanya wahyu tersebut hanya untuk diamalkan untuk dirinya sendiri tanpa adanya keharusan untuk menyampaikan kepada umatnya.

Sedangkan pengertian Rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dan diwajibkan untuk menyebarluaskannya.

Kata Rasul berasal dari kata ar-sa-la (ارسل) yang artinya mengutus. Tidak semua Nabi menjadi seorang rasul.

Mengimani nabi dan rasul merupakan rukun iman yang keempat setelah Iman kepada Allah, para malaikatNya, serta kitab-kitabNya.

Diantara para nabi Adam merupakan Nabi dan manusia pertama yang ada di bumi.

Sedangkan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam merupakan nabi penutup dan terakhir, tidak ada Nabi maupun Rasul setelah beliau.

Meskipun begitu ruh dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah yang pertama kali diciptakan oleh Allah ta’ala.

Nabi dan Rasul dalam Al Quran

Tidak semua Nabi dan Rasul disebutkan nama serta kisahnya di dalam Al Qur’an maupun hadits.

Diantara para Rasul ada lima orang yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi, yakni mereka yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menyebarkan ajaran Agama Allah.

Mereka adalah Nuh alaihissalam, Ibrahim alaihissalam, Musa alaihis salam, Isa alaihissalam, dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Sebelum Nabi Muhammad shallalahu alaihi wa sallam Allah telah mengutus para nabi dan rasul untuk tiap-tiap umat.

Ajaran atau syariaat yang dibawa tiap Rasul berbeda-beda dan hanya dikhususkan untuk umatnya pada saat itu, terkecuali Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Beliau adalah nabi sekaligus rasul terkahir yang diutus bagi seluruh umat manusia.

Syari’at yang dibawanya menyempurnakan ajaran para rasul terdahulu.

Meski terdapat perbedaan antara ajaran rasul yang satu dengan yang lain, tapi inti dari semua ajaran nabi dan rasul Allah adalah tauhid atau pengesaan Allah.

Perbedaan Pengertian Nabi dengan Rasul

Dari pengertiannya saja sudah dapat diketahui apa perbedaan antara nabi dengan rasul.

Ulama mengatakan bahwa nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syariat, tapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya.

Wahyu tersebut diturunkan padanya untuk diamalkan sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya pada umat.

Lain halnya dengan rasul yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syariat dan ia diperintahkan untuk menyampaikan juga mengamalkannya.

Para alim ulama menyebutkan beberapa perbedaan diantara Nabi dan Rasul, diantara perbedaan tersebut adalah:

1. Seorang rasul sudah pasti seorang nabi, tapi seorang nabi belum tentu seorang rasul. Jadi, bisa dikatakan kalau jumlah nabi lebih banyak daripada jumlah rasul.

2. Nabi menerima wahyu sebatas untuk dirinya sendiri tanpa keharusan untuk mendakwahkannya. Namun seorang rasul wajib mendakwahkan wahyu yang diterimanya kepada kaumnya.

3. Jenjang kerasulan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenjang kenabian. Berdasarkan ijma’ rasul lebih utama daripada nabi karena rasul diitimewakan dengan risalah. Dimana jenjang ini lebih tinggi dibanding jenjang kenabian.

4. Adam alaihissalam merupakan Nabi yang pertama, sedangkan Nuh alaihissalam adalah rasul yang pertama.

Perbedaan yang Disebutkan dalam Quran

5. Diutusnya rasul untuk meluruskan orang-orang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman. QS. Al Mu’minun: 44.

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَا ۖ كُلَّ مَا جَآءَ أُمَّةً رَّسُولُهَا كَذَّبُوهُ ۚ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُم بَعْضًا وَجَعَلْنَٰهُمْ أَحَادِيثَ ۚ فَبُعْدًا لِّقَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ

tsumma arsalnaa rusulanaa tatraa kulla maa jaa-a ummatan rasuuluhaa kadzdzabuuhu fa-atba’naa ba’dhahum ba’dhan waja’alnaahum ahaadiitsa fabu’dan liqawmin laa yu’minuun

Artinya: Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.

6. Para rasul diutus dengan membawa syari’at atau ajaran baru, lain halnya dengan seorang nabi yang mengikuti hukum dan aturan dari rasul sebelumnya. QS. Al Maidah: 48 dan Ali Imran: 50

وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ

wamushaddiqan limaa bayna yadayya mina ttawraati wali-uhilla lakum ba’dha ladzii hurrima ‘alaykum waji’tukum bi-aayatin min rabbikum fattaquu laaha wa-athii’uun

Artinya: Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.[Ali Imran: 50]

7. Seluruh rasul diselamatkan Allah dari percobaan pembunuhan oleh umatnya, tetapi sebagian nabi ada yang terbunuh oleh umatnya. Al Baqarah: 87 dan 91, Ali Imran: 21.

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقْتُلُونَ ٱلنَّبِيِّۦنَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ ٱلَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِٱلْقِسْطِ مِنَ ٱلنَّاسِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

inna ladziina yakfuruuna bi-aayaati laahi wayaqtuluuna nnabiyyiina bighayri haqqin wayaqtuluuna ladziina ya’muruuna bilqisthi mina nnaasi fabasysyirhum bi’adzaabin liim

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. [Ali Imran: 21]


Karakteristik Para Nabi dan Rasul


1. Ajarannya Berupa Tauhid

Semua ajaran para nabi dan rasul Allah pada intinya adalah tauhid atau mengesakan Allah ta’ala. Surah Al Anbiya: 25.

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ

Latin: Wa mā arsalnā ming qablika mir rasụlin illā nụḥī ilaihi annahụ lā ilāha illā ana fa’budụn

Arti: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.

Dalam berdakwah, seorang rasul berperan sebagai pembawa kabar gembira (basyir) dan pemberi peringatan (nadzir). Didalam quran surah Al Baqarah ayat 119 telah disebutkan tentang hal tersebut.

2. Ma’shum

Semua nabi dan juga rasul memiliki sifatma’shum, yaitu sifat terjaganya dari dosa.

Ma’shum adalah bentuk lain dari kata ‘ash-mah yang berasal dari kata ‘ashama (اصم) dalam Bahasa Arab.

‘Ashama yang dimaksud disini berarti mana’a atau cegah darinya muncul kata ‘ish-mah (العصمة) dalam agama, yakni terjaga dari kemaksiatan.

Menurut ahlus sunnah wal jama’ah ma’shum merupakan sifat para nabi, yakni terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan agama dan juga dosa besar.

Adapun dengan kekeliruan-kekeliaruan kecil, para nabi pun terkadang mengalaminya. Bagaimanapun nabi juga manusia yang tak luput dari kekhilafan.

Istimewanya jika para nabi melakukan kesalahan, maka Allah langsung mengoreksi dan meluruskannya.

Seperti yang diungkapkan lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, al-Lajnah ad-Daimah.

“Para Nabi dan Rasul terkadang berbuat kesalahan, tetapi Allah Azza wa Jalla tidak membiarkan hal itu. Bahkan Allah menjelaskan kesalahan mereka karena kasih sayangNya kepada mereka dan umatnya. Allah memaafkan kekeliruan mereka serta menerima taubatnya karena karunia dan rahmat dariNya dan Allah Maha Pengampun dan Pengasih.”

3. Mukjizat

Di dalam menjalankan misi kenabian dan kerasulannya, sebagian nabi dan rasul dikaruniai kelebihan yang dinamakan mukjizat.

Mukjizat merupakan hal luar biasa yang terjadi pada nabi atau rasul untuk mendukung kebenaran kenabian atau kerasulan pada diri seorang nabi atau rasul.

Keberadaan mukjizat selain sebagai anugerah juga untuk melemahkan lawan-lawan atau musuh-musuh yang meragukan kebenaran kenabiat maupun kerasulan.

Mukjizat yang ditampilkan para nabi tak lepas dari bentuk-bentuk sebagai berikut:

– Ilmu, yang dimaksud disini adalah pemberitahuan mengenai hal-hal ghaib yang sudah maupun belum terjadi.

– Kemampuan dan kekuatan, ada Nabi atau rasul yang oleh Allah diberi kekuatan atau kemampuan yang diluar nalar manusia.

– Kecukupan, misalnya perlindungan atas keselamatan para nabi dan rasul atau kecukupan pangan dan sebagainya.

4. Diutus pada Tiap Umat

Qur’an menyebutkan bahwasannya pada setiap umat telah diutus tiap rasul untuk memberi petunjuk atau risalah.

إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

innaa arsalnaaka bilhaqqi basyiiran wanadziiran wa-in min ummatin illaa khalaa fiihaa nadziir

Artinya: Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. [surah Fatir ayat 24]

Namun tidak setiap rasul kisahnya diceritakan dalam Al Quran. Ghafir: 78.

إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

innaa arsalnaaka bilhaqqi basyiiran wanadziiran wa-in min ummatin illaa khalaa fiihaa nadziir

Artinya: Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.


Tugas Para Rasul


1. Tugas utama mereka adalah mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah.

2. Menyampaikan syariat Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang dibawanya.

3. Menunjukkan kepada umat kebaikan dan menyampaikan kabar kepada mereka tentang pahala dan juga siksaan sebagai balasan perbuatan dosa.

4. Menjadi suri tauladan yang baik dalam perkataan dan perbuatan.

5. Mempunyai tugas menegakkan dan menerapkan syariat Allah.

6. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada manusia

Itulah pengertian nabi dan juga rasul serta perbedaan dan persamaan diantara keduanya. Jangan sampai keliru mengartikan antara nabi dan rasul karena meskipun terlihat sama keduanya sama sekali berbeda.

Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-08-11 11:19:22.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.