Hadits tentang Menuntut Ilmu | Ilmu Jalan Menuju Surga

Hadits tentang Menuntut Ilmu – Menuntut ilmu sangatlah penting bagi seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

Ada pepatah lama yang mengatakan tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina.

Sepenting itulah ilmu hingga menyebrangi lautan pun patut kita lakukan.


Hadits tentang Menuntut Ilmu


Orang yang tidak berilmu bagaikan bungkus snack kosong yang hanya berisi angin. Tidak ada gunanya dan sama sekali tidak diminati orang karena tidak bermanfaat.

Berbeda dengan orang yang berilmu, ia pasti menjadi seseorang yang ddicari banyak orang untuk digali ilmu darinya.

Mereka yang berilmu bagaikan berlian yang walaupun kecil sangat bernilai harganya. Siapa di dunia ini yang tidak suka orang-orang berilmu?

Apa tujuan sekolah-sekolah didirikan kalau bukan untuk menuntut ilmu?

Buku-buku, barang-barang yang kita pakai, serta inovasi-inovasi lainnya merupakan buah dari ilmu pengetahuan.

Diantara semua ilmu pengetahuan, ilmu agama tentu yang paling utama. Jika orang berilmu tanpa agama, maka hancurlah dunia ini.

Agama yang mengajarkan orang berilmu memiliki hati nurani. Agama juga yang mengajarkan orang berilmu untuk mendedikasikan ilmunya untuk hal yang bermanfaat.

Bayangkan bila di dunia ini orang-orang berilmu tidak memiliki agama. pasti mereka akan rakus dengan ilmunya dan berbuat semena-mena karena ilmu yang dimilikinya.

Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga

Allah Subahanahu wa Ta’ala mengingatkan di dalam Qur’an bahwa manusia sangat zalim dan juga kufur nikmat.

Itu disebabkan karena tidak mensyukuri segala nikmat-nikmat yang diberikan oleh Nya.

Diantara nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita, yakni nikmat Islam, iman, rezeki, harta, umur, waktu luang, dan kesehatan.

Semua itu Allah berikan kepada kita untuk dipergunakan untuk beribadah kepada Allah dengan benar dan menuntut ilmu syar’i atau ilmu agama.

Diantara kenikmatan-kenikmatan tersebut ada dua nikmat yang membuat banyak manusia tertipu karenanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.

Artinya: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. [HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Darimi, dan Al-Hakim]

Banyak manusia yang tidak menggunakan waktu sehat dan luangnya dengan sebaik-baiknya. Waktunya tersebut hanya mereka pergunakan untuk mengejar hal-hal duniawi.

Ada baiknya disaat terdapat waktu luang dan masih sehat kita pergunakan untuk mengkaji ilmu agama demi kehidupan kita di akhirat kelak.

Menghadiri majelis taklim yang mengajarkan ilmu agama sesuai Qur’an dan Sunnah dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah serta bertamab juga ilmu dan amal kebaikan kita.

Setiap muslim dan muslimah diperintahkan untuk menuntut ilmu karena dengan menuntut ilmu mereka akan mengetahui tentang agama Islam yang bersumber dari Qur’an dan Sunnah.

Dalil Qur’an

Agama Islam adalah agama ilmu serta amal karena Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diutus dengan membawa ilmu dan amal shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

Artinya: Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi [QS. Al Fath: 28]

Apa yang dimaksud dengan al-hudaa atau petunjuk dalam ayat ini adalah ilmu yang bermanfaat. Sementara yang dimaksud dengan diinul haqq (agama yang benar) adalah amal shalih yang diajarkan dalam Islam.

Dimana Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk menjelaskan tentang kebenaran serta kebathilan, nama-nama Allah, sifat-sifat Nya, hukum-hukum Nya, serita yang datang darinya, dan memerintahkan untuk melakukan segala hal yang bermanfaat.

Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Syukur Nikmat

hadits tentang menuntut ilmu
image source: merdeka.com

Kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah untuk menuntut ilmu terutama ilmu Syar’i atau ilmu agama.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”[HR. Ibnu Majah]

Jika seorang muslim atau muslimah menuntut Ilmu syar’i itu bisa memudahkan mereka menuju surga.

Setiap muslim dan muslimah yang ingin masuk surga, maka jalan untuk itu adalah dengan menuntut ilmu syar’i.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَـمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.

Artinya: “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. dan Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya.  dan Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.


Demikian penjelasan kami mengenai hadits tentang menuntut ilmu. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2021-08-17 18:25:37.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.