Doa Ketika Mendengar Petir Beserta Arti dan Maknanya

Doa Ketika Mendengar Petir – Beberapa bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Bahkan, sempat terjadi banjir di beberapa wilayah Indonesia.

Sampai hari ini beberapa wilayah masih secara intens diguyur hujan dengan curah hujan kecil, sedang, sampai deras.

Hujan merupakan salah satu Rahmat dari Allah SWT. Saat hujan turun, terutama saat hujan turun deras kerap kali disertai petir yang menyambar bahkan terkadang besar.

Hujan deras terkadang disertai angin kencang, petir, kilat, guntur dan halilintar.

Suasana ini tidak jarang membuat suasana mencekam dan membuat kita takut, apalagi jika suara petir menggelegar dan angin kencang terjadi dalam waktu yang lama.

Berkaitan dengan petir ini, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

Petir adalah pekerjaannya malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya cambuk dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (H.R Tirmidzi)


Pengertian Petir


Doa Ketika Mendengar Petir
akurat.co

Petir menurut Sains

Petir adalah salah satu fenomena alam paling mematikan.

Berdasarkan catatan agensi cuaca Amerika Serikat (NWS) tercatat 55 hingga 60 nyawa melayang dan ratusan lainnya terluka setiap tahunnya akibat petir yang menyambar Negeri Paman Sam.

Dari berita tersebut serta menilik ilmu sains, petir meninggalkan dampak bagi alam dan manusia.

Saat petir menyambar, sebaiknya menghindar dan mencari tempat tertutup untuk berlindung.

Mengutip dari artikel pada CNN Indonesia, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), petir biasanya terbentuk dari awan petir atau dalam bahasa ilmiah disebut cumulonimbus.

Di dalam cumulonimbus, gesekan ion positif dan negatif menimbulkan listrik.

Mekanisme terbentuknya petir

Cumulonimbus terbentuk karena dorongan udara ke atas dari gunung yang lebih hangat di pagi hari dari laut yang dingin.

Maka dari itu, jumlah petir yang menyambar biasanya tergantung kedekatan wilayah dengan gunung, laut atau selat.

Perlu diketahui, ternyata wilayah Indonesia bagian Jabodetabek menjadi daerah yang dengan sambaran petir terbanyak jumlahnya melebihi Jepang dan Florida, AS.

Lokasi dataran tinggi di Indonesia menjadi tempat potensial pembentukan awan cumulonimbus. Meski begitu, jarak petir dengan subjek ternyata tak menjamin seseorang bisa aman dari sambaran.

Setelah menyimak paparan diatas mengenai fenomena petir, kita dapat menyimpulkan secara singkat fenomena tersebut dengan bahasa yang lebih sederhana, Secara sederhana, petir terjadi akibat unsur positif (+) pada lapisan atas awan dan unsur negatif (-) energi listrik pada lapisan bawah awan yang awan lepaskan dari kristal-kristal es yang terbentuk didalam awan.

Petir Menurut Islam

Umat muslim meyakini petir bukan hanya sekedar fenomena alam saja. Petir atau guruh diabadikan menjadi sebuah nama dalam Al-Qur’an, yaitu surah ke-13, Ar-Ra’du.

Ada tiga istilah dalam Al-Qur’an yang merujuk pada makna petir, yaitu Ar Ra’du, Ash Showa’iq, dan Al Barq.

Dr. Muhammad Luqman As Salafi memaparkan dalam Rasy Al-Barad Syarh Al-Adab Al Mufrod (381) bahwasannya ahli tafsir mendefinisikan Ar-Ra’du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek.

Sementara ash-shawa’iq dan al-barq maknanya lebih condong dengan istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.

Sebelumnya telah dijabarkan penjelasan ilmiah mengenai terjadinya petir.

Penjelasan para ilmuwan tentang kronologis petir ini sebetulnya sudah dijabarkan dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

Artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan (sahab), kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es tersebut kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. Al-Nur: 43).

Dalam firman tersebut, Allah SWT menjelaskan kronologi pembentukan petir, sehingga menjadi kilatan yang hampir menghilangkan penglihatan.

Pemaparan Al-Qur’an tentang terjadinya petir

Al-Qur’an juga memaparkan bagaimana Allah SWT menggerakkan awan sebagai pemicu terjadinya petir.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, umat Islam memaknai petir sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit.

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ

Artinya: “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (QS. Ar Ra’d: 13).

Dalam hadits HR Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda “Ar Ra’du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (HR Tirmidzi)

Dalam Makarimil Akhlaq, Al-Khoro’ithi mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA tentang Ar Ra’du.

Menurut Ali, Ar Ra’du adalah malaikat, sedangkan Al Barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.

Imam As-Suyuthi saat menafsirkan surah Al-Baqarah ayat 19, mengatakan bahwa Ar Ra’du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan.

Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar ra’du adalah suara malaikat, sedangkan al barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.

Umumnya, umat Islam meyakini Ar Ra’du sebagai suara dari malaikat yang tengah bertasbih dan mengatur awan.

Sementara Al Barq atau Ash-Showa’iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.

Dalam Adabul Mufrod [722] Ibnu Abbas menjelaskan, sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.


Doa Ketika Mendengar Petir


Saat dalam keadaan susah ataupun senang, seorang muslim selalu dianjurkan untuk berdoa.

Doa merupakan suatu permohonan atau permintaan yang bersifat baik terhadap Allah SWT, seperti meminta kesehatan, keselamatan, rezeki yang halal dan tabah dalam menjalani kehidupan.

1. Doa Ketika Mendengar Petir I

Dalam Al-Muwaththa’ disebutkan bahwa seorang sahabat Nabi bernama Abdullah bin Az Zubair mendengar suara petir, kemudian ia menghentikan pembicaraan, lalu mengucapkan :

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

Artinya: “Maha suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memuji-Nya, begitu juga para malaikat, karena takut kepada-Nya.”

Doa tersebut adalah pertanda bahwa malaikat saat itu bertasbih. Sesuai dengan kejadian yang diutarakan oleh Ibnu Taimiyah berikut ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Ar Ro’du adalah mashdar (kata kerja yang diandalkan) berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan (yang berarti gemuruh). Karena gerakan pasti menimbulkan suara.

Malaikat adalah yang menggerakkan (menggetarkan) awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dan setiap gerakan di ala mini baik yang di atas (langit) maupun di bawah (bumi) adalah dari malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan tenggorokan.

Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

Oleh karena itu, ar ro’du (suara gemuruh) adalah suara yang membentak awan. Dan al barq (kilatan petir) adalah kilauan air atau kilauan cahaya”. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 24: 263-264).

2. Doa Ketika Mendengar Petir II

Bersumber dari ulama kalangan tabi’in, Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm menyebutkan bahwasanya Imam Thawus saat mendengar petir, beliau membaca doa berikut:

سُبْحَانَ مَنْ سَبَّحَتْ لَهُ

Artinya: “Maha suci zat yang mana petir bertasbih kepada-Nya

3. Doa Ketika Mendengar Petir III

Adapun doa lain yang bisa dibaca saat ada petir, yakni:

اّللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

Artinya: “Ya Allah, jangan bunuh kami dengan Murka-Mu, dan jangan binasakan kami dengan azab-Mu, dan maafkanlah kami sebelum itu.”

Tidak jarang kilat atau guntur menjadi hal yang menakutkan, padahal yang harus ditakuti bukan petir atau guntur melainkan hukuman dan azab Allah.

Karena Dia-lah yang menggenggam dan menguasai segalanya. Ia yang mengendalikan bumi dan isinya, ia yang menentukan hidup dan mati hamba-Nya.

Disamping perasaan takut akan kilat dan petir, hendaknya juga diri kita disertai dengan rasa pengharapan kepada Allah.

Yakni berharap turunnya hujan yang membawa rahmat setelah datangnya kilat dan guntur tersebut.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengenai makna petir bagi umat Islam, jadikan fenomena ini sebagai peringatan Allah untuk senantiasa berdzikir dan memohon ampun pada-Nya.


Itu dia pembahasan mengenai Doa Ketika Mendengar Petir yang dapat kita praktekkan sehari-hari.

Semoga kita semua dijauhkan dari marabahaya dan bencana yang disebabkan oleh hujan dan petir dengan berserah diri kepada Allah.

Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah SWT dimanapun kita berada.

Originally posted 2021-08-24 11:18:56.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.