Bubu, Alat Tangkap Ikan Tradisional Asli Indonesia

Bubu Ikan – Bubu adalah alat tangkap ikan yang terbuat dari bambu yang dianyam, berbentuk bulat panjang seperti guci.

Pada bagian dalam bubu dipasang tutup dari anyaman bambu yang bagian dalamnya dibiarkan terurai menghadap ke dalam sehingga ikan yang sudah masuk ke dalamnya akan takut dan tidak bisa keluar lagi atau tidak dapat melarikan diri.

Bubu biasanya dipasang pada anak sungai yang kecil dan rawa-rawa yang agak dangkal.

Bubu ditenggelamkan ke dasar sungai dan dibiarkan beberapa lama atau bahkan bisa sehari penuh, baru kemudian diangkat apabila dirasakan sudah ada ikan atau udang yang masuk ke dalamnya.

Bubu kadang-kadang memakai umpan ampas kelapa yang sudah dibusukkan yang dibungkus dengan daun sebesar kepalan tangan atau isi ubi kayu.

Hasil tangkapan bubu adalah udang, kepiting dan ikan serta hewan lainnya. Bubu juga sering digunakan untuk menangkap udang serta hewan air lainnya.

Disamping itu Bubu juga digunakan untuk menangkap ular sehingga digunakan umpan berupa ayam atau itik. Musim penangkapan umumnya dapat dilakukan sepanjang tahun (tidak mengenal musim).


Konstruksi Bubu


Bentuk bubu bervariasi, ada yang seperti sangkar (cages), silinder (cylindrical),gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran dan lain-lain.

Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo`s splitting or-screen). Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeh dan pintu.

1. Badan (body)

Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.

2. Mulut (funnel)

Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak dapat keluar.

3. Pintu

Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan.


Jenis-jenis Bubu


Dalam operasionalnya, bubu terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)

Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat menurut kebutuhan.

Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1m, lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm.

2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)

Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Tipe bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris, bisa juga menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung.

Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang penggunaannya ada yang diletakkan tepat di bagian atasnya.

3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)

Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris, panjang 0,75 m, diameter 0,4-0,5 m.

4. Bubu Jermal

Termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut (tidal trap). Ukuran bubu jermal, panjang 10 m, diameter mulut 6 m, besar mata pada bagian badan 3 cm dan kantong 2 cm.

5. Bubu Ambai

Disebut juga ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut ukuran kecil. Bubu ambai termasuk perangkap pasang surut berukuran kecil, panjang keseluruhan antara 7-7,5 m.

Bahan jaring terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring ambai terdiri dari empat bagian menurut besar kecilnya mata jaring, yaitu bagian muka, tengah, belakang dan kantung.

Mulut jaring ada yang berbentuk bulat, ada juga yang berbentuk empat persegi berukuran 2,6 x 4,7 m. pada kanan-kiri mulut terdapat gelang, terbuat dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4 buah.

Gelang- gelang tersebut dimasukkan dalam banyaknya jaring ambai dan dipasang melintang memotong jurusan arus. Satu deretan ambai terdiri dari 10-22 buah yang merupakan satu unit, bahkan ada yang mencapai 60-100 buah/unit.

6. Bubu Apolo

Hampir sama dengan bubu ambai, bedanya ia mempunyai 2 kantong, khusus menangkap udang rebon. Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari bagian-bagian mulut, badan, kaki dan kantung.

Panjang jaring keseluruhan mencapai 11 m. Mulut jaring berbentuk empat persegi dengan lekukan bagian kiri dan kanan. Panjang badan 3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar 0,60 m.

pada ujung kaki terdapat mestak yang selanjutnya diikuti oleh adanya dua kantung yang panjangnya 1,60 m dan lebar 0,60 m.


Daerah Penangkapan dan Hasil Tangkapan Bubu


  • Bubu Dasar (Ground Fish Pots)

Dalam operasi penangkapan, bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.

Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp).

Selain itu ada juga Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll.

  • Bubu Apung (Floating Fish Pots)

Dalam operasi penangkapan, bubu apung dihubungkan dengan tali yang disesuaikan dengan kedalaman tali, yang biasanya dipasang pada kedalaman 1,5 kali dari kedalaman air.

Hasil tangkapan bubu apung adalah jenis-jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dll.

  • Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)

Dalam operasi penangkapan, bubu hanyut ini sesuai dengan namanya yaitu dengan menghanyutkan ke dalam air. Hasil tangkapan bubu hanyut adalah ikan torani, ikan terbang (flying fish).

  • Bubu Jermal dan Bubu Apolo

Dalam operasi penangkapan, kedua bubu di atas diletakkan pada daerah pasang surut (tidal trap). Umumnya dioperasikan di daerah perairan Sumatera.

Hasil tangkapan bubu apolo sama dengan hasil tangkapan dengan menggunakan bubu ambai, yakni jenis-jenis udang.

  • Bubu Ambai

Lokasi penangkapan bubu ambai dilakukan antara 1-2 mil dari pantai. Hasil tangkapan bubu ambai bervariasi menurut besar kecilnya mata jaring yang digunakan. Namun, pada umumnya hasil tangkapannya adalah jenis-jenis udang.


Alat Bantu Penangkapan Bubu


Dalam operasi penangkapan, terdapat alat bantu penangkapan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Alat bantu penangkapan tersebut antara lain :

  • Umpan

Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibuat disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yang menjadi tujuan penangkapan.

  • Rumpon

Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.

  • Pelampung

Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan agar memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.

  • Perahu

Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat pemasangan bubu).

  • Katrol

Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.

Demikian penjelasan mengenai alat tangkap bubu. Jika ada saran, kritik atau tambahan, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Keyword: Bubu Alat Tangkap Ikan Tradisional Asli Indonesia

Originally posted 2020-01-19 16:39:38.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.