Arti Man Jadda Wajada – Kalimat ini erat kaitannya dengan menggapai tujuan hidup dan cita-cita.
Bahkan saking populernya, kalimat “Man Jadda Wajada” menjadi slogan film populer di tanah air, “Negeri Lima Menara”.
Bahkan di berbagai headline berita dituliskan “Negeri Lima Negara: Sebuah Film Tentang Man Jadda Wajada”.
Mengisahkan tentang perjalanan Alif dari Minang, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa dalam mewujudkan cita-cita.
Di bawah menara masjid yang menjulang tinggi di Pondok Madani, pelosok Jawa Timur tempat pertama kali mereka menanamkan mimpi.
Sambil menunggu maghrib mereka sering menghabiskan waktu bersama menatap awan lembayung yang bergerak ke ufuk senja sambil mengukir mimpi, membayangkan awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
Bagi yang sudah pernah menyaksikan film tersebut, tentu paham betul apa makna dan arti Man Jadda Wajada sesungguhnya.
Penjelasan Arti Man Jadda Wajada
Sedikit mengupas mantra sakti dari film Negeri Lima Menara:
“Jika ingin tahu rasanya rindu merantaulah dan jika ingin tahu luasnya dunia maka merantaulah. Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa, dan anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.”
Mantra saktiini telah menyihir keenam sahabat tersebut untuk bermimpi setinggi-tingginya.
Kalimat pamungkas yang disampaikan guru mereka berhasil menggugah hati untuk menjelajahi benua impian masing-masing.
“Man Jadda Wajada”, maka barangsiapa yang bersungguh-sungguh mengejar mimpinya dialah yang akan menuai hasil.
Pesan tersebut terus mereka ukir setiap harinya dan berhasil mereka wujudkan saat beranjak dewasa.
Dari kisah tersebut dapat kita pahami bahwa arti “Man Jadda Wajada” secara bahasa adalah “siapa yang bersungguh pasti ia akan menemukan” atau “siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan menuai hasil.”
Dalam bahasa Arab “Man Jadda Wajada” disebut sebagai bentuk uslub, yaitu kalimat yang mengandung makna pelaziman atau kepastian.
Atau dengan kata lain merupakan bentuk kalimat syarat dan jawab syarat.
Secara tulisan per kata tidak ada tulisan kata dengan makna “pasti”, namun karena bentuknya kalimat uslub sehingga tetap saja mengandung makna kepastian (jawab syarat).
Adapun yang menjadi kalimat syarat yaitu kata “bersungguh-sungguh (jadda)” dan jawabanya “wajada” artinya mendapatkan.
Kaitan “Man Jadda Wajada” dan Menuntut Ilmu
Tulisan “مَنْ جَدَّ وَجَدَ” banyak kita jumpai ditempel di dinding-dinding sekolah, terutama di sekolah-sekolah Islami atau pondok pesantren.
Tujuannya adalah untuk memotivasi para siswa maupun santri agar terus bersungguh-sungguh saat belajar dan meraih mimpi.
Hakikat kita hidup adalah untuk terus belajar.
Meskipun dalam pendidikan formal terdapat batasan usia seseorang untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah, namun dalam hidup belajar tidaklah mengenal usia.
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia yang beriman.
Bahkan sering kita dengar bahwa belajar hendaknya dimulai sejak masih di ayunan sampai ke liang lahat.
Atau pepatah yang begitu populer mengatakan “carilah ilmu sampai ke negeri China”.
Pepatah tersebut mengajarkan bahwa manusia tidak boleh menyerah untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
Hingga akhir hayat belajar merupakan sebuah proses merubah diri untuk menuju kepada peningkatan kapasitas intelektual, moral, spiritual, maupun kecerdasan sosial kepada yang lebih baik.
Dengan ilmu yang diperoleh manusia dapat hidup lebih bermartabat serta dapat membangun peradaban menjadi lebih maju, tentu saja tanpa meninggalkan nilai keagamaan dan kemanusiaannya.
Cara Mewujudkan Cita-Cita
Tanamkan dalam diri ingin menjadi apa dirimu nanti.
Pegang erat cita-cita tersebut jangan biarkan sedetik pun ia pergi dan kamu lengah.
Menjadi manusia berprestasi adalah impian semua makhluk, untuk itu dibutuhkan kesungguhan karena persaingan juga begitu tinggi.
Berprestasi karena menuntut ilmu tentu menjadi kebanggaan yang tak ternilai harganya.
Prestasi tersebut tak hanya sekedar kebungahan untuk di dunia, melainkan juga sebagai tabungan ibadah untuk bekal hidup di akhirat nanti.
Untuk mewujudkan kesemua itu tentu tidaklah mudah.
Dibutuhkan perjuangan yang lebih daripada biasanya, jika orang-orang hanya belajar 6 jam dalam sehari, maka kamu harus dua kali lipatnya.
Jika pada malam hari orang-orang terlelap tidur, maka kamu harus terjaga untuk bermunajat kepada-Nya.
Lalu bagaimana caranya agar kamu juga bisa mewujudkan “Man Jadda Wajada” sebagai motivasi hidup.
Berikut beberapa kiat yang harus diteguhkan:
Niat
Hal utama yang harus kamu lakukan adalah berniat dengan sungguh-sungguh.
Yang paling sulit bukanlah proses meraih cita-cita, namun mempertahankan apa yang sudah pernah kamu raih.
Oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan dan niat yang tulus murni dari dalam diri, Insya Allah akan dimudahkan.
Saat sudah berada di atas nanti, banyak godaan dunia yang mungkin bisa saja menjerumuskan kita.
Untuk itu pertahankan niat, kembali ke awa atas niat apa kamu mewujudkan impian tersebut.
Tentu saja niat yang paling utama didasarkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dirikan Qiyamul Lail
Dalam lelapnya tidur, bangunlah di sepertiga malam untuk bermunajat kepada Yang Maha Kuasa.
Setiap ada keinginan dan impian tertentu, sampaikan kepada Allah lewat sholat hajat dan tahajud.
Keinginan apapun jika Allah menghendaki maka akan terasa mudah dalam meraihnya.
Namun sekeras apapun kita mencoba, jika Allah belum berkehendak maka sabar harus kita tingkatkan.
Dari sini kita juga memahami arti dan penerapan makna kata biidznillah dalam meraih cita-cita.
Tetapkan Target
Ada masanya saat kita berjuang dan terus belajar tiba-tiba perasaan menyerah itu datang menggeluti.
Boleh beristirahat sejenak namun jangan berhenti.
Keep going, jangan terlalu lama bersemedi, karena akan sulit menemukan titik yang tepat untuk memulai kembali.
Untuk menghindari perasaan tersebut datang tetapkan target dan berkomitmenlah pada diri sendiri.
Caranya buatlah jam belajar per hari, atur setiap waktu yang kamu gunakan untuk menghafal, murajaah, makan, mandi, sholat dan lain sebagainya
Berikan satu hari sebagai jeda untuk memanjakan otak agar tidak terlalu lelah.
Dalam seminggu kamu bisa menyisihkan satu hari untuk bersenang-senang dan mengapresiasi diri.
Gunakan Metode Belajar Audio-Visual
Bidang apapun yang kamu sedang tekuni saat ini, menggunakan metode belajar audio-visual adalah pilihan yang menarik.
Kadang adakalanya kita bosan membaca buku dan berhadapan dengan tulisan saja, sekali-kali gunakan metode listening untuk murajaah.
Metode ini tentu sangat membantu daya ingat semakin tajam.
Selain itu metode visual seperti membuat gambar atau maping materi yang akan dipelajari juga pasti menyenangkan.
Atau bisa juga dengan berlatih menulis kembali materi-materi yang sudah kamu hafalkan di luar kepala dalam jurnal harian.
Hindari Maksiat
Jika dari tadi kita membahas tips dan cara real, kali ini adalah tips dari dalam hati.
Selain niat yang tulus hindarkan pikiran, hati, pandangan mata, dan perbuatan dari hal-hal berbau maksiat.
Selain dilarang agama, mendekati maksiat sama saja dengan menghapus daya ingat pada materi pelajaran.
Maka dari itu jagalah selalu hati dan niat tulusmu, semoga Allah selalu memudahkan setiap langkah orang-orang yang berjuang mewujudkan impiannya, Man Jadda Wajada!
Doa Orang Tua
Hal terakhir ini tentu saja tidak boleh terlewatkan, sekeras apapun usaha yang telah kita lakukan namun jika tidak memperoleh ridha’ orang tua maka semua sia-sia saja.
Ridha’ Allah terdapat pada ridha’ kedua orang tua.
Jadi jangan lupa untuk meminta doa restu Ibu dan Bapak.
Diskusikan rencana dan masa depan yang akan kamu pilih, doa orang tua menjadi jalan mempermudah kita meraih mimpi.
Pada akhirnya pepatah Arab kuno Man Jadda Wajada ini sudah menjadi kalimat motivasi yang diterapkan oleh banyak umat di seluruh dunia.
Tak hanya oleh umat muslim namun kalimat ini juga dikenal oleh non-muslim hingga ke benua Eropa sana.
Kalimat tersebut dijadikan sebagai formula atau pembangkit semangat untuk meraih kesuksesan.
Semoga bermanfaat.
Originally posted 2021-08-29 20:13:39.