Alat Ukur Tidak Baku Beserta Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Alat ukur tidak baku biasanya digunakan untuk mengukur dikala alat yang standar tidak ada. Pada dasarnya, alat ukur yang standar merupakan unit yang diterima secara global dan lebih sering digunakan oleh semua masyarakat daripada yang tidak baku.


Alat Ukur Tidak Baku


Misalnya saja penggaris, yang merupakan alat ukur standar untuk panjang dimana terdapat skala dalam sentimeter dan inci. Itu dikeluarkan oleh organisasi standar dan dapat diterima di seluruh dunia.

Sementara alat ukur tidak baku merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok orang di wilayahnya masing-masing. Contohnya, jika seorang murid diminta gurunya untuk mengukur panjang meja belajarnya. Ia bisa menggunakan ubin atau jengkal tangan untuk menggantikan penggaris.

Contoh Alat Ukur Tidak Baku

Kita dapat menemukan sejumlah alat ukur tidak baku yang dipakai sehari-hari, seperti membuat satu liter teh dengan memakai ukuran cangkirnya. Misal satu cangkir memuat 250 ml, berarti dia harus memasukkan air sebanyak 4 gelas untuk dapat membuat 1 liter air.

Contoh lainnya ketika surveyor tanah mencari tahu luas sebuah komplek yang berisi 10 rumah. Diketahui masing-masing rumah memiliki luas sekitar 1000 m². Sehingga luas komplek tersebut dapat diketahui sekitar 10.000 m² karena 10 x 1000 m².

Ada contoh pengukuran tidak baku lainnya yang juga sering digunakan, yakni soal jarak. Terkadang orang memperkirakan jarak dengan banyaknya langkah yang mereka gunakan.

Misal, setiap langkah mencakup 2,5 kaki dan seseorang telah menempuh jarak sepanjang 10 langkah, maka jarak yang ditempuhnya sekitar 25 kaki. Nah, seperti yang kita ketahui, satu kaki panjangnya sekitar 30,5 cm. tinggal kali saka 25 kaki dengan 30,5 cm untuk mendapat satuan baku.

Mengukur dengan Alat Non-standar

Panjang atau Tinggi

Mari kita ambil contoh bahwa di dalam sebuah kelas terdapat 30 siswa dimana siswa tertinggi adalah Budi dan siswa terpendek adalah Udin. Dapat disimpulkan bahwa siswa lainnya lebih pendek dari Budi atau lebih tinggi dari Udin.

Berat

Suatu saat kamu menemukan timbangan pasar. Kemudian kamu ingin mengukur berat rambutan sebanyak 1 kilogram. Sayangnya pada timbangan pasar itu tidak ditemukan anak timbangannya. Lalu bagaimana cara kalian memimbang rambutan sebanyak sekilo?

Caranya gampang, tinggal cari saja produk kemasan dengan berat 1 kilogram, entah itu beras, sereal, atau susu. Taruh kemasan dengan berat 1 kilogram tadi di bagian tempat menaruh anak timbangan dan isi bagian timbangan dengan rambutan hingga timbangan pada posisi seimbang.

Bisa juga mengukur dengan batu bata. Satu batu bata biasanya memiliki berat sekitar 3 kg. Tanpa menggunakan timbangan rasakan saja berat benda apakah sama dengan saat sedang membawa batu bata. Bila sama kemungkinan berat benda tersebut juga sekitar 3 kilogram.

Waktu

Jika suatu saat kalian sedang berpergian dan tidak membawa jam atau kehabisan baterai ponsel, pakailah cara berikut untuk mengetahui waktu. Jam adalah alat ukur waktu, tapi saat tidak ada jam matahari dan bintang pun bisa memberi tahu tentang waktu.

Kalian tidak perlu menjadi anak pramuka terlebih dulu untuk bisa mengetahui waktu lewat bintang dan matahari. Membaca matahari cukup simpel kok. Saat matahari berada ditengah-tengah atau atas kepala kita persis, maka itu waktu siang hari bolong.

Sedangkkan untuk bintang bisa membantumu membawa waktu di malam hari. Orang-orang di Kanada sering memakai ukuran waktu ini saat sedang camping. Bintang Biduk dan Polaris adalah sirkumpolar yang berarti mereka selalu ada di atas cakrawala langit malam.

Dengan polaris sebagai pusatnya, kita bisa mendapatkan perkiraan kasar jam larut malam. Untuk menemukan Polaris, lacak garis imajiner yang memanjang dari dua bintang terluar di mangkuk Biduk. Garis tersebut bertindak sebagai “jarum jam” dari bintang.

Itulah sedikit gambaran mengenai alat-alat ukur tidak baku yang biasa digunakan jika tidak ada alat ukur standar.

Tinggalkan komentar